10- Band sekolah

200 35 0
                                    

"WHAT THE HELL?!"

Gamal menghela napas berat, telinganya hampir saja tuli akibat teriakan Nathan.

Siang ini setelah ia pulang sekolah, Gamal mengunjungi cafè Nathan lagi. Gamal menunjukkan luka sayatan yang ada di punggung atas sebelah kanan. Luka sayatan itu cukup panjang.

Gamal mengancingkan lagi seragamnya setelah menunjukkan lukanya, ia beralih menatap ke arah Nathan yang duduk di sampingnya.

"Kok bisa?"

Gamal mengangkat kedua bahunya. "Entahlah."

"Mencurigakan. Gimana bisa kejadian kaya gitu sih?"

"Orang nyasar, mereka pikir gue orang yang mereka cari."

"Hah?"

"Lo gak akan laporkan mereka ke polisi apa?"

Gamal diam sebentar. "Bukannya kalau gue laporkan ke polisi mereka bakal ketemu gua lagi. Pasti bakal berlanjut."

Nathan menghela napas panjang, ia memasang wajah khawatir.

"Kalau gitu, gue buatkan kopi kesukaan Lo. Latte."

Gamal mengangguk pelan sementara Nathan langsung bangkit dan menuju arah dapur cafè.

Gamal melihat ke ponselnya, sebuah notifikasi masuk. Gamal lupa, hari ini ia ada latihan band.

5 menit kemudian, Nathan kembali dengan segelas latte hangat, ia lalu menaruhnya di hadapan Gamal.

"Ngomong-ngomong, gimana?"

Gamal menyeruput tipis kopinya lalu melihat ke arah Nathan, berupaya menangkap maksud perkataan cowok itu.

"Gimana apanya?"

"Katanya Lo mau ketemu si pemilik akun itu, apa nama akunnya? @tomorrow?"ucap Nathan ingat tak ingat.

"Masih gue usahakan. Dia udah baca DM gue tapi

belum dia bales."

"SERIUS?!"sentak Nathan hampir saja membuat Gamal menenggak habis kopi panas itu saking kagetnya. "Wah, keren. Berarti Lo ada kesempatan buat ketemu dia."

"Entahlah."

"Tapi..."Nathan berdeham panjang, cowok itu mengakup wajahnya dengan satu tangan, menatap Gamal intens.

"Kenapa Lo pengen banget ketemu dia?"

-oOo-

Para siswa anggota band SMA Mentari sudah datang dan ngobrol-ngobrol santai di ruang musik. Beberapa dari mereka terlihat memasang wajah suram, sepertinya ada masalah.

Gamal masuk, tatapan menyedihkan itu menyambut kedatangannya. Namun Gamal tak memperdulikan, ia mengambil tempat duduk disamping Vino.

"Kenapa?"tanya Gamal, mulai tak nyaman ditatap

seperti itu.

"Mal... "Vino menoleh, menatap satu persatu anggota lainnya untuk sekedar menyakinkan dirinya apakah ia harus memberitahukannya pada Gamal.

"Diana, dia kena usus buntu, lusa dia baru mau di operasi. Karna sering salah makan, ibunya minta dia berhenti dari ekskul band. Dan itu tandanya kita kehilangan vokalis kita."

Mendengar itu, Gamal langsung diam, kepalanya dibuat pusing seketika. Apakah ia harus mencari penggantinya?

Seorang cowok bertubuh gempal mengacungkan tangannya. "Apa kita nyari pengganti Diana aja?"

Vino menundukan kepalanya, ia menangkup

kepalanya saking pusingnya mendengar berita ini.

"Tapi mana mungkin? Kita kan akan tampil dua bulan lagi,"ucap Vino.

"Bukannya dalam waktu segitu cukup untuk kita cari penggantinya?"tanya Angga.

Vino mengangguk-anggukan kepalanya paham. "Tapi kan Lo tau sendiri, Diana itu satu-satunya yang mau di posisi vokalis. Kaya gak tau aja di sekolah ini susah banget murid-muridnya? Dan lagipula kita perlu latihan panjang."

Angga termenung, ia berupaya mencari jalan keluar.

Ctak!

Angga menjentikkan jarinya.

"Gimana kalau kita rekrut Kirana? Dia kan pernah ikut lomba nyanyi waktu SMP. Kebetulan kelas gue sama kelas dia sebelahan. Siapa tau dia mau,"kata Angga meyuarakan masukannya.

Vino menghela napas berat. "Lo coba ajak dia dulu, kalau dia gak mau kemungkinan besar kita gak jadi lomba di ajang bergengsi itu."

Semuanya mendesah kecewa, namun mau bagaimana lagi? Ini bukanlah hal mereka mau bukan? Semuanya terjadi karena... Takdir.

Gamal menghela napas pelan, ia memikirkan cara lain.

"Apa mungkin gue harus rekrut dia?"

-oOo-

"Wah... Keren... Hoodie Lo sama kaya si cewek misterius itu,"kata Gina.

"Cewek misterius? Maksudnya?"tanya Dara bingung.

"Pemilik akun @tomorrow. Hoodie Lo sama persis kaya yang dia pake."

Dara menatap ke arah hoodienya, sial! Sepertinya ia salah memakai hoodie. Hoodie hijau pastel ini pernah ia pakai di video covernya dua Minggu lalu. Dara merutuki kebodohannya. Bagaimana kalau Gina tahu?

Gina menyenggol bahu Dara, membuat gadis itu tersadar. "Sekarang Lo ngefans juga kan sama dia? Ngaku Lo?"

Dara menyengir canggung, ia mengangguk saja

daripada Gina curiga.

Gina menghentikan langkahnya tiba-tiba membuat Dara mau tak mau juga ikut menghentikan langkahnya.

"Itu ka Vino bukan sih?"tanya Gina menunjuk ke arah

seorang cowok yang berjalan di ujung koridor.

"Iya kayanya,"kata Dara tak yakin.

"Makin ganteng ya, gila. Gue jadi penasaran deh, dia udah punya pacar atau belum."

"Kalau belum emang Lo mau ngapain? Pacarin dia?"

Pertanyaan Dara barusan berhasil membuat Gina menutup mulutnya rapat-rapat. Cewek itu tiba-tiba bertingkah aneh. Apakah dia... Salting?

"Ih apa sih? Gue kan cuma nanya doang, siapa tau dia belum punya pacar gitu."

"Tapi Lo berharap kan?"

"Ya... Ka-kalau bisa ya... Yaudah... Gue akan sujud syukur."

Setelah mengatakan itu Gina langsung berjalan meninggalkan Dara. Dara memperhatikan Gina, gadis itu benar-benar sedang salting.

"Yeu... Dasar Cewek."

Jika saja bukan karena menunggu Gina selesai piket, Dara enggan lama-lama di sekolah. Bukannya berterima kasih, sialnya cewek itu malah meninggalkan Dara.

"Gina tungguin gue!"seru Dara.

-oOo-

"Nih, krim kapalan,"Angga memberikan itu pada Gamal.

"Makasih,"kata Gamal datar.

"Emang ya main gitar lama-lama bisa bikin jari-jari kita kapalan. Mangkanya gue lebih baik belajar drum, meski kaki gue suka pegal-pegal,"kata Angga.

Gamal mengoleskan krim itu pada ujung jemarinya, inilah alasan kenapa ia menanyakan serta sedikit terkejut melihat jari Dara yang sama kapalanya dengan ujung jemarinya.

Namun Gamal semakin berfikir, apakah Dara memang benar-benar bisa bermain gitar? Apakah mungkin...?

"Nih gue belikan kopi buat kalian."

Kedatangan Vino membuat lamunan Gamal bubar, ia menyingkirkan jauh-jauh dugaannya itu. Mungkin hanya kebetulan saja.

-oOo-

Part ini udah kehapus, untung aja sempet screenshot jadi masin bisa diselamatkan:((

Tomorrow (COMPLETED)Where stories live. Discover now