EXTRA PART 2

3.1K 101 46
                                    

Jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian semua 🙏

Happy Reading...

***

Keesokan paginya mereka semua sudah berada di rumah sakit, mereka semua sudah tau bahwa Luna akan pergi ke luar negri untuk pengobatan dan kabarnya Luna akan mendapatkan donor jantung dari seseorang. Entah apa motif orang tersebut mau mendonorkan jantungnya untuk Luna.

Raga yang baru saja datang bersama dengan ayah dan bundanya, seketika langsung mematung melihat Angga yang sudah sangat rapi dengan membawa sebuah koper, dan kini mata Raga melihat kearah ruangan Luna yang terbuka lebar perasaannya sekarang tak enak, dengan cepat ia berlari ke ruangan Luna.

"Mana Luna?" Ucap Raga pada mereka semua.

Mereka semua terdiam tidak tau harus berkata apa dengan Raga sekarang.

"Gue bilang mana Luna!" Emosi Raga.

"Luna sudah di bawa ke Singapura," gumam Rio.

Raga menatap tajam kearah Rio disana.

"Sorry gue gak ngasih tau lo," ucap Angga.

Dengan sangat emosi Raga mencengkram kuat kera baju Angga.

"Kenapa lo bawa pergi Luna," geram Raga sambil menatap tajam kearah Angga. "Kenapa!" Marah Raga. "Lo mau misahin gue sama Luna ah!" Emosi Raga. "Bahkan lo gak ngasih gue kesempatan buat ngelihat Luna yang terakhir kali," lirih Raga.

Lisa yang melihat anaknya itu langsung memisahkan Raga.

"Bang kamu gak boleh kaya gini," ujar Lisa sambil melepaskan tangan Raga dari baju Angga.

"ARGHHH! LUNA!" Teriak Raga perlahan tubuhnya merosot kebawah. Raga mengusap wajah.

"Bang kamu gak boleh kaya gini, ini semua demi Luna," Gumam Lisa sambil mengusap lembut wajah Raga. "Emang kamu gak mau lihat Luna sembuh," kata Lisa.

Raga menatap bundanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Raga memeluk tubuh Bundanya.

"Mereka jahat Bun, mereka semua gak bilang sama Raga," Isak Raga.

Lisa membiarkan Raga menangis, sedangkan Angga, Anya dan Bunga sudah pergi untuk menyusul Luna di Singapura.

****

Jam tujuh malam kini Raga berada di teras kamarnya. Ia sedang menenangkan pikirannya, ia termenung memikirkan mengapa mereka melakukan semua itu tanpa sepengetahuan dirinya, ia tahu ini semua demi kesembuhan Luna. Tapi kenapa mereka tidak memberitahunya.

"Kenapa lo nyiksa gue dengan cara kaya gini Lun," Gumam Raga dengan mata tertutup.

"Mungkin itu karma buat lo," sahut Eza tiba-tiba. Raga tak tau sejak kapan Eza berdiri disampingnya. "Karma karna lo selalu nyakitin perasaan Luna," lirih Eza.

Raga yang mendengar itu langsung membuka kedua matanya, dan membenarkan posisi duduknya.

"Iya, ini karma buat gue karna selalu nyakitin hati Luna," tutur Raga sambil membuang napasnya perlahan. "Ternyata sesakit ini rasanya ditinggal dengan orang yang kita sayang, gue ngerasa seperti ada yang hilang dalam hidup gue Za," gumam Raga.

Eza melirik kearah Raga. "Siapapun nggak ada yang mau merasakan kehilangan, tapi semua dituntut untuk merasakan itu, siap gak siap rasain sakitnya," ucap Eza.

"Kemarin gue mimpi Luna pergi dari dunia ini," kata Raga. "Tapi gue bersyukur itu cuman mimpi," lanjutnya.

"Lo tau gak, perpisahan yang paling menyakitkan itu apa? ketika udah beda alam, bahkan mungkin lo gak bisa ketemu lewat mimpi," seru Eza. "Seperti yang gue alami, gue bahkan gak bisa ketemu Alya lewat mimpi gue. Lo tau rasanya gimana?" Eza menatap kearah Raga yang menatapnya balik. "Sakit Ga, sakit banget sampai detik ini pun gue ngerasain sakirnya," ucap Eza.

Dear Luna (SELESAI)Where stories live. Discover now