25 - Demam

921 46 26
                                    

Jangan lupa vote and komen ...

Happy reading ...

Brakkk

"Luna," ujar Rani. "Lo nggak papa kan?" tanya Rani yang langsung menghapiri Luna, dan Luna hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Raga lo juga disini," kata Adit.

"Siapa yang ngunci'in lo berdua disini," lirih Angga.

"Udah dong introgasinya nanti aja, kasihan nih Luna," ucap Rani.

Raina hanya diam melihat Luna, ia merasa kasihan dengan Luna ingin rasanya ia memeluk Luna dalam kondisi kaya gini tapi terhalang dengan egonya dan memilih untuk diam.

"Sekarang kita pulang," sahut Angga.

"Gue bantu," kata Rani yang langsung merangkul pundak Luna.

Mereka semua memutuskan untuk pulang, di koridor Luna yang di rangkul olah Rani sedikit melirik kearah Raina yang dari tadi hanya diam, Luna pun mencoba untuk membuka suara terlebih dahulu.

"Lo masih marah ya sama gue," ujar Luna yang melihat kearah Raina. "Sampai kapan lo diamin gue," sambungnya sambil menghentikan langkahnya.

Raina hanya diam sambil mengalihkan pandangannya kearah lain sedangkan Rani ia hanya diam dan tak mau ikut campur dalam masalah kedua sahabatnya ini.

"Raina," panggil Luna sambil memegang tangan raina. "Gue terimakasih banget karna lo sudah peduli banget sama gue. Lo marah kalau gue selalu nyakitin diri gue sendiri, gue beruntung banget punya sahabat kaya lo. Gue janji gue nggak bakal nyakitin diri gue lagi, maafin gue ya, gue nggak bisa lihat lo diamin gue terus," kata Luna dengan mata yang berkaca-kaca.

Raina Langsung melihat tangannya yang dipegang oleh Luna. Ucapan Luna benar-benar membuat Raina sedih dan Langsung membuat Raina menangis dan memeluk Luna.

"Hikss ... iya gue maafin lo," ucap Raina yang langsung memeluk tubuh Luna. "Lo jangan nangis dong... kan gue ikutan nangis juga hikss...," lanjutnya yang masih memeluk Luna.

"Lo beneran maafin gue," kata Luna yang melepaskan pelukan Raina.

"Iya gue maafin, maaf juga kalau kemarin bahasa gue agak kasar sama lo," ucap Raina.

"Iya nggak papa kok," jawab Luna sambil tersenyum tipis.

"Nah gitu dong... kan gue senang lihat dua sahabat gue baikan lagi," sahut Rani sambil tersenyum pada Luna dan Raina.

"Aaaa berpelukan," rengek Raina yang langsung memeluk Luna dan Rani.

"Astaga Raina nggak napas nih gue," ucap Rani yang masih dalam pelukan Raina sedangkan Luna hanya tersenyum.

Luna, Rani, dan Raina mereka bertiga masih asik berpelukan sampai-sampai ia tak sadar kalau dari tadi Adit dan yang lainnya sedang menunggu mereka di parkiran.

"Bener-bener nih orang malah peluk-pelukkan lagi disana, nggak tau apa dari tadi gue nunggu," gumam pelan Adit yang melihat Luna, Rani dan Raina sedang berpelukan. "Woi! Lagi main drama lo disana, malah peluk-pelukan lagi. Gue dari tadi nungguin lo bertiga tau nggak lo!" teriak Adit di ujung koridor sekolah.

Luna, Rani , dan Raina yang mendengar suara teriak Adit langsung melepaskan pelukkan mereka dan langsung menghampiri Adit yang masih berdiri di ujung koridor sekolah.

"He-he-he, sampai lupa kalau mereka nungguin kita," ujar Raina sambil cengegesan.

"Yaudah kita pulang," kata Luna.

"Lagi syuting drama lo disana," ocehan Adit.

"berisik lo!" balas Raina yang langsung melewati Adit begitu saja.

Dear Luna (SELESAI)Where stories live. Discover now