60 - Terlanjur Cinta

729 55 13
                                    


Happy Reading...

Flashback on

Malam puncak Festival sekolah tepat dimana Luna sudah mengetahui segalanya, Feli dan Raga masih berada di sana, Raga mengacak rambutnya frustasi.

"Arghhh! Semuanya gara-gara lo tau nggak!" Bentak Raga pada Feli.

Feli terkesiap mendengar bentakan Raga dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, Feli merasa takut melihat Raga yang sedang marah padanya.

"Kamu kenapa sih salahin aku terus," lirih Feli.

"Semuanya emang salah lo! Kenapa lo kembali setelah lo pergi jauh!" bentak Raga lagi.

"Aku kembali buat kamu Raga," gumam Feli. "Aku tau kamu masih sayang, dan cinta sama aku, makanya aku kembali buat kamu. Aku mau kita mulai dari awal lagi," lanjutnya.

Raga tersenyum kecut mendengar ucapan Feli barusan.

"Kembali," tutur Raga. "Setelah apa yang lo perbuatan ke gue, dengan gampangnya lo bilang mulai dari awal," kata Raga lagi. "Lo gak tau gimana tersiksanya gue, setelah lo selingkuin gue, dan lo pergi tinggalkan gue. Gue hampir gila Li, gue ugal-ugalan dijalan, bahkan gue ke bar setiap hari untuk ngelupain lo," lanjut Raga.

"Maaf Ga, aku janji nggak bakal ninggalin kamu lagi,"

"Basi!" ucap tajam Raga. "Satu hal yang harus lo tau, gue nggak cinta lagi sama lo," lanjut Raga lalu pergi meninggalkan Feli begitu saja.

"Nggak mungkin! aku tau kamu masih cinta sama aku!" teriak Feli.

Raga sempat menghentikan langkahnya, setelah mendengar ucapan Feli, Raga kembali melanjutkan langkahnya. Raga benar-benar meninggalkan Feli sendirian di sana, Raga tak pulang kerumahnya ia malah pulang ke apartemennya untuk menenangkan pikirannya.

Jam menunjukkan pukul satu malam, tapi ia tak kunjung tidur, padahal besok ia harus berangkat ke sekolah. Raga malah mendudukkan dirinya di atas kasur sejenak, setelah itu ia berjalan menuju kulkas, mengambil minuman beralkohol, dan langsung meminumnya.

Bukan satu botol wine aja, tapi Raga malah menghabiskan hampir tiga botol.

"Maafin gue Luna," gumam Raga dengan kondisi yang sudah mabuk.

Ketika Raga sedang bergalut dengan pikirannya, tiba-tiba saja bel apartemennya berbunyi, Raga tak bergerak ia hanya melihat kearah pintu saja, setelah itu ia kembali meneguk minuman lagi.

Lagi-lagi bek apartemen Raga berbunyi, kira-kira siapa yang bertamu tengah malam seperti ini, Raga yang muak mendengar bunyi bel, langsung berjalan dengan sempoyongan.

ceklekk

Raga melihat seorang perempuan yang berdiri di depan pintunya.

"Raga kamu mabuk," ujarnya.

Raga mengerutkan keningnya, sambil merusah melihat siapa perempuan itu.

"Luna," lirih Raga dengan pengelihatan yang sedang buram. "Luna maafin gue," kata Raga, dan langsung menariknya dalam pelukannya.

"Raga gu-"

"Maafin gue Lun. Maaf gue nyakitin lo lagi," gumam Raga dengan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Luna,"

Dear Luna (SELESAI)Where stories live. Discover now