57 - Puncak Festival

557 41 2
                                    

Happy Reading...

"Yahh kok hujannya redah sih," kata Raina.

"Mending kita pulang, nanti kan kita balik lagi," ucap Rani.

"Nggak asik banget lo baru juga gue datang," sahut Haikal.

"Lo aja mandi sono sama kecebong!" ngegas Raina.

"Kok ngamok," balas Haikal.

Haikal yang mempunyai muncul ide di otaknya langsung saja melompat sehingga percikan air hujan membasahi wajah Raina.

Byurrr

"YAAAAA HAIKAL!" teriak Raina.

Haikal langsung saja berlari, Raina yang tak terima langsung mengejar Haikal di koridor sekolah.

Sampai tiba-tiba...

Brukkk

"ABAH!!!" rengek Haikal.

Ketika Haikal berlari menghindari kejaran Raina tiba-tiba saja ia terjatuh.

"Mampus! Kualat kan lo sama gue!" ucap Raina.

"Hahahaha!" tawa mereka yang melihat Haikal terpeleset.

"Hiksss Abah pantat Haikal sakit!" rengek Haikal. "Bukannya di bantuin malah di ketawain," sambung Haikal.

Bara dan Bayu langsung saja membantu Haikal disana.

"Lo sih rese," kata Bayu sambil tertawa.

"Gue pulang duluan ya," ujar Luna.

"Oh iya lo hati-hati ya Lun," kata Rani.

Luna menggelengkan kepalanya saja, setelah itu ia dan Raga langsung pergi menuju ke parkiran.

"Kerumah gue dulu," ucap Raga pada Luna.

"Baju gue basah," kata Luna. "Emang mau ngapain?" tanya Luna.

"Bunda marah sama gue," Jawab Raga.

"Karna?"

"Karna nyakitin lo," ucapnya. "Bunda gak mau ngomong sama gue, sebelum gue minta maaf sama lo," lanjutnya.

Luna menganggukkan kepalanya. " Ya udah, tapi gue ganti baju dulu ya," seru Luna.

"Pakai baju gue aja," kata Raga.

Setelah mengatakan itu, Raga langsung saja membawa Luna kerumahnya untuk menemui Bundanya.

"Peluk gue kalau dingin," ucap Raga pada Luna.

Tanpa rasa malu Luna langsung memeluk pinggang Raga, Raga yang merasakan ada tangan yang melilit di pinggangnya hanya tersenyum tipis dibalik helmnya.

Raga mengendarai motornya dengan kecepatan sedang karna cuacanya cukup dingin.

Entah ada angin apa yang merasuki Raga, tiba-tiba saja ia juga mengelus lembut tangan Luna yang melilit di pinggangnya.

Tak butuh waktu lama Raga sudah sampai di depan rumah. Raga yang melihat Luna menggigil kedinginan sambil menggosokkan kedua tangannya, langsung menghampiri Luna dan memberikan Luna kehangatan.

Raga menggosok kedua tangannya lalu menyatukan tangannya pada tangan Luna. "Maaf bikin lo kedinginan," kata Raga.

Luna hanya diam sambil menatap mata Raga yang begitu dekat dengannya. Jantung Luna sedikit berdebar, entah mengapa ia merasakan kenyamanan didekat Raga.

"Masuk," kata Raga. "Gue gak mau pacar gue kedinginan," lanjutnya, dan membuat Luna tersenyum tipis.

Kini Raga dan Luna sudah berada di ruang tamu Raga. Raga yang ingin mengambilkan Luna handuk tiba-tiba langkahnya terhenti lantaran mendengar suara ayahnya.

Dear Luna (SELESAI)Where stories live. Discover now