71. Sisa Rasa

704 43 22
                                    

Jangan lupa untuk vote and komen. Dan jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian!

Happy Reading...

Kini mereka membawa Luna duduk duduk sofa, sedangkan Arka masih mencoba untuk menenangkan Anya.

Rani duduk di sebelah kanan Luna sambil mengobati telapak tangan Luna, sedangkan Raina duduk di sebelah kiri Luna.

"Gue takut Anya Masin benci sama gue," lirih Luna.

"Nggak, gue pastiin Anya gak benci sama lo," gumam Rani, sambil memperbani tangan Luna.

"Udah dong Lun, jangan sedih-sedih terus kan gue ikutan sedih lihat lo," kata Raina sambil memeluk tubuh Luna dari samping.

Tak lama setelah itu Arka keluar dari kamar. Mereka semua langsung melihat kearah Arka.

"Gimana?" Tanya Angga.

"Lagi istirahat," singkatnya.

"Kalau gitu gue pamit dulu, kalau terjadi sesuatu langsung kabarin gue," ucap Arka. "Jagain Anya," lanjut sambil memeluk tubuh Angga.

"Pasti. Thanks udah datang," lirinya.

"Gue sama Adel pamit juga ya," ujar Citra dan Luna hanya menganggukkan kepalanya saja. "Assalamualaikum," salam Adel dan Citra.

"Walaikumsalam," jawab mereka

"hati-hati lo berdua," kata Bayu.

Arka, Adel dan Citra pamit untuk pulang terlebih dahulu. Kini tinggal Rani, Raina, Haikal, Bara, Bayu, Angga, Rio, Argan, serta Eza yang masih berada di rumahnya Luna.

"Lo istirahat," ujar Angga pada Luna.

"Ayo Lun, gue antar kekamar," kata Rani sambil merangkul pundak Luna, di ikuti oleh Raina dibelakangnya.

"Kita pada nginap disini ya Angga," ucap Haikal tiba-tiba. Dan Angga hanya menganggukkan kepalanya saja.

Kini mata Angga beralih menatap kearah Rio yang berdiri tak jauh darinya.

"Lo?" tanya Angga.

Rio hanya diam dengan pandangan yang beralih ke mana-mana. Sepertinya ia juga ingin ikut menginap, tapi ia canggung untuk mengungkapkannya.

"Udah lo nginap di sini aja, besok kan libur," ucap Bara. "Oh iya keadaan nyokap lo gimana? Tanya Bara.

"Nyokap gue masih keritis Bar, gue gak tau apa reaksi nyokap gue kalau dia tau Tante Linda udah meninggal," Gumam pelan Angga.

Bara mengusap bahu Angga. "Lo yang sabar ya Angga," ucap Bara.

Beberapa menit kemudian Rani, dan Raina keluar dari kamar Luna, sepertinya Luna sudah terlelap dalam tidurnya lantaran terlalu banyak menangis.

"Lo kenapa bisa sama Luna," ucap Raina tiba-tiba pada Rio.

"Gue ketemu dijalan,"  kata Rio.

"Lo gak ada niat jahat kan," tutur Raina sami melihat kearah Rio.

"Jelek banget pikiran lo tentang gue," gumam pelan Rio.

"Ya siapa tau lo ada niat jahat,"

"Pikiran lo yang jahat," ucap dingin Rio pada Raina. " Dalam situasi kaya gini masih aja lo berpikiran jelek tentang gue, gila lo!" lanjutnya lalu pergi.

"Raina," tegur Rani sambil menatap Raina.

"Kenapa? Gak ada yang salah kan sama ucapan gue barusan," gumam Raina.

"Udah sekarang lo berdua masuk kamar temani Luna," tutur Angga.

Tak menjawab Raina, dan Rani langsung pergi masuk ke kamar Luna. Sementara itu Haikal, Bara, Bayu, Argan, dan Eza ikut merebahkan tubuh mereka di sofa.

Dear Luna (SELESAI)Where stories live. Discover now