79. Gelap Dan Luka

1K 67 27
                                    

Jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian 🙏

"Air mata akan berbicara jika mulut tak lagi mampu menjelaskan akan rasa sakit hati."

~Putri Luna~

Tembus 50 komentar aku bakal up cepat!

Happy Reading...

****

Disatu sisi Raga, Arga dan Eza kini sudah berada dirumah sakit, sambil menunggu dokter memeriksa keadaan Feli.

Raga mendudukkan dirinya di kursi, sedangkan Arga dan Eza hanya melirik satu sama lain, tak mengerti apa yang terjadi sebenarnya.

Tak lama setelah itu dokter keluar, dengan segera Raga menghampirinya.

"Bisa bicara dengan keluarga pasien," ujar dokter.

"Saya dong tunangannya," kata Raga.

"Bisa ikut keruangan saya sebentar," ucapnya pada Raga.

Raga mengangguk lalu berjalan mengikutinya dari belakang. Sesampainya diruangan dokter menjelaskan kondisi Feli pada Raga.

"Sebelum saya mau bertanya, apakah saudari Feli sedang mengandung?" Tanya dokter.

"Iya dong,"

Dokter mengaguk paham. "Jadi  begini... saudari Feli mengalami keguguran, akibat benturan keras mengenai perutnya, jadi mohon maaf bayinya tidak bisa di selamatkan," jelas dokter.

Raga menghelaskan napasnya kasar sambil mengusap kasar wajahnya.

"Huftt!"

"Dan setelah saya periksa, kemungkinan besar yang menyebabkan saudari Feli keguguran karena dia tel-" ucapannya terputus lantaran ponselnya berbunyi.

"Iya hallo, ok saya kesana sekarang," ucapnya sambil mengakhiri panggilannya.

"Itu aja yang saya dapat sampai, kondisinya saudari Feli juga stabil cuman butuh istirahat saja, ada yang mau di tanyakan?" Ucapnya pada Raga.

"Gak ada dok,"

"Kalau gitu saya permisi duluan, soalnya saya mau periksa pasien yang lainnya,"

Raga hanya menganggukkan kepalanya setelah itu ia berjalan keluar. Arga dan Eza masih berada disana, mereka berdua melihat kearah Raga yang berjalan dengan lesuh.

"Gimana?" Tanya Arga.

"Feli keguguran," jawab lesuh Raga.

Eza yang mendengar itu hanya memutar matanya malas.

Ya bagus itu kan bukan anak lo, - batin Eza.

"Gue masuk dulu," Gumam Raga.

"Gue sama Eza gak masuk ya, mau ngambil tas disekolah," ujar Arga.

Raga mengangguk. "Sekalian barang gue sama Feli," ucapannya.

Sesampainya disekolah Arga memarkirkan mobilnya di depan gerbang sekolah, untung saja gerbang sekolah belum tutup, dengan segera Arga dan Eza mengambil tas mereka. Setelah mengambil tas mereka, dan juga tas Raga dan Feli, mereka berdua langsung kembali ke mobil.

Langkah Eza terhenti lantaran mendengar suara seseorang memanggil namanya.

"Eza!" panggilnya.

"Luna," gumam Eza.

Kini Luna dan Rio sudah berada didepan Eza.

"Gimana keadaan Feli?' Tanya Luna langsung.

Eza dan Arga mengerutkan keningnya, bagaimana bisa Luna mengetahui bahwa Feli masuk rumah sakit.

Dear Luna (SELESAI)Where stories live. Discover now