16 - Gagal

923 70 27
                                    

Jangan lupa vote and komen
.

.

.

Selamat membaca

"Nanti gue ajakin Argan sama Eza," tutur Angga.

"Raga kagak Lo ajakin," ujar Bayu.

"Udah, tapi dia nggak mau," kata Angga.

"Ok, kalau gitu kita cabut dulu, sisanya biar anggota OSIS yang ngurus," ujar Adit dan langsung pamit diikuti oleh Bara dan Bayu.

Disini Luna sedang duduk sendiri, pikirannya selalu saja dipenuhi Dhita, mengapa Dhita tidak mengabaikannya sampai sekarang itu yang bada di dalam kepala Luna sedang, Luna merasa Dhita menghindarinya, ia pun memutuskan untuk menghubungi Dhita terlebih dahulu.

"Hallo," ujar Luna.

"Iya hallo, kenapa Lun tumben nelpon," kata Dhita.

"Gimana kabar Lo?" tanya Luna.

"Baik, makasih udah nolongin gue, dan maaf kemarin gue nggak pamit dulu sama  Lo," ucap Dhita.

"Iya sama-sama, emm gue mau nanya," kata Luna.

"Nanya aja, nanti gue jawab sebisa gue," jawab Dhita.

Sebenarnya Luna ingin menanyakan tentang kejadian yang kemarin, tapi ia berfikir untuk tidak menanyakannya sekarang, terlebihnya ia tidak mau memikirkan macam - macam pada sahabatnya itu.

"Lun," tak ada jawaban. " Luna Lo mau nanya apa tadi,"  kata Dhita.

"Ah iya, gue cuman mau kasih tau kalau sekolah gue dan sekolah Lo ada pertandingan basket,"

"Oh ya, kapan,? kok gue nggak denger informasi apa-apa tadi,"

"Pertandingannya mulai Minggu depan,"

"Ok, sampai ketemu nanti,"

"Iya, gue tutup ya,"

Ketika Luna ingin mengakhiri telponnya, tiba-tiba suara Dhita membuat Luna tidak jadi memutuskan panggilannya.

"Luna," panggil Dhita.

"Iya, kenapa?"

"Apapun yang terjadi nanti, selalu percaya sama gue ya,"

Ucapan Dhita barusan membuat Luna bungkam, apa maksud Dhita berbicara seperti itu, Luna tidak bertanya mengapa tiba-tiba Dhita berbicara seperti itu, akhirnya Luna hanya mengiyakan ucapan Dhita.

"Iya, gue tutup,"

Tuttt tuttt

Luna tak habis pikir kenapa tiba-tiba Dhita berbicara seperti itu, tapi Luna mencoba untuk tidak berfikir yang negatif terhadap sahabatnya itu, ia pun memutuskan untuk tidur.

Jam 06.30 Luna sudah bersiap berangkat ke sekolah.

"Mah, Luna langsung berangkat ya," ujar Luna yang menghapiri mamanya.

"Iya hati-hati kamu,"

Sesampainya di sekolah Luna langsung melihat Raina yang menghampirinya.

"Lun, ayo ikut gue," ujar Raina yang langsung menarik tangannya.

Dear Luna (SELESAI)Where stories live. Discover now