69. Marahnya Anya

904 66 15
                                    

Happy Reading ....

Pikiran Luna kembali tenang dan memutuskan untuk kembali kedalam kamarnya, ketika Luna ingin masuk kedalam kamarnya ponselnya kembali berdering.

"Bella," gumam pelan Luna, dan langsung mengangkat telponnya.

Belum saja Luna menjawab, Luna sudah mendengar suara teriakan dari telpon Bella.

"Bella lo kenapa," panik Luna.

"Lun.. Luna plis tolong gue, gue gak tau harus minta tolong sama siap lagi selain lo, plis tolong gue sekarang," ucap Bella.

"Lo dimana sekarang,"

"Gue disekolah pliss tolong gue cepatan,"

"Gue kesana sekarang," Luna langsung memutuskan panggilannya dan langsung bergegas menuju ke sekolah.

Tak butuh waktu lama Luna sudah sampai di depan gerbang sekolah, dan benar saj gerbang sekolah terbuka, tanpa mikir panjang Luna langsung saja masuk kedalam sekolah.

Sekolah sangat sepi dan gelapnya, hanya di terangi beberapa lampu saja. Luna berlari di koridor sekolah tapi tak kunjung menemukan keberadaan Bella.

"Bella!" teriak Luna.

Sampai pada akhirnya Luna mendengar suara seseorang yang beralih kearahnya.

"Luna tolongin Bella," ucap Karin dengan napas yang terputus-putus.

"Bella mana,"

"Bella ada di kelas,"

Karin dan Luna langsung saja menghampiri Bella dikelas. Kini Luna dan Karin sudah berada di kelas, Luna melihat seseorang yang terduduk di kursi dengan keadaan kaki dan tangan diikat.

"Bella!" Ucap Luna dan langsung berlari menghampiri Bella. "Bel siapa yang gini lo," gumam Luna sambil melepaskan ikatan tali ditangan dan kaki Bella.

Ketika Luna membuka ikatan tali di kaki Bella, tiba-tiba saja Bella mendorong Luna dengan kakinya.

Brukk!

"Aw!" Jerit Luna.

Kini Bella sudah berdiri tepat di depan Luna.

"Tutup pintunya," ujar Bella pada Karin. Karin yang mendapatkan perintah dari Bella langsung menuju pintu.

Luna berdiri sambil mengusap sikutnya yang sakit akibat tergores.

"Bella," gumam Luna sambil menatap Bella. "Lo ngejebak gue," ucap Luna.

Bella melihat kearah Karin yang berdiri didekat pintu, Bella mengangkat kedua alisnya mengisyaratkan kepada Karin untuk mematikan lampunya. Seketika lampu mati dan Luna menutup kedua matanya.

Bella mengambil ponselnya dan menyalakan senter ponselnya, lalu mengarahkan ke wajah Luna.

Bella tersenyum tipis melihat wajah ketakutan Luna. "Gue tau lo takut kegelapan kan. Ehh bukan takut, tapi trauma," gumam pelan Bella.

"Bella gue mo-mohon nya-nyalakan lampunya," ucap gementar Luna. "Bella lo kenapa sih tiba-tiba berubah kaya gini," ucap Luna lagi.

"Gue gak berubah, gue tetep Bella yang dulu. Bella yang selalu ingin melihat penderitaan Luna," kata Bella sambil menarik rambut Luna sehingga membuat kepala Luna keatas.

"Akhh," jeritan Luna. "Gue salah apa sama lo Bel,"

Sebelum melanjutkan aksinya, Bella kembali menyuruh Karin untuk menyalakan lampunya.

"Karin nyalain lampunya," ucap Bella, setelah itu ia kembali fokus kepada Luna. "Gue mencoba untuk baik sama lo. Tapi apa yang lo lakuin ke gue," tutur Bella. "Lagi-lagi lo berbuat lo buat gue sakit hati," lanjutnya sambil menatap Luna dengan tangan yang masih menarik rambut Luna.

Dear Luna (SELESAI)Where stories live. Discover now