17 - Terkunci ditoilet

1K 55 40
                                    

Happy Reading ...

"Gue pilih lo, jadi penganti gue," ujar Rio sambil menatap Raga.

Raga yang mendengar namanya disebut lantas langsung menatapnya kembali.

"Karna lo diam, gue anggap setuju," kata Rio dan langsung pergi.

"Udah ga, kagak usah di pikirin. mending kita langsung latihan aja," ucap Adit sambil merangkul pundak Raga.

***

Luna sudah sampai dirumah, dia hanya diam sambil duduk di tepi kasurnya, ketika ia sedang duduk tiba-tiba ia teringat dengan kejadian tadi malam, mengapa Bella menyuruhnya untuk menemuinya, apalagi Bella membawa nama Dhita, Luna berpikir keras mengapa Bella selalu saja mengganggunya. Kenapa ketika Luna sedang berkelabu dengan pikirannya, tiba-tiba terdengar suara teriakan, suara itu tak asing ditelinga Luna, Siapa lagi kalau buka Raina.

"Luna!" Teriak Raina dari luar.

"Lun, Luna! Lo didalam kan!" Teriaknya lagi.

"Raina kenapa sih lo teriak-teriak," kata Rani.

"Luna lama banget sih bukanya," ucap Raina. "Luna! Buka! Lun, Luna buka!" Teriaknya sambil mengedit pintu rumah Luna.

"Lun-" terpotong Karan tiba-tiba Luna membuka pintu rumahnya

"Kenapa sih teriak-teriak," kata Luna. "Masuk," lanjutnya dan menyuruh Rani dan Raina masuk.

"Sorry, lo sih lama bukanya,"

Mereka sudah sampai di depan tv Luna, mereka bertiga berbincang-bincang sambil memakan beberapa cemilan yang Luna siapa tadi.

"Gue denger-denger katanya Karin udah balik," ucap Raina.

"Tau dari mana?" Tanya Rani.

"Emm, gue denger dari Bella dan Dinda," ucap santai sambil memakan keripik yang ada didekatnya.

"Maksudnya?" Tanya Luna yang bingung dengan ucapan Raina. "Lo nguping," sambung Luna.

"Iya gue ngguping," jawab Raina sambil melihatkan gigi depannya.

"Dasar tukang ngguping lo," sahut Rani.

"Sebenarnya sih tadi gue nggak sengaja lewat depan kelasnya, terus gue lihat Bella sama Dinda gitu lagi ngomong, gue kan curigaan orangnya apalagi sama tuh orang," terang Raina.

"Udahlah gak usah dipikirin," kata Rani.

***

Seperti biasa pukul 06.15 Luna terbaru dan langsung masuk kamar mandi untuk berangkat ke sekolah.

"Mah Luna berangkat ya,"

"Nggak sarapan dulu,"

"Nanti aja disekolah, keburu telat Luna,"

"Ya udah, kamu hati-hati ya,"

"Iya mah, assalamualaikum,"

"Walaikumsalam,"

Luna sudah sampai disekolah, ia melihat teman-temannya di depan gerbang yang sedang menunggu kedatangannya.

Ketika mereka sedang berjalan menuju kelas Luna, Rani, dan Raina berpapasan dengan Bella, Dinda dan Karin, dan tentunya mereka pasti akan membuat obat dulu seperti biasanya.

"Eee ada si cabe," sindir Bella yang sudah ada di depan Luna, Rani, dan Raina.

Seperti biasa Luna hanya diam, dan tak ada niatan untuk membalas ocehan Bella yang tak penting itu, tapi beda dengan Rani dan Raina mereka berdua sedikit tidak suka mendengar perkataan Bella barusan.

Dear Luna (SELESAI)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora