61 - Terkuak

751 46 5
                                    


Jangan lupa vote and komen!

Happy Reading...

"Dasar cewek ga-"

Tiba-tiba saja tangan Feli ditahan oleh Lisa.

"Stop! Saya gak suka perempuan kasar kaya kamu!" sentak Lisa lalu melepas kasar tangan Feli.

"Bun-"

"Jangan panggil saya Bunda!" kata Lisa lagi. "Sekarang kamu pergi dari sini," ucap pelan Lisa.

"Tapi aku mau lih-"

"Pergi atau jangan pernah ketemu anak saya lagi!" tungkas Lisa.

Tanpa berkata apa-apa lagi Feli langsung pergi. Luna hanya diam, sambil mengusap pipinya yang masih terasa perih.

Lisa mengusap pipi Luna. "Kamu nggak papa Nak," ujar Lisa, dan Luna menggelengkan kepalanya saja.

"Luna," panggil Haikal. "Mending lo pulang deh sekarang, Angga nelpon gue mulu, pasti lo dicariin," kata Haikal.

"Tapi gue-"

"Kamu pulang aja, kasihan Mamah kamu nungguin," sahut Kevin.

"Iya kamu pulang aja, nanti bunda kabarin kalau Raga udah sadar," ucap Lisa juga.

"Iya kalau gitu Luna pamit dulu, assalamualaikum," ucapnya sambil mencium tangan Lisa dan Kevin.

"Gue antar Luna dulu," kata haikal.

"Gue aja yang antar Kal, sekalian gue mau balik sebentar," ujar Bayu.

"Ya udah, jangan lupa balik lo,"

Akhirnya Bayu mengantar Luna pulang, jam menunjukkan jam Pukul setelah sepuluh malam, dan mereka masih menunggu kabar dari dokter.

Sampai pada akhirnya pintu ruangan Raga terbuka, dan menampilkan seseorang dokter.

"Gimana dok keadaan anak saya," ucap Lisa yang langsung menanyai dokter.

Dokter menarik napasnya perlahan."Huftt.. pasien kritis, dan banyak mengeluarkan darah," ucap dokter.

"Jadi anak saya butuh golongan darah Dok, darah saya aja Dok," ucap cepat Lisa.

"Bisa," gumamnya. "Tapi...," Kata dokter yang menggantungkan ucapannya.

"Tapi apa Dok," lirih Kevin.

"Ginjal anak anda rusak, dan harus di operasi," ucap dokter. "Pisau yang menancap di Perutnya sangat dalam, dan itu membuat ginjalnya terluka," lanjutnya.

Degg!

Seketika tubuh Lisa merosot kebawah, dengan air mata yang berlinang, dan Kevin yang berbeda di samping Lisa langsung menahan tubuh Lisa.

Bukan hanya Lisa dan Kevin saja yang terkejut, tapi Argan, Haikal, dan Bara juga ikut terkejut mendengarnya. Lantas bagaimana dengan Eza? Sama dengan yang lainnya, bahwa ia lebih terluka melihat sahabatnya terbaring lemah disana, dan Eza benar-benar akan lebih bersalah setelah ini.

"Hikss.., Yah anak Bunda di dalam," tangis Lisa yang kini sudah pecah.

"Bun... Bunda tenang dulu," gumam Kevin sambil mengusap lembut bahu istrinya itu.

"Dok tapi anak saya bisa selamat kan," kata Kevin.

"Bisa," ucapnya. "Asalkan ada seseorang yang mau donorkan ginjalnya untuk anak Anda. Kalau gitu saya permisi," sambungnya lalu pergi.

Setelah dokter mengucapkan kalimat itu, tiba-tiba saja Lisa pingsan, untung saja dengan cepat Kevin menangkap tubuh istrinya itu.

"Bunda," gumam Kevin sambil menepuk pelan pipi istrinya.

Dear Luna (SELESAI)Where stories live. Discover now