[Spesial Episode III]

366 85 5
                                    

Pat!

Sebuah lingkaran sihir sedang bersinar di tengah ruangan. Sharley mendongak dari tugas-tugasnya, mengambil surat dari lingkaran sihir. Dia sudah terbiasa dengan itu, karena itu seringkali datang bahkan saat dirinya tidur.

Sebuah nama tertera di punggung surat, yang tanpa lambang kerajaan itu. Sharley memahami ketidakinginan pengirim surat menggunakan cap kerajaan yang dinilai sangat berharga. Itu ialah surat pribadi, sehingga tak membutuhkan cap kerajaan.

Lamia Alerian.

Dialah pengirimnya. Dialah yang sering mengirimkan surat pada Sharley, hampir setiap minggu. Yang kedua, itu sudah sangat diduga. Siapa lagi kalau bukan si harimau putih bucin. Sharley juga tak pernah menyangka jika Luca bisa berubah seperti itu. Ia tidak tergila-gila dengan Sharley, tapi selalu berusaha memberikan perhatian dan hadiah-hadiah seperti cokelat, bunga, pedang suci, dan lain-lain.

Sharley menyeringai. Asher selalu berkata ingin mencabik-cabik Luca saat bertemu nanti. Dia berpikir apakah itu benar-benar akan terjadi.

Sharley membuka surat, mencium aroma familier. Tulisan tegak bersambung Lamia serapi tulisan nona-nona bangsawan lain. Dia membaca dengan senang.

Halo Sharley, bagaimana kabarmu sekarang? Tidak terasa sudah cukup lama sejak kak Rezvon meninggal. Aku harap kau sudah baikan, aku selalu memikirkanmu setiap waktu.

Aku mengirim surat ini karena ada kabar bahagia. Aku berharap kau mau datang ke sini, karena aku sudah melahirkan. Itu terjadi tadi malam saat pukul delapan. Aku baru bisa mengabarimu sekarang, maaf.

Apakah kau tak ingin melihat wajah sepupumu?

Aku benar-benar berharap kau datang. Sebab, kau tak pernah berkunjung lagi sejak hari itu.

Sharley menarik sudut bibirnya. Dia menatap langit yang mendung dan menghela napas berat.

Itu benar.

Dia tak pernah berkunjung, sejak pemakaman ayahnya. Itu sudah berbulan-bulan yang lalu.

🌙🌙🌙

"Kami memberi hormat pada Putri Sharley! Semoga Anda selalu dinaungi dan dilindungi oleh Yang Maha Kuasa!" Jejeran prajurit menunduk hormat dan mengangkat tombak mereka. Karpet merah terbentang, terhenti di undakan tangga tinggi di istana utama.

Di bagian terdepan, adalah sosok yang membukakan portal. Harimau besar yang sanggup memberi begitu besar tekanan sampai membuat orang lain pingsan ketakutan. Ia memiliki surai megah, lembut, dan sangat bersih. Dua taring besar mencuat dari mulutnya dan terjulur sampai ke rahang. Matanya berwarna merah darah, tampak mengerikan sekaligus menawan. Ekornya melambai-lambai pelan begitu gadis berambut cokelat itu muncul.

Sharley mendesah. Dia tak mengharapkan penyambutan megah ini. Dia akan menghantam kepala siapapun yang membuat ini. Dalam hal tersebut, Lamia sendirilah yang membuatnya. Jadi lebih baik Sharley tak tahu.

Gaun panjangnya dengan lembut menyentuh karpet. Sarung tangan sepanjang lengan bawahnya berwarna putih. Rambutnya diikat kuda dan diberi berbagai perhiasan. Sharley bergerak tak nyaman, dia sudah lama tak berada di sini. Semuanya tampak sama. Sharley sangat yakin sebagian besar paviliun kosong, tapi tak ada kesan-kesan suram dari paviliun tersebut. Paviliunnya sendiri dibiarkan kosong.

Tidak ada yang berubah. Sharley tersentak karenanya. Noctis telah kehilangan tiga Alerian sekaligus. Dirinya, Rezvon, dan Al. Hanya ada satu Alerian di sini, tapi ada banyak pilar-pilar baru yang menopang. Pilar-pilar itu ialah Luca, Farnoth, Jeremy, dan empat spirit. Pilar-pilar ini berjuang mempertahankan Noctis yang tak memiliki raja resmi. Pilar-pilar yang membuat semua orang semakin menundukkan kepala mereka pada Noctis.

The Eternal Country (4) : The Being of Darkness (√) Where stories live. Discover now