XVI. Para Wakil Masing-masing Kerajaan

322 84 1
                                    

Tubuh serigala Cleon dibaringkan ke kasur. Healer datang dan segera menyembuhkannya. Cleon dalam keadaan pingsan, mendengkur pelan seolah tak terjadi apa-apa. Asher menemani remaja itu di balai yang beruntungnya terselamatkan dari kebakaran.

Sharley mengawasi kota dari langit dengan Pegasus, bersama Rezvon yang telah berganti baju. Netra Sharley memperhatikan nelangsa kota Caelum. Memang tak semuanya terbakar, tapi tetap saja kejadian ini kelewat parah. Dalam sejam saja, api merambah hingga seperempat kota dilalap.

Kepala Sharley pening. Banyak sekali kerugian dari kejadian ini dan dia akan semakin sibuk. Sungguh, dia memilih ikut dalam misi kerja sama spirit saja dibanding tenggelam dalam tumpukan dokumen.

Dia memalingkan wajah, ke tempat naga-naga dimasukkan ke kerangkeng besar sementara naga yang mati dikubur. Naga-naga itu mencakar-cakar kerangkeng, menoleh bingung. Orang-orang di sekitar memaki mereka, seketika mereka mendesis galak. Mata mereka sarat kebingungan dan kemarahan. Seperti ingin menghancurkan sesuatu tapi bingung harus yang mana. Alhasil, mereka memilih menghancurkan segalanya.

"Kenapa mereka menyerang?" guman Sharley. Rezvon sanggup mendengarnya.

"Habitat mereka hancur, Sharley. Dengan banyaknya bencana alam, para hewan akan kebingungan. Mereka tak punya tempat tinggal, akhirnya menyerang pemukiman. Situasi benar-benar riskan, kita bahkan tak menyangka naga akan menyerang juga. Aku harus memarahi pasukan keamanan yang tak becus dalam hal ini. Mendepak ketuanya." Rezvon menggerutu.

Mereka terbang di sekitar hutan yang cukup jauh dari Caelum. Hutan itu terkena longsor, tanahnya amblas dan sangat beresiko berada di sekitar. Sharley terbelalak. Tampak sarang besar dari jerami tertimbun longsor. Telur-telur pecah, dan bayi-bayi naga mati tertimbun longsoran.

Mereka menukik turun. Sharley melompat dari Pegasusnya, mendekati mayat naga dan menyingkirkan timbunan. "Sudah berapa banyak penyerangan yang terjadi di Hyacintho?"

Bayi naga itu mungkin baru berusia dua minggu. Mayatnya meringkuk seperti kedinginan, ekornya patah dan sekarang entah di mana. Kulitnya memar di berbagai tempat. Sementara semut memakan mayat itu dengan rakus. Sharley meringis, langsung pergi karena tak sanggup melihat pemandangan itu.

"Belum terlalu. Tapi angkanya akan meningkat tiap hari. Sebagian besar hewan berhasil dihadapi oleh pasukan, dibius, dan dimasukkan ke penangkaran. Nantinya akan ada rehabilitasi hewan. Tapi untuk naga ... sulit dipercaya. Selama ini cuma hewan biasa yang menyerang."

Sharley berbalik, menghadap ayahnya yang lelah. "Bukan cuma naga, tapi hewan seperti Wyvern juga akan menyerang! Keamanan harus diperketat!"

"Aku sudah menyuruh Elozeir untuk mengkoordinasi itu. Jumlah pasukan kerajaan saat ini cukup untuk menghalau serangan hewan."

Sharley mengusap wajah, mendadak teringat sesuatu. "Yah, baguslah kalau begitu. Aku juga sudah mendengar kalau semua lokasi para spirit telah ditemukan." Dia lompat ke Pegasus, mengikuti Rezvon yang kembali ke kota. Sharley mencengkeram tali kekang dengan erat, berharap ada apa saja yang bisa mengalihkan pandangannya dari kota yang terbakar.

Rezvon turun di balai perawatan yang penuh dengan korban kebakaran. Orang-orang menunduk hormat begitu mereka lewat. "Benar. Lusa kita akan menggelar pertemuan. Masing-masing kerajaan akan memilih perwakilan untuk ikut dalam misi. Kalian bertiga tentu ikut serta. Aku sudah meminta hal itu secara pribadi, mereka setuju-setuju saja. Kalian punya reputasi yang baik. Merupakan keuntungan jika kalian ikut bebarengan."

"Wah, aku akan bertemu orang-orang baru." Sharley antusias. Seperti biasa ketika bertemu orang baru. Ia merasa tak sabar dekat dengan orang itu.

"Sharley!" Asher berlari mendekat.

The Eternal Country (4) : The Being of Darkness (√) Where stories live. Discover now