80. Hubungan Rio

165 10 0
                                    

Mulai minggu ini, Rio disibukkan dengan latihan basketnya. Karena akan ada pertandingan antar sekolah yang diikuti oleh tim Rio. Pertandingan itu juga sebagai ajang menarik minat para siswa baru. Selain itu beberapa bulan lagi popda akan berlangsung. Rio bersemangat karena tahun ini dia telah resmi menjadi anggota tim basket. Besar keinginannya untuk menjadi kapten basket. Dia bahkan berlatih tanpa kenal lelah.

Sepulang sekolah Rio akan berlatih sampai malam. Kemudian pulang saat sekolah sudah sangat sepi dan melewatkan acara makan malam keluarganya. Dia biasanya makan di luar rumah atau bahkan tidak makan karena terlalu lelah. Tugas sekolahnya juga harus dikerjakan. Apalagi ketiga temannya itu selalu saja menanyainya terkait tugas. Membebankan tugas kepadanya untuk segera diselesaikan  sehingga mereka bisa segera menyalin.

Ada kalanya Rio merasa lelah dengan mereka dan merasa dimanfaatkan, tapi dia merasa tidak perlu membesar-besarkan masalah. Toh memang dia harus mengerjakan tugas sekolah sesibuk apapun dirinya. Justru berkat adanya mereka dia jadi diingatkan tentang tugas apa saja yang harus diselesaikan. Tidak perlu takut terlewat tidak mengerjakan tugas karena di grup mereka akan selalu mengingatkannya.

Seperti hari ini, Rio kelelahan pulang pukul delapan malam karena berlatih silat. Silat juga akan ada perlombaan sehingga dia akan ikut serta sebagai peserta lomba. Sia-sia kalau tidak ikut lomba karena dia sudah berlatih sekeras itu sampai sekarang. Sampai di rumah Rio segera mandi dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Mengecek ponselnya yang memperlihatkan chat menumpuk karena tidak sempat ia buka sejak pagi tadi.

Dia tidak membaca pesan lain dan langsung melihat pesan dari ketiga sahabatnya. Sekitar 500 chat dari mereka padahal mereka bertemu sore tadi. Apa yang dibahas ketiganya sampai grup seramai ini. Ada banyak chat yang menyebut namanya. Bahkan Arghi tak segan mengatainya sombong dan sok sibuk. Padahal kenyataannya dia memanglah orang sibuk, tidak seperti mereka yang kurang kerjaan.

Perhatiannya teralih saat mendadak ada notifikasi dari Sila. Segera dia mengecek pesan dari Sila dan membalasnya. Hanya sebuah sapaan singkat dan tentu memberi efek yang besar untuk Rio. Yang awalnya bad mood baca pesan dari tiga orang kawannya menjadi bersahaja dan lelahnya lenyap seketika.  Menunggu balasan dari Sila dengan senyuman lebarnya.

[Aku lagi ada tugas sekolah nih, kamu bisa bantu aku ngerjain nggak?]

Begitulah isi balasan dari Sila. Rio cukup bingung menjawab pesan tersebut. Tubuhnya sangat lelah bahkan dia tidak nimbrung di grupnya. Tapi, kalau dia tidak membantu Sila rasanya kasihan sekali. Takut kalau ternyata tugas tersebut sangat penting dan besok dikumpulkan, Sila bisa mendapat masalah kalau tidak mengerjakan tugas tersebut.

Jadi, akhirnya Rio menyanggupi permintaan Sila. Tidak lama gadis tersebut megiriminya soal matematika sebanyak 10 nomor. Rio segera mengerjakan soal-soal tersebut. Karena berada di jurusan yang berbeda dan guru yang berbeda, Rio jadi harus berpikir lebih mendalam. Itu sedikit membebani Rio, tapi karena rasa sukanya pada Sila, Rio rela melakukan hal-hal semacam ini.

***

Ini sudah dua bulan Rio dekat dengan Sila. Hubungan keduanya semakin dekat. Tak jarang Sila duduk menonton latihan basket dan silat Rio. Bahkan mau berangkat di hari sabtu hanya untuk menonton Rio berlatih silat. Rio juga tak pernah absen menunggu Sila di hari senin, saat Sila latihan musik.

Banyak siswa yang menyukai kedekatan mereka, tapi tak sedikit yang merasa Sila terlalu bersikap parasit bagi Rio. Bahkan dua kali Rio bolos latihan basket hanya karena Sila ingin pergi jalan-jalan ke mall Malioboro. Rio sejak awal tidak pernah mendengar omongan orang lain, baginya hidupnya adalah miliknya.

"Nanti aku latihannya cepet kok, soalnya cuma tes fisik aja," ujar Rio. Dia bertemu Sila di kantin, gadis itu minta menonton film yang baru rilis kemarin. Karena Rio latihan basket kemarin, dia tidak bisa menuruti Sila.

QuerenciaWhere stories live. Discover now