62. nasi goreng laut

159 18 0
                                    

Malam ini, semua peserta akan makan nasi goreng hasil buatan anggota sangga masing-masing. Setelah lomba masak selesai dan satu porsi dikirim ke ruang sekretariat untuk dinilai maka sisanya akan dimakan di tenda masing-masing. Rio sudah sangat berharap mendapat makanan yang enak. Dia harap masakan teman satu timnya tidak mengecewakan karena bahkan cara memilih anggota untuk dijadikan delegasi lomba masak menggunakan cara kuno, permainan hompipa.

Sangga Arghi yang melihat itu jadi tidak mau kalah, mereka juga bermain batu kertas gunting. Padahal kalau memang ingin menang cukup kirimkan Arghi. Laki-laki memang tidak terduga. Mereka lebih mementingkan kesenangan dibanding kemenangan.

Rio membagi makan malam dalam daun pisang yang mereka cari untuk dijadikan sebagai alas makan. Membutuhkan dua helai daun pisang untuk alas makan 10 orang. Nasi goreng di wajan langsung dituang ke daun pisang dan bisa segera dinikmati bersama. Berbeda dengan para perempuan yang malu-malu membagi daun pisang untuk tiap orang dan makan di alas masing-masing.

"Ih, anjir!" seru Kevin yang pertama kali melahap nasi goreng. Rio duduk dan merasakan perasaan tidak enak melihat wajah itu.

"Gimana rasanya?" tanya Pria yang menjadi juru masak bersama Dicky. Dia tampak percaya diri padahal sudah terlihat hasilnya dari ekspresi Kevin. Meski ekspresi Kevin buruk, dia tetap optimis masakannya enak. Di rumah dia juga sering membantu masak di dapur. Ya meski bagian icip-icip saja.

"Enak! Gila kalian buka warung aja berdua!" seru Kevin memuji. Pria senang mendengar pujian itu, tersenyuk bangga. Sudah ia duga kalau nasi gorengnya ini akan seenak itu. Rio menatap tidak percaya tetapi akhirnya ikut makan juga karena lapar.

Dan kesembilan orang itu mengumpat saat merasa lidah mereka kebas akibat mencicip makanan buatan rekan mereka. Alvin melepeh tidak sanggup makan-makanan penduduk neraka ini. Rio juga segera mengambil air minumnya. Meneguknya, memaksa makanan jahanam itu masuk ke tenggorokannya.

"Nah itu rasanya, enak kan?" tanya Kevin puas tertawa melihat semuanya merasakan apa yang ia rasakan. Kalau tidak dengan cara ini pasti semua enggan makan dan hanya dia saja yang tersiksa. Wah sepulang dari perkemahan ini sepertinya sangga 12 harus periksa kejiwaan mental mereka.

Rio menggilir air minumnya kepada yang lain. Pria juga ikut melepeh makanan buatannya. Sedangkan Dicky menerima dengan lapang dada sensasi aneh masakan buatan Pria. Sejak awal dia tidak percaya diri untuk ikut lomba memasak, tetapi karena Pria berkoar dirinya pandai masak akhirnya Dicky optimis. Nyatanya memang Pria pandai memasak, hanya saja masakannya tidak untuk dimakan.

"Gimana rasanya? Mau dong nyicip..." seruan dari Arghi membuat Rio mengintrupsi temannya untuk diam.

"Enak, Pria ternyata pinter masak. Sini!" seru Alvin membuat sangga lain ikut merubung. Itu karena makanan di sangga mereka tidak enak, jadi saat mendengar ada makanan enak mereka jelas tertarik. Rio menahan tawa bersama yang lainnya. Dicky yang ditumbalkan. Dia berpura-pura menikmati makanan jahanam itu.

"Penduduk neraka emang!" umpat Arghi yang baru menyuap nasi goreng dari sangga Rio. Semua orang tertawa mendengar umpatan syahdu Arghi. Alvin yang paling keras tertawa. Membuat beberapa dewan penasaran dan ada yang mendekat.

"Hussstttt!"

Kali ini Arghi yang ingin menjebak para dewan. Dia memasukkan nasi ke dalam mulut, mengunyahnya sepenuh hati. Mencari perhatian agar mereka tertarik.

"Wah ini sih harusnya menang! Kamu belajar dari mana? Enak gila! Kayak nasi goreng seafood!" seru Arghi menarik perhatian. Dia kembali memasukkan makanan tak pantas makan itu ke mulutnya. Mengunyahnya dengan lahap dan kembali menyuap, mengundang perhatian.

Beberapa siswi juga menjadi penasaran dengan masakan dari sangga pria yang dirubung banyak orang. Rio sudah memalingkan wajahnya tidak tahan untuk menahan tawa. Dewan benar-benar tertarik sekarang.

QuerenciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang