48. Lolos Seleksi

207 21 0
                                    

Keramaian penonton dari tribun membuat suasana hangat tercipta di lapangan basket sore ini. Beberapa peserta seleksi bergerak mendekati teman mereka yang menonton lantas merayakannya dengan melakukan high five. Banyak sekali yang menyorakkan nama Rio. Ah, tahun pertamanya sudah ada banyak yang menyukainya. Mungkin karena dia berparas tampan dan tampak menjulang tinggi. Sangat mencolok. Meski ada Anton yang tak kalah tinggi tetapi, kebiasaan orang Indonesia yang lebih menyukai warna kulit kuning langsat membuat Rio tampak lebih menawan. Belum lagi pahatan wajahnya yang lebih tampak seperti orang dari negara barat. Menambah nilai plus untuknya.

Oh jangan lupakan senyum mata yang selalu muncul dan mampu membuat para siswi melting dibuatnya. Rio jadi bahan halu para siswi. Rumor tentang rio memiliki otot yang bagus juga membuat para siswi menajamkan mata ingin melihat secara langsung fenomena tersebut. Entah darimana mereka mendapatkan informasi semacam itu, Rio tidak ingin tahu.

"Nama-nama tersebut silakan istirahat sejenak," ujar pak Niki membuat Rio dan lainnya heran. Bukankah sudah selesai? Lalu kenapa mereka tidak diminta pulang? Malah istirahat.

Tak lama setelah Rio duduk di pinggir lapangan, beberapa siswa memasuki lapangan. Mereka menggunakan seragam basket sekolah berwarna merah dengan corak kuning. Itu pemain inti tahun lalu. Tampak mereka melakukan pemanasan ringan dan pak Niki mengatakan sesuatu pada mereka.

"Ayo kumpul! Kalian satu per satu akan tanding melawan tim basket inti sekolah. Kalian boleh nentuin skor akhir," ucap pak Niki. Suara penonton yang riuh rendah membuat tim basket yang mendengarnya merasa gugup. Tentu saja gugup, mereka tidak menyangka kalau harus melawan tim basket yang dilatih satu tahun lebih oleh pak Niki. Terlebih satu lawan lima orang. Tidak masuk akal.

Setelah mendapat pengarahan dari pak Niki seluruh peserta seleksi kembali ke pinggir lapangan. Anton yang mendapat giliran pertama. Tentu saja laki-laki berkulit sawo matang itu berdiri menantang tanpa gentar. Meskipun gugup tapi mengingat ambisi pribadinya berhasil membuatnya melakukan apapun. Termasuk melawan tim basket andalan di sekolah ini. Dia siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi. Kekalahan misalnya.

Pertandingan tampak memanas. Rio sampai ikut bersorak menyemangati Anton yang tengah berjuang membobol pertahanan lawan. Sampai kemudian Anton berhasil mencapai skor keinginannya 15. Pertandingan berakhir dan otomatis Anton lolos masuk ke tim basket SMA.

"Selamat bro!" ucap Rio melakukan high five dengan Anton. Anton duduk di sebelah Rio tampak sangat kelelahan bahkan menyandarkan diri di bahu lebar Rio.

"Gila, mereka bener-bener main. Aku kira cuma pura-pura aja mainnya, ternyata beneran nggak mau ngalah," keluh Anton dan ditanggapi Rio dengan kekehan. Tatapan keduanya terpaku pada pertandingan selanjutnya. Tim basket sedikitpun tidak kehilangan tenaga padahal telah bertanding 15 point dengan Anton. Tenaga mesin.

"Ini minum!" ujar Rio mengulurkan tangan mengambil sebotol mineral yang disediakan oleh pak Niki. Dia lantas membukanya dan memberikannya kepada Anton. Anton tentu tidak menolak, dia meneguk hampir setengah botol. Mencoba mengembalikan tenaganya yang terkuras oleh lima orang hebat di lapangan.

"Ambil 10 point aja, Yo. Atau kalau kamu dapat nomor terakhir ambil 15, biar mereka yang kewalahan," nasihat Anton dan diangguki Rio. Dia juga memiliki strategi semacam itu. Tentu saja agar menguntungkan dirinya pribadi.

"Kak Gio paling agresif, kemungkinan besar dia kapten basket. 11-12 sama kamu mainnya," ucap Anton sedikitpin tidak sungkan memberitahu pertahanan lawan. Rio memusatkan pandangannya pada Gio yang memang sejak awal selalu tampak tangguh. Bahkan saat latihan minggu lalu lelaki itu yang selalu nampak sibuk memberitahu rekan-rekannya. Seperti Rio setahun lalu.

Mungkin memang semua ketua di bidang apapun selalu menjadi patokan dan support tim. Dimana para anggota tim akan mengikuti apapun yang diucapkan si ketua. Di basket saat di pertandingan kebanyakan strategi berasal dari sang kapten. Memang itu semua tidak luput dari persetujuan dari pembina tetapi, tetap saja kapten mengambil andil sangat besar di pertandingan.

QuerenciaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon