EPS 53

3.1K 168 14
                                    

"Terus itu dia hamil anaknya Llyod kali ya abis nge rayu rayu jual diri di buat hamil," lanjut lagi beberapa pelayan yang tampak berbeda beda suaranya.

Pelayan itu berani sekali menghina anaknya yang bahkan belum lahir, ini tidak bisa di biarkan, tidak bisa.

Clara dengan emosi yang memuncak namun tetap elegan membuka pintu ruang ganti dengan senyum manis yang ia buat, di balik senyum itu adalah senyum memberi peringatan.

Berani beraninya pelayan seperti mereka menghina anaknya dengan halus mereka menghina anaknya anak haram yang benar saja.

Clara berjalan melangkah kan kakinya menuju Mami Ale yang sudah menunggu di sofa tunggu yang tidak jauh berada di ruang ganti. Namun jika di sejajarkan dengan posisi pelayan yang menggosip itu tentu saja sulit untuk mendengar gosip para pelayan itu tak heran Mami Ale terlihat biasa saja tak menanggapinya.

"Kau sangat cantik, Ara," puji Mami Ale yang terlihat senang melihat menantunya memakai gaun wanita hamil yang di pilihnya.

Clara tersipu malu mendengar pujian Mami Ale, ia bahkan baru merasakan rasanya di puji oleh yang di sebut Mami, "Makasih Mami."

Suara dering handphone berbunyi dari balik tas Clara, buru buru Clara segera mengangkat nya menghindari dering ponsel yang berisik mengisi ruangan. Tertera nama Suzan sang penelepon nya, sepertinya ini sesuatu yang Penting.

Tanpa pikir panjang Clara menggeser tanda hijau untuk menerima panggilan telepon dari Suzan itu.

"Nyonya, Tuan Ri-rico," ucap Suzan yang nampak terbata bata.

"Kenapa!? Yang lengkap dong kalau ngomong," gerutu Clara.

"Tuan Rico pergi ke US," Suzan melanjutkan ucapannya.

"Kirain kenapa bikin panik saja, paling urusan bisnis," Clara membalas Suzan dengan santai yang benar saja sekertaris nya ini membuatnya sangat panik hanya untuk mengatakan Rico pergi ke US saja, paling Rico hanya melakukan urusan bisnis.

"Tuan menitipkan surat untuk Nyonya," lanjut Suzan lagi mengungkapkan amanat dari Rico.

Surat? Kuno sekali memberi surat jaman sekarang kan sudah ada digital mengapa Rico tidak memberinya pesan saja, ini surat? Untuk apa? Clara semakin curiga dengan tingkah Rico yang sangat kuno sekali.

"Kuno sekali bocah itu," timpal Clara mengejek sahabat kecilnya itu, Rico.

"Siapa?" Tanya Mami Ale yang tampak penasaran dengan Clara yang secara terang terangan menjawab telpon di dekatnya. Sepertinya bukan suatu hal yang penting dan rahasia.

Clara menjauhkan sedikit telpon nya dari telinganya, "Suzan, Mi," jawab Clara pada Mami Ale yang penasaran itu.

Clara kembali menempelkan handphone nya ke telinganya kembali, "Yasudah setelah aku berbelanja akan aku ambil surat itu," kemudian dengan mudahnya Clara menempelkan jari telunjuk nya pada tanda merah untuk mengakhiri percakapan telepon nya dengan Suzan.

👠💍👠💍👠

Sudah 3 Jam Clara dan Mami Ale berbelanja hingga beberapa kantung belanjaan sudah penuh mendarat di walk in closet Clara sekarang tugasnya para pelayan untuk menata rapi di setiap sisi walk in closet Clara.

Semenjak Clara tinggal di mansion David sudah tersedia pakaian di walk in closet yang di sediakan di sana. Namun, seleranya jauh berbanding terbalik dengan dirinya David lebih suka Clara menggunakan pakaian terbuka di hadapannya dan pakaian tertutup untuk keluar rumah. Benar benar David mesum.

Clara yang penasaran dengan surat yang di berikan Rico buru buru melangkahkan kakinya menuju ruang tengah yang terletak jauh dari kamar tidurnya dengan David, untung saja David sedang tidak ada di rumah jadi Clara bisa leluasa membaca surat itu.

"Suzan—" belum juga Clara menyelesaikan ucapannya pada Suzan sesampainya ia di ruang tengah telpon dari saku celananya berdering mendapatkan telpon.

"Shit!" Umpat Clara kesal. Baru saja ingin meminta surat yang Rico titipkan pada Suzan telpon sudah mendahului nya dan lagi yang menelpon nya adalah David. Benar benar pengganggu.

Clara menggeser tanda hijau dengan kasar rasanya kesal sekali. Namun jika ia menutup telpon itu Clara bisa tebak David akan melakukan apa padanya walaupun semenjak Clara hamil David sudah tidak memperlakukan nya dengan kasar seiring waktu berubah tetapi tetap saja sikap mengancam dan memerintah itu yang tak kunjung hilang.

"Halo sayang" Clara memulai percakapan dengan nada yang tiba tiba melembut. Sebenarnya tidak begitu, ingin sekali ia berkata kasar seperti biasa tetapi ia ingat ia sedang hamil dan juga kedua mertuanya itu sedang disini, tak baik menunjukkan hal negatif pada kedua orang tua tersebut.

"Kau Sudah pulang?" Tanya David pada Clara yang Clara tebak sebenarnya David sudah tau jika Clara sudah pulang. Pertanyaan macam apa ini dia punya banyak orang kepercayaan yang hilir mudik di mansion ini diam diam memperhatikan nya dan melaporkan setiap gerak gerik Clara ini malah David menanyakan sendiri, dia tidak sedang bangkrut kan sampai menanyakan sendiri. Terdengar sangat perhatian dan sedikit manis.

"Sudah lah, kau ada puluhan orang yang bekerja dengan mu disini mengapa menanyakan langsung," Clara sebenarnya sedikit kesal antara ia sudah penasaran dengan surat Rico kemudian David mengganggu dengan David yang menanyakan perihal gerak geriknya apapun dengan orang lain tampa menanyai dirinya sendiri terlihat kan David belum sepenuhnya percaya pada Clara.

"Aku rindu istriku," jawab David semakin manis dan romantis. Benar benar David membuyarkan hati Clara yang sedang kesal.

"Baru aja pisah tadi pagi udah kangen aja, kamu bohong ya," balas Clara yang sebenarnya terbalik dengan isi hatinya dan raut wajahnya, ia sedang tersenyum senyum tipis mendengar pengakuan rindu dari David terlebih David menggunakan kata 'istriku' didalam sana.

Memang wanita hamil sangat sensitif bahkan pengakuan rindu saja jika ia tak hamil adalah hal biasa saja namun ketika hamil rasanya senang. Mungkin karna hormon wanita hamil layaknya hormon wanita yang sedang menstruasi berubah ubah dan sulit di tebak. Hahahha.

"Nggak bohong, aku sungguh merindukanmu, Sweetheart," David kembali mengakui pengakuan rindu pada Clara, pipi Clara sudah merona dibuatnya. Benar benar wanita hamil sangat sensitif dan dominan ingin dimanja.

"Aku tidak percaya perkataan mu, Sayang, jika kau tidak berbicara secara langsung pada ku," Clara berkata berbalik lagi dan lagi. Sebenarnya untuk memancing David agar pulang lebih awal.

"Nanti setelah pulang kita berbicara di ranjang ya, aku ada rapat, see you sweetheart," David menutup telponnya dengan Clara. Semenjak pengakuan di ruang makan kemarin hubungan nya dengan Clara membaik, seakan Clara menerima dan sudah tidak menolak meronta ronta mengajaknya cerai.

Clara kembali memasukkan handphone nya kedalam saku celana tampak terlihat Suzan yang sudah menunggu nya sedari tadi duduk di sofa ruang tengah, Clara kembali memposisikan tubuhnya untuk duduk di sofa karna sedari tadi ia menelpon David dengan keadaan berdiri.

💕💕

Jangan lupa baca juga In The Night Mistake ya ^^
Langsung buka aja di profil aku^^

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

💕💕

Nikah Kertas ✅Where stories live. Discover now