EPS 16

9.8K 230 17
                                    

"Sabar lah ini mau ngomong," balas Clara yang kesal karna ucapannya dengan tak sopan di potong Rico.

"Jadi akan aku pikirkan lagi," lanjut Clara yang di balas dengan wajah kesal Rico yang menantikan jawabannya ia sangat penasaran hingga membuat dirinya membentak sekertarisnya itu tetapi ini lah jawaban yang Clara lontarkan.

"Kalo seperti itu setiap lamaran kamu akan menjawab itu Raa," balas Rico kesal sambil menyendoki kasar makanannya. Clara membalas senyuman tipis, setelah ia pikir pikir mungkin terlalu gegabah jika ia dengan cepat menerima lamaran Rico. Clara belum tahu bagaimana kedepannya, bagaimana hidupnya, dan bagaimana dirinya entahlah dia pun belum tau. Jika ia terlalu gegabah ia khawatir akan berdampak pada dirinya kedepannya.

"Raa, aku serius, bagaimana jawabanmu?" Tanya Rico lagi memastikan karna ia melihat dari sorot mata Clara berkata lain. Rico juga sangat kesal karna mendapatkan jawaban yang benar benar tidak seduai harapannya memang ia sudah ditolak Clara berkali kali tetapi untuk kali ini Rico memandang Clara sangat berbeda dengan biasanya, terlihat ada keraguan serta harapan demi harapan pada sorot mata Clara.

"Jangan terlalu berharap dengab ku, Coo. Jika tak ingin sakit hati," jawab Clara yang kemudian menyudahi makannya lalu beranjak pergi meninggalkan Rico mengambil barang barangnya berniat untuk pergi pulang selain ingin menghindari sorot mata Rico ia juga harus ada pekerjaan kantornya karna liburnya telah usai.

Baru Clara ingin melangkah kan kiknya untuk pergi Rico kemudian menahannya dengan kembali memulai pembicaraannya.

"Raa, jika memang kamu belum menerima ku aku hanya meminta tolong kepada mu jika ada masalah bicaralah pada ku..aku dengan terbuka akan menerima keluh resah mu dan membantu mu," ucap Rico yang kemudian menghampiri Clara mengacak acak rambut Clara layaknya anak kecil sambil tersenyum tipis.

"Jangan takut takut untuk berbicara pada ku yaa,beb," lanjut Rico. Clara hanya terdiam menanggapi nya hatinya bimbang serta sakit.

Entah ia sangat bingung dengan dirinya sendiri siapa yang akan ia pilih? Siapa yang akan membuat nya senang dan bahagia? Siapa yang membuatnya sangat nyaman? Siapa yang akan selalu membantunya? Jika ia pikirkan lagi justru apa yang ia pikirkan sangat terbalik anatara Rico dengan David. Ahh sial Clara memikirkannya lagi, jelas jelas kemarin ia telah di buat menangis ditambah sakit hati bukankah sudah paket komplit? Yang benar saja.

"Iyaa," Clara menanggapi nya dengan mata yang mulai berkaca kaca kemudian beranjak pergi agar Rico tak melihatnya begini. Clara membuka pintu Penthouse milik Rico melangkahkan kan kakinya keluar mulai meninggalkan nya menaiki lift menekan tombol lantai yang mobilnya singgahi yaps lantai basement.

Clara memukuli dadanya yang sejak tadi sesak entah dirinya mungkin bimbang dan sakit hati hingga membuat dirinya sedikit sesak.

"Maaf, Coo," ucapnya yang ia tahu tidak akan ada di balas dengan Rico terlihat dengan jaraknya dan Rico sudah jauh begitu pula firinya yang sedang sendiri pada liftnya.

Tingggg...

Liftnya terbuka pada lantai basement dengan bergegas ia melangkah kan kakinya menuju mobilnya sambil menghapus air matanya yang tiba tiba menetes namun tak sederas kemarin. Sial! Sepertinya dirinya tampak lusuh dengan mata yang membengkak bagaimana jika ada paparazi yang memotret pasti akan menjadi berita hangat kota ini.

Clara membuka pintu mobilnya, namun dirinya seketika merasa tidak enak seperti ada yang mengikutinya dari belakang. ia pun menghentikan aktivitasnya dan melihat ke sekeliling basement itu hanya ada dirinya atau dirinya yang sedang banyak pikiran? Membuatnya merasa sedang di pantau dan di ikuti. Clara menggeleng kepalanya membuang jauh jauh pikirannya saat ini dan melanjutkan aktivitasnya namun baru ia membuka pintu tiba tiba seorang pria dari belakangnya menutup mulutnya dengan sebuah sapu tangan dan semuanya gelap.

Gelap...

👠💍👠💍👠

Mata Clara mengerjap ngerjap terbangun terlihat langit langit serta dinding yang terlihat aneh seperti sedang di pesawat Tubuhnya pun terasa berat. Ia kemudian mengingat ingat hal apa yang ia lakukan sampai ia seperti ini. Tunggu, Ini di pesawat? Clara di culik? Dengan siapa.

Clara mulai memegang kepalanya yang terasa sakit dan pusing sambil mengingat ingat kembali terakhir kali aktivitas apa yang ia lakukan. Yeah, Clara mengingatnya aktivitas terakhir nya yaitu menaiki mobil usai menginap di Penthouse milik Rico. Tetapi mengapa kini dirinya berada di pesawat.

Clara bangun dan mulai duduk pada kasur yang ia ketahui kasur pesawat, terlihat sekali pada setiap bagan bagannya. Sepertinya yang menculiknya adalah orang yang sungguh penting hingga ia mempunyai pesawat pribadi seperti ini karna tidak sembarang orang yabg mempunyai pesawat pribadi. Mengapa harus menculik Clara? Bukankah ayahnya sudah terekspos bangkrut? Sungguh penculik yang sangat bodoh.

Kepala Clara masih pusing sepertinya ia membutuhkan minum saat ini. Namun, dengan keadaan yang seperti ini bukankah aneh meminta minum dengan keadaan yabg sedang diculik bisa bisa minumnya akan diberika obat sesuatu yang akan merugikan dirinya sendiri.

Clara pun yang ingin mencari celah mengelilingi kamar kecil itu memeriksa meja yang tak jauh darinya terdapat teko air serta obat penghilang pusingnya yang ia ketahui akibat obat bius itu. Penculik mana yang membantu hasil culikannya sepertinya ini hanya permainan. Aishhh...berpikir panjang membuat Clara tambah pusing.

Namun pada sebelah obatnya terdapat secarik kertas karna penasaran Clara mengambilnya dan kemudian membacanya.

Jangan lupa di minum ya, sayang.
I ❤️ U

~ Kesayanganmu, David

"Dasar berandal!" Maki Clara sambil meremas kertasnya membuangnya asal dengan amarah yang meluap luap. Clara dengan amarahnya membuka pintu pada kamar tersebut dengan kasar. Matanya menyusuri kursi demi kursi mencari sosok David.

"Mencariku sayang?" Tanha David lebih dulu yang duduk tak jauh dari pintu kamar itu. Clara melihat David dengan tajam namun kembali teringat dengan kejadian kemarin yang ia dengar. Mendadak amarahnya  hilang begitu saja, entah apa yang harus ia lakukan saat ini.

"Ada apa sayang? Bukankah tadi kamu terlihat sedang marah dengan ku ayoo maki maki aku saja," David memastikan dengab perubahan wajah Clara yang mendadak terlebih lagi ia merasa bersalah atas kejadian kemarin.

"Kau membawa ku kemana?" Tanya Clara yang lembut to the point tak ingin kembali berdebat dengan David.

Karna kesal atas perubahan raut wajah pada kekasih kontraknya itu ia kemudian berjalan memeriksa obat yang ia sengaja letakan pada meja kamar itu agar Clara memudahkan untuk meminumnya tetapi Clara sama sekali tidak menyentuh obat tersebut. David pun dengan paksa menarik Clara memasukan dengan paksa obat itu pada mulut Clara dan memberinya segelas air agar menelannya. Clara dengan menurut mengikuti David walau sebenarnya ia sedang banyak pikiran.

"Kau mau membawaku kemana?" Tanya Clara lagi sesuai meminum obat, David pun menghela nafas panjang.

"Kita mau ke—"

💕💕

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

Comment kalian makin sedikit ya bund:(

💕💕

Nikah Kertas ✅Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora