EPS 31

5.4K 232 40
                                    

"Ahhh aku lupa jalan, kamarnya dimana ya? Emm maksud ku kamar David," tanya Clara yang di sertai penjelasan ia khawatir pelayan itu tidak mengetahui dirinya terlebih ia baru saja menempati mansion ini belum dan belum genap sehari mustahil jika pelayan itu tahu jika ia istri dari David Llyod. Clara benar benar frustasi dengan mansion keluarga David ini terlalu besar dan penuh misteri ia memutuskan untuk kembali ke kamar saja jika seperti ini toh tak apa jika ia harus membalas apa yang ia janjikan ia dan David kan memang sudah menikah walau hanya kontrak tetapi itu hal wajar.

"Maaf nona lancang, sebelumnya ada keperluan apa ya ke kamar tuan muda David? Sudah ada janji?" Tanya pelayan itu sopan. Benar apa yang Clara pikirkan pasti tidak semua pelayan tau jika dirinya istri dari David toh baru kemarin malam ia bermalam.

Derap kaki berlari menghentikan suara Clara untuk menjawab pelayan itu, "Sayang! Kemana saja aku sudah mencari mu..kau sudah berjanji janji mana janjimu."

"Maaf nona saya tidak tahu jika nona pacar tuan," pelayan itu seketika memohon ampun dan menunduk, tepat di depan Clara dan David. David yang salah paham dengan kata 'pacar' seketika wajahnya memerah seperti menahan marah.

"Kau pelayan baru ya!? Dia Nyonya mu Clara Llyod, dia istriku bukan pacar ku!" Bentak David. Clara menggelengkan kepalanya pelan, tak bisa kah David mengontrol emosinya dengan masalah yang sepele ini tak perlu kan ia membentak pelayannya yang memang tak mengetahui apa apa.

"Ahh sudah lah sayang tidak apa tak usah marah marah ini hanya masalah sepele," Clara menenangkan David yang sedang menggandeng tangannya itu.

"Itu bukan masalah sepele Sayang, dia merendahkan mu!" David benar benar meninggikan nada bicaranya, sepertinya David benar benar marah. Sedangkan sang pelayan itu seketika sujud pada Clara dan David memohon ampun untuk memaafkan nya.

"Nyonya Tuan maaf kan saya," lirih pelayan itu. Clara benar benar sangat kasian dengan pelayan itu yang sampai sampai bersujud meminta maaf memang David Sangat keterlaluan jelas jelas itu hal sepele jika memang pelayan itu tak tahu ia bisa mengingatnya lagi di kemudian hari.

"Ada apa ribut ribut?" Tanya seorang pria dari kejauhan. Ahh itu adalah Adam Papi David. Clara menjadi teringat kejadian di lapangan tadi yang ia lihat sepertinya Clara akan menjaga jarak dengan Adam atau bahkan seluruh keluarga David. Clara ingin cepat cepat kembali pada asalnya.

"Peduli apa kau dengan anak mu," jawab David ketus. Sepertinya perang dunia akan di mulai lagi di antara ayah dan anak ini. Adam hanya menanggapi David dengan diam anaknya benar benar tidak sopan kasar dan keras terlihat seperti dirinya. Ahhh benar memang sedarah.

Sedetik kemudian David mengeluarkan pistol dari balik pinggang nya itu dan mengarahkan nya pada pelayan yang sedang bersujud meminta maaf, Clara cukup kaget karena ia baru mengetahui jika selama ini David selalu membawa pistol di balik pinggang nya itu. Ohhh ya tuhan Clara tak bisa main main dengan David jika tidak ia benar benar akan di bunuh olehnya.

"Sayang! Jangan!" Pekik Clara panik. Sedangkan Adam menghela nafas panjang melihat anaknya yang benar benar mirip dengannya sama sama keras dan juga sama sama menyelesaikan masalah dengan membunuh.

Adam pun ikut menodongkan pistolnya yang sedari tadi ia pegang nya, menodongkan kearah yang sama seperti anaknya David todongkan. Seketika membuat Clara benar benar panik sekaligus cemas hanya karna masalah sepele pelayan ini mati dengan sia sia. Clara bisa lihat pelayan pelayan lain yang menunduk takut di sisi lorong.

"Tolong jangan bunuh pelayan ini, ini hanya masalah sepele," Clara ikut memohon agar pelayan itu tak benar benar di bunuh.

"Kau tau perjanjian serta resiko bekerja disini kan?" Tanya Adam pada pelayan itu dan tak memedulikan Clara yang memohon masih mengikuti anaknya yang menondong pistol. Perjanjian apa? Resiko apa? Sepertinya ada banyak hal yang Clara tidak tahu pada keluarga ini.

"Iya tuan saya tahu, tolong maafkan saya, jangan bunuh saya, nyonya tolong maafkan saya, jangan bunuh saya," lirih pelayan itu panjang sambil mengeluarkan air matanya. Pelayan itu benar benar takut terbunuh seperti teman temannya yang lain terbunuh karna melakukan kesalahan kecil.

Memang ini keputusan pelayan itu dengan bekerja disini yang menanggung resiko besar tetapi apa yang ia dapat juga besar seimbang dengan resikonya.

"Sayang, aku mohon jangan bunuh pelayan ituu, ini hanya masalah kecil sayang tolong yaaa," bujuk Clara memohon dengan David sambil memegang tanggan David yang tak sibuk memegang apa pun. Mata Clara berbinar memohon pada David berdoa jika David menyetujui nya

Namun sekali lagi ayah dan anak itu benar benar tidak merespon nya. Alhasil Clara harus menggunakan langkah besar yang mungkin saja akan mengenai dirinya juga. Clara ikut duduk dengan kedua kakinya rapat di samping pelayan itu.

"Jika masih ingin membunuhnya, bunuh aku juga, aku juga lelah dengan seluruh sikap mu, David," ancam Clara. David yang masih tak memedulikan Clara yang di sampingnya dengan perlahan menarik pelatuk pistol nya bersiap mengeluarkan isinya.

Clara mengeser tubuh pelayan itu dan mengganti kan dengan dirinya kini pistol Adam dan David beralih pada dirinya, " Jangan nyonya!"

Pelayan itu terus berteriak setelah di gantikan ia benar benar ketakutan dengan apa yang Clara lakukan.

"Bunuh!" Tantang Clara, semula wajah David yang menegang mulai melepaskan ketegangan nya kini pistol yang David tujukan bukan intuk pelayan itu melainkan istrinya sendiri, Clara.

Sedangkan Adam mengehentikan aktivitas nya setelah Clara yang menggantikan nya sepertinya Adam dan David sedikit berbeda. Adam bisa mengontrol emosinya sedangkan David masih belum mengontrol emosinya dan masih menodongkan pistol yang ia genggam pada tubuh Clara.

"Nyonyaaaa," lirih pelayan itu dengan tangisnya, Clara bisa melihat pelayan itu benar benar takut dan juga sedih.

"David sadarlah itu istri mu," ucap Adam yang menenangkan, wajah David terlihat merah menahan marah namun tubuhnya sudah tidak se tegang tadi ia lihat ketika menodongkannya pada pelayan itu. Sepertinya David mempunyai kelainan terhadap emosi? Atau memang sudah menjadi gen keluarganya.

"David Llyod! Bunuh aku!" Perintah Clara pada David dengan tagas. Sedangkan Adam sang ayah mengacak acak rambutnya yang tak gatal dengan kasar kini anaknya saja sudah seperti dirinya ketika muda jika tidak segera di hentikan.

"David! Sadar! Itu istri mu!" Teriak Adam lagi. Sedetik kemudian Clara berpikir sepertinya dirinya benar benar dalam bahaya.

Duarr!!!

💕💕

Jangan lupa baca juga In The Night Mistake ya ^^
Langsung buka aja di profil aku^^

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

💕💕

Nikah Kertas ✅Where stories live. Discover now