EPS 38

4.1K 172 25
                                    

"Aku sudah bilang aku tidak berarti tidak menyukai mu," balas Clara dengan senyum tipisnya. Rico bisa mendengar nafas Clara dari dekat, benar benar dirinya dengan Clara sangat dekat hingga nafasnya saja terdengar dengan jelas. Menggoda sekali.

"Bolehkah aku mencium mu?" Tanya Rico dengan sopan. Hanya Rico lah yang meminta ijinnya untuk menciumnya dan mungkin ini akan jadi kali pertama Clara dan Rico akan berciuman. Clara senang karna tidak ada paksaan dan tekanan dari dirinya tetapi Rico lah yang meminta ijin sendiri beda hal nya dengan David yang memaksanya dengan paksa.

"Bo-" belum Clara melanjutkan jawabannya lagi lagi ia di ganggu dengan Suzan dan Kety yang bergerak masuk sambil berteriak ribut, meributkan yang sedari tadi di ributkan. Sedangkan Rico yang posisinya tidak pantas untuk di lihat refleks duduk di samping Clara dengan wajah santainya sambil menyibukkan dirinya memasang sabuk pengamannya agar matanya tak perlu beradu dengan Suzan ataupun Kety yang akan membuat kebohongan semakin jelas.

Suzan dan Kety duduk berdampingan tak jauh dari Rico dan Clara. Walaupun mereka sudah duduk bersiap untuk meluncur tetapi Suzan masih saja beradu mulut dengan Kety seperti kartun Tom & Jerry.

"Sudahlah Suzan, Kety. Aku akan memperlakukan kalian dengan adil jangan ribut masalah seperti itu aku sudah lelah terperangkap di mansion Llyod. Itu saja sudah membuat ku stress," keluh Clara yang sepenuhnya kesal karna acara mesra nya dengan Rico terhenti.

"Baik, Nyonya," ucap Suzan dan Kety secara bersamaan.

"Suzan tolong kau ajarkan Kety Jadwal Sehari hari ku dan apa saja yang aku sukai dan aku tak sukai," perintah Clara pada Suzan agar Kety tidak melakukan kesalahan yang membuat Clara nantinya kesusahan dan kesal. Semoga tidak meragukan dirinya.

"Baik, Nyonya," jawab Suzan patuh. Suzan dan Kety kini terdiam tanpa keributan sama sekali yang beberapa menit yang lalu sudah menggagalkan kemesraan nya dengan Rico.

Dirinya Mesra dengan Rico? Sepertinya sekarang memang Clara yang gila. Kini dirinya benar benar bimbang bagaimana ia harus memilih antara Rico dan David. Rico yang mencintai nya dengan tulus dan Clara juga mempunyai rasa yang sama dengan Rico atau David yang sudah menikahinya, melafalkan janji pernikahan di depan tuhan walau dirinya tidak menyukai atau mencintai David sedikit pun. Clara benar benar berdosa berbicara janji di depan tuhan walau itu adalah sebaliknya ia bahkan menikah secara kontrak dan dengan paksaan. Ya tuhan maafkan Clara yang sangat berdosa.

Tangan Rico bergerak memegang tangan Clara dengan lembut, kursi yang sebelahan membuat Rico dengan mudah memegang tangan Clara. Pesawatnya kini meluncur dengan tenang, negara yang Clara rindu rindu kan akan segera ia singgahi lagi.

Clara memang senang dengan apa yang Rico lakukan tetapi sepertinya itu lebih baik jika dirinya belum terikat dengan David, terikat dengan pernikahan. Ia benar benar bimbang dengan dirinya sendiri. Mana yang harus ia pilih.

Rasa tak layak pada Rico mulai menghantui nya atau memang seharusnya Clara menjalankan apa yang harus di jalankan? Jika Clara terus di pihak Rico bukankah akan mengecewakan Rico jika tahu sudah beberapa kali dirinya di coba. Bukan kah tidak layak jika Rico akan mendapatkan bekas.

Menatap ayahnya sendiri saja Clara merasa tidak layak apalagi menatap Rico sepanjang hidupnya? Bukankah akan menjadi kesalahan yang besar yang membuat dirinya akan selalu merasakan rasa bersalah? Clara memang tidak layak bersanding lagi.

Tanpa sadar Clara memejamkan matanya karna sudah lelah dengan pikirannya. Ia tak ingin berlama lama memikirkannya, ia lelah. Sangat lelah.

👠💍👠💍👠

Sabtu, 23 Oktober 2010
Rumah Clara
18:22

Clara mengerjapkan matanya berkali kali, langit langit yang ia lihat tanpak tidak asing, ini kamar miliknya. Ia terbangun karena sepertinya ada keributan di luar kamarnya. Ia mencoba membangunkan badannya tetapi kepalanya sangat pusing dengan tangan yang terinfus, sepertinya dirinya benar benar sedang sakit.

Harapan Clara untuk dirinya kali ini adalah kejadian yang ia alami benar benar hanya mimpi belaka ketika sakit bukan terjadi nyata karena dirinya benar benar belum siap untuk itu.

Keributan di luar kamar Clara masih saja terdengar, sepertinya adu mulut antar pria dan pria terdengar. Namun Clara tidak bisa mendengar dengan jelas isi pembicaraan nya ingin rasanya Clara keluar dan memisahkan nya agar istirahat nya tidak terganggu terlebih dia baru saja bangun.

Dalam keadaan badan yang tertidur Clara berusaha menggeserkan kepalanya ke kanan ke kiri memeriksa apa saja yang ada di kamarnya kali ini. Siapa tahu ada seseorang yang menunggu nya sambil tertidur. Ahhhh seperti mimpi itu David menunggunya ketika tidur atau jangan jangan itu bukan mimpi? Rasanya nyata tetapi Clara bergarap itu mimpi karna dirinya benar benar belum siap dengan David. Ia ingin memutuskan niatnya matang matang. Semoga itu benar benar mimpi.

Suara adu mulut itu masih saja terdengar sepertinya kedua laki laki itu bertengkar hebat hingga bisa membuat Clara terbangun tetapi siapa kedua lelaki itu, "Hey!" Pekik Clara yang hanya sia sia karna suaranya masih terdengar tetapi tampak pelan dan lemah jadi nihil untuk di dengar.

Suaranya saja terdengar hampir tidak seperti teriak malah seperti bisikan. Ya tuhan tidak ada siapa pun disini tetapi dirinya sudah terbangun, tanpa bisa melakukan apa pun.

"Suzan," panggil Clara yang masih berusaha memanggil seseorang. Namun, benar benar nihil tal ada yang meresponnya sama sekali karena memang kamar Clara kedap suara jadi percuma saja jika ia berteriak sekuat tenaga entah benar benar ada suara atau tidak ada suara hasilnya tetap nihil tak ada yang mendengar. Mau tidak mau Clara harus menunggu seseorang datang ke kamarnya dan Clara berharap keributan di luar kamarnya tidak terjadi semakin besar karna jika terjadi semakin besar dirinya tak bisa apa apa sepanjang hari hanya menunggunya menyelesaikan nya.

Beberapa menit Clara menunggu tetapi benar benar tidak ada seorang pun yang masuk ke kamarnya. Sedetik kemudian Clara dapat mendengar suara teriakan para pelayannya dari arah luar kamarnya. Ahhh sepertinya keributan itu benar benar belum selesai.

Clara yang tubuhnya lemah berusaha mengangkat badannya, berusaha menggerakkan badannya keluar kamar, melihat apa yang sebenarnya terjadi. Tetapi baru saja membuat dirinya terduduk, Clara tak sanggup lagi untuk berdiri. Rasa badannya seperti kaku, seperti sudah lama tidak benar benar menggerakkan nya. Sangat kaku.

Karna Clara tak sanggup ia memeilih duduk dan menyandarkan punggungnya di sisi kepala kasurnya, menunggu seseorang masuk ke kamarnya. Semoga hal yang terjadi benar benar hanya mimpi Clara semata, itu yang Clara harapkan.

💕💕

Jangan lupa baca juga In The Night Mistake ya ^^
Langsung buka aja di profil aku^^

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

💕💕

Nikah Kertas ✅Where stories live. Discover now