EPS 33

5.2K 201 7
                                    

Sabtu, 16 Oktober 2010
Mansion keluarga Llyod
17:38

Sudah tiga hari setelah kejadian tembakan itu, David entah pergi kemana. Clara hanya bisa menunggu nya karena ia benar benar tidak mengetahui daerah itu dan bahkan negara itu. Jika ia hitung hitung sudah enam hari Clara di culik di negara yang tak ia kenalnya.

Ahhh bukan di culik lebih di paksa ehh sama aja ya...Ahh.. sudahlah.

Setelah David menembakinya walau tidak mengenai dirinya itu membuat Clara takut terlebih setelah itu David meminta janjinya dan bermain dengan nya secara kasar.

Keesokan harinya Clara mendapati dirinya yang hanya sendiri di kasur dengan tubuh naked yang tertutupi selimut. Sepertinya di setiap Clara dan David bermain selalu saja David yang pergi meninggalkan nya dan bahkan berhari hari.

Sebenarnya ada apa? Tidak bisa kah David bilang terlebih dahulu tanpa membuat Clara penasaran. Terlebih lagi David meninggalkan dirinya tanpa apapun handphone, laptop tak ia pegang sedikit pun ia hanya bisa mengelilingi mansio hingga ia hafal peta mansion keluarga Llyod. Ahhhh sangat membosankan.

"Sudah lama sejak kemarin aku hanya memanggil mu pelayan memangnya Nama mu siapa?" Tanya Clara yang merasa bersalah karna tidak tahu nama pelayan yang di tunjuk David langsung sebagai pelayan pribadinya, ya tidak lain pelayan yang hampir David tembaknya.

"Nama saya Kety, nyonya," jawab pelayan itu dengan sopan. Kini dirinya sedang berada di kamar dirinya dan David bersama pelayan itu, hanya berdua. Bayangkan saja Clara baru menikah dengan David bukannya di ajak honeymoon malah dirinya yang di tinggal, sungguh pria yang tak di idam idamkan. Ahhh iya Clara baru ingat, hanya nikaj di atas kertas yaa.

"Tidak bisa kah kau berbicara santai saja Kety," pinta Clara yang merasa dirinya dan Kety terlihat formal bahkan kaku.

Kety menggelengkan kepalanya dengan cepat, " Sa-ya takut tu-tuan membu-nuh sa-ya," balas Kety dengan terbata bata, sepertinya Kety benar benar ketakutan dengan kejadian kemarin. Padahal dirinya lah yang menjadi Korban yang di tembaknya, tetapi Kety pun ikut merasakan nya.

"Kan David tidak ada. Bagaimana jika hanya saat kita berdua saja tanpa ada keluarga Llyod lainnya kita bisa berbicara santai?" Tawar Clara, wajah Kety seperti menerima tawaran itu. Namun  lagi lagi raga Kety tetap menggelengkan kepalanya ia tidak mau jika nyawa yang tetap menjadi taruhannya. Sepertinya itu bukan hal yang baik.

"Ohhh ayolah Ket, aku merasa sangat kaku dan formal. Sudah gitu aku merasa stress David terlalu mengikatku disini membuat ku bosan dan kamu menambahi ku dengan tindakan yang kaku, aku bisa mati disini ket," tambah Clara yang mengeluh di setiap perkataan nya.

Kety tersenyum tipis majikannya ini benar benar seperti sangat lucu membuatnya sedikit lupa dengan kejadian kemarin namun tetap tidak hilang dari ingatan nya, "Maaf Nyonya," Kety menanggapi nya dengan sopan dan formal.

Ahhhh sangat membosankan.

"Kety, ayolah aku akan membujuk David. Bagaimana?" Bujuk Clara dengan tawaran yang sedikit mustahil. Walaupun Clara adalah istri David tetapi mustahil baginya karna David dan Clara hanya sebatas di atas kertas. Namun, Kety kan tidak tahu apa apa pasti dia meng iyakannya.

Kety menggelengkan kepalanya, "Maaf nyonya karna ini pekerjaan saya. Saya harus bertindak profesional," tolak Kety lagi dengan sopan.

"Ahhhh yaudahlah kau susah di bujuk. Kau punya handphone? Aku boleh pinjam?" Clara mengabaikan Kety yang tidak ingin berbicara santai padanya kini ia harus mewujudkan tujuannya. Yeah, tujuan meminjam handphone Kety. Hahahhahaha.

Clara memang sudah memikirkan nya dengan meminjam handphone Kety, ia bisa menelpon Suzan dan Rico karna hanya mereka yang ia hafal nomernya. Yang lainnya? Sudah lah hanya handphone pribadinya yang mengingatnya. Semoga David tak tahu itu.

"Ada, Nyonya. Tetapi untuk apa? Dimana punya, Nyonya?" Tanya Kety kebingungan karna memang sejak Kety mengurus majikannya itu, ia tak pernah melihat sedikit pun Clara memegang Handphone. Clara hanya berjalan jalan mengelilingi mansio, bertemu berbincang dengan keluarga nya dan membaca buku di perpustakaan sesekali menonton televisi.

"Ahhhh, punya ku hilang. Aku ingin menelpon sekertaris ku untuk membelikan ku handphone kembali," jawab Clara yang sepenuhnya berbohong. Kety memasang wajah mengerti sepertinya Kety berhasil Clara bohongi. Ohhh tuhan, kali ini Clara Sangat berdosa.

"Saya bantu mencari handphone milik nyonya ya"  ijin Kety.

"Hilangnya di pesawat, Ket. Jika kau tak ingin meminjamkan Handphone mu karna privasi tidak apa apa," balas Clara yang pura pura tak membutuhkan nya. Tetapi ada benarnya juga handphone nya memang hilang ketika ia sudah berada di pesawat.

" Maaf nyonya bukannya saya tidak mau, tetapi ketika bekerja ada peraturan untuk tidak membawa handphone. Handphone saya berada di mess para pelayan ada di ruang bawah tanah di samping ruang pengasingan," jelas Kety dengan sangat detail.

"Akan saya ambilkan. Sebentar ya nyonya," lanjut Kety seperti ijin untuk undur diri. Ahhhh sepertinya Clara ingin ikut saja jika David tiba tiba datang bisa mati dirinya ketauan menggunakan handphone.

Kety yang mundur dengan kepala menunduk dengan cepat Clara mencengkram tangan Kety, "tunggu."

"Iya, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Kety dengan sopan ia merasa Clara membutuhkan sesuatu lagi sehingga melarangnya untuk pergi.

"Aku ingin ikut ke mess mu," ucap Clara dengan riang. Langkahnya kini mendahului Kety yang sudahh dsri tadi beranjak pergi tangan Clara tak lepas pada tangan Kety. Clara menarik Kety kelusr kamar. "Maaf nyonya, tidak bisa. Saya takut tua—," ucapan Kety dengan cepat di potong Clara.

"Ahhh tuan tuan tuan. Tak bisa kah kau tidak memasalahkan David. Aku kesal dengannya mebghilang tiga hari dan tak memberikan ku apa apa. Aku bosan disini, Ket. Bisa bisa aku mati disini," keluhnya panjang lebar yang masih menarik tangan Kety. Sebenarnya ia tak tahu posisi mess pelayan yang sebenarnya ia hanya menarik Kety asal.

"Baik, Nyonya," jawabnya dengan sopan.

Selang berapa lama langkah kakinya terus berjalan asal entah kemana Clara akan terus menariknya, " Maaf, Nyonya belok kiri lalu turun ke ruang bawah tanah."

Clara mengikuti ucapan Kety, dengan hati hati Clara dan Kety menuruni tangga bawah tanah itu. Namun bedanya kini bukanlah Clara yang menariknya tetapi Kety lah yang menarik Clara.

Terdapat dua jalur ketika Clara dan Kety berhasil menuruni tangga, sepertinya ini adalah perbatasan. "Belok kanan, Nyonya," Kety memberi arahan pada Clara yang sibuk dengan rute kirinya. Clara benar benar penasaran ada apa pada rute kiri tersebut. Tadi Kety bilang ruanv pengasingan, seperti apa itu? Clara benar benar penasaran.

💕💕

Jangan lupa baca juga In The Night Mistake ya ^^
Langsung buka aja di profil aku^^

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

💕💕

Nikah Kertas ✅Where stories live. Discover now