EPS 32

5.5K 237 2
                                    

"David Llyod! Bunuh aku!" Perintah Clara pada David dengan tagas. Sedangkan Adam sang ayah mengacak acak rambutnya yang tak gatal dengan kasar kini anaknya saja sudah seperti dirinya ketika muda jika tidak segera di hentikan.

"David! Sadar! Itu istri mu!" Teriak Adam lagi. Sedetik kemudian Clara berpikir sepertinya dirinya benar benar dalam bahaya.

Duarr!!!

"Nyonya!!" Teriak pelayan itu dengan mengerahkan semua tenaganya. Yeah, dirinya terlambat David sudah mengeluarkan isi pistolnya. Namun, mengapa Clara tidak merasakan sakit apapun? Seperti di tembak, ini tidak sama sekali.

"Bagaimana Sayang? Jika tangan ku benar benar tidak terpeleset?" Tanya David dengan sinis. Ya tuhan Clara selamat dengan tangan David yang terpeleset. Tuhan masih menginginkan Clara hidup tetapi mengapa tuhan jahat mengirim David di sisinya? Yang justru ingin membunuh Clara.

"Kenapa tidak kau bunuh saja!?" Tanya Clara dengan keringat yang bercucuran. Tenaganya kini terkuras habis akibat ketakutan nya, dirinya benar benar lemash tanpa tenaga.

"Karna kau istri ku! Camkan itu," jawab David dengan tegas kini wajahnya beralih pada pelayan yang tergeletak ketakutan sambil memegang sisi tangan Clara.

"Kau jika masih ingin hidup, jadi lah pelayan Clara rawat dia sepertinya ia sedang ketakutan cepat bawa ia pergi dan tenangkan dia," ujar David dengan bentakannya yang tajam pada pelayan yang terlihat ketakutan itu. Tak berapa lama Clara sudah di gandeng pelayan itu dengan tubuhnya yang lemash semakin menjauhi lorong lorong dan sepertinya sudah tidak ada, sudah kembali.

"Maksudmu apa seperti itu pada istri mu sendiri David! Tidak kah kau menyayangi dia mencintai dia berani beraninya kamu mengeluarkan peluru tepat di sebelahnya," amarah Adam pada anaknya David kini tak tertahankan, ia tak bisa melihat menantunya yang ketakutan dengan keringat yang bercucuran membasahi wajah cantiknya itu. Adam takut jika David benar benar bisa membunuh istrinya sendiri.

"Kau tau, Pi. Jika aku menodongkan ke arah Clara dengan arah yang tidak sama agar peluru ku mengarah bukan untuk dirinya. aku hanya sengaja menakutinya tanpa menyakitinya karna jika aku tidak begitu dia bisa saja bertemu dengan musuh musuh kita dan dia akan takut jika musuhnya yang hanya menyandra menakutinya dengan tembakan plesetan ia akan benar benar takut. Aku hanya ingin dia membiasakan nya dan tidak ingin dia bersikap lemah," jelas David panjang lebar dengan alasan yang sedikit masuk akal.

Adam tak bisa berkata kata lagi, anaknya benar benar sudah memikirkan sesuatu yang jauh untuk kedepannya dirinya sendiri dan istrinya. Adam melihat anaknya memang benar benar dewasa walau di depan maminya dan istrinya terkadang Adam bisa melihat kemanjaan nya tetapi ia benar benar sudah dewasa.

"Bukankah dulu papi seperti itu pada mami? Mami cerita pada ku. Papi juga sebenarnya sengaja kan seperti itu?" Lanjut David dengan pertanyaan nya, Adam tersenyum tipis. Hubungannya dengan David tidaklah baik tetapi ia banyak mengetahui dirinya dari istrinya itu.

"Iya dulu papi seperti itu lihat saja mami mu sekarang tidak takut apa apa bahkan papi yang takut dengannya," jawab Adam dengan di ikuti candaan kecilnya. David tertawa kecil, mungkin David akan seperti itu juga nanti. Ahhh nanti, David ingat ini hanya kontrak dua tahun jangan harap ada kata nanti.

"Kau cepat temani Araa, minta maaflah dengan dia dan jelaskan maksud mu tadi," lanjut Adam pada David yang terlihat sedang mengembalikan sisi pistolnya di balik pinggangnya itu.

"Oke byee," David bergegas melangkahkan kakinya menuju kamarnya itu yang tak jauh dari lorong nya hanya tinggal lurus belok kiri lalu belok kiri lagi lalu menaiki tangga hingga sampai lantai atas. Tampang seorang pelayan yang tadi hampir ia bunuh sedang berdiri di samping pintu dengan wajah yang ketakutan.

"Mulai sekarang kau pelayan khusus Araa," perintah David pada pelayan yang sedang ketakutan itu.

Wajah pelayan itu menunduk sesekali mengeluarkan air matanya, "Baik, tuan."

"Sayang, bagaimana? Hanya terpleset jika tidak aku akan benar benar membunuhmu jadi kau jangan main main dengan ku apalagi berencana kabur," ancam David yang sudah sampai pada kamarnya terlihat Clara yang sudah berganti baju dengan wajah yang ketakutan. Bukannya meminta maaf justru David mengancam Clara sungguh tidak berprikemanusiaan.

"Kau!" Pekik Clara yang kemudian terdiam sudah tak bisa berkata apa apa. Benar benar Clara sudah muak dengan semua tingkah David selama ini.

"Bagaimana sayang dengan janji mu? Mau di teruskan? Atau kau mau aku kubur di sini?" Setiap pertanyaan David sepertinya adalah sebuah ancaman. Clara salah besar untuk membuat janji pada seorang laki laki di depannya ini. Sangat licik dan kejam.

Clara masih terdiam tanpa kata kata, David mulai memajukan badannya agar badan Clara yang terduduk di tepi ranjang bergeser ke tengah ranjang dan David bisa segera memainkan aksinya.

Baju yang David kenakan tadi ia lepasnya secara kasar dan mulai membantu Clara untuk membuka bajunya satu per satu sambil menciumi tubuh Clara yang terlihat terbuka.

"Sayang, bukankah kau belum pernah memainkan milik ku. Bagaimana jika kau lakukan? Aku menginginkan nya Sekarang," pinta David dengan senyum miringnya. Clara mengiyakan apa yang David inginkan terlebih jika ia tak melakukan ia takut nyawanya lah yang menjadi taruhannya atau bahkan nyawa keluarganya.

Clara memasukan milik David pada mulutnya yang basah lalu memaju mundurkan sesuai irama, sepertinya David sangat menikmatinya hingga tanggannya yang tak sabaran mulai memegang kepalanya dengan paksa agar iramanya lebih cepat.

Lebih cepat.

Lebih cepat.

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhh," desahan David yang sudah mencapai titik orgasme nya.

David dengan kasar mendorong tubuh Clara lalu membuka pahanya dan memegang kasar milik Clara yang terlihat sudah basah.

"Sudah tak sabar ya?" Tanya David dengan senyum tajamnya kini gantian David yang beraksi ia mulai menjilati milik Clara dengan lahap terdengar desahan Clara memenuhi ruangan tanpa hentinya. Yaps memang David sedikit kasar dan tak sabaran teyapi Clara menikmatinya ahhh sangat nikmat.

David kini yang tak sabar mulai memasuki miliknya pada milik Clara dengan sebelah tangan yang sambil meremas payudara Clara kemudia ia mulai memaju mundurkan miliknya dengan kasar.

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhh," desahan Clara tak bisa memendung lagi kini benar benar dirinya sudah tak tahan dengan kenikmatannya.

"Daahhhhviddd sudah cukup ahhhhhhhhh," pinta Clara yang kewalahan dengan David yang begitu kasar dan bertindak cepat.

"Sedikit lagi sayang," balas David yang kini tubuhnya sudah di penuhi keringat. David terus saja memaju mundurkan miliknya pada milik Clara namun kini iramanya semakin cepat, David tak sabar menuju puncak orgasme nya.

"Ahhhhhhhhhh," Clara dan David mendesah bersamaan kini ia sudah melewati puncak orgasme nya. David yang lelah dengan tubuh yang di penuhi keringat tertidur di samping Clara dengan tubuh yang sambil memeluk Clara membuat tubuh itu bersatu di balik selimut.

💕💕

Jangan lupa baca juga In The Night Mistake ya ^^
Langsung buka aja di profil aku^^

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

💕💕

Nikah Kertas ✅Where stories live. Discover now