EPS 11

14.8K 293 5
                                    

DAVID POV

Sabtu, 9 Oktober 2010
04:43
Rumah Clara

David terbangun dari tidur lelapnya sepertinya tanpa sadar dirinya tertidur tepat disamping Clara. Bersyukur Clara belum terbangun dan melihat dirinya tertidur disampingnya pasti Clara akan mengejeknya, harga dirinya seketika mungkin akan hancur begitu saja.

David membuka layar handphone nya yang tergeletak pada nakas kamar Clara. Melihat notifikasi panggilan tak terjawab dari Fian maupun sekretarisnya. Mengapa bisa bersamaan? Ada apa sebenarnya?

David menanggapi nya dengan pesan singkat darinya tak hanya sekertaris nya tetapi Fian pun sama.

Knp?

David tahu sekretarisnya maupun Fian pada jam jam segini belum terbangun dari tidurnya, pastinya masih tertidur pulas atau sedang Jogging pagi.

Matanya kembali berjelajah pada wajah Clara. Wajahnya begitu damai dan tenang, tubuhnya ditutupi selimut sampai atas dada pun tetap terlihat sangat menggoda. David hanya menelan ludah menahan nafsunya yang mendadak terbakar hidup hidup.

David mendekati wajah Clara mencium pipinya dengan perlahan dan lembut tidak seperti biasanya yang kasar dan agresif. Tangannya mengelus puncak kepalanya sambil tersenyum tipis melihat Clara tertidur pulas seperti ini, tampak seperti bidadari kecil.

"Dasar jelek," ejek David pelan sambil tersenyum tipis. Pertama kalinya David tersenyum pada perempuan yang hanya terdiam tertidur tak melakukan kegiatan apapun sama sekali, itu adalah hal yang sangat begitu langka bagi David.

Setelah 5 menit ia memandangi Clara, David berniat untuk pergi sebelum Clara terbangun dari tidurnya. Bisa bisa iya akan salah tingkah hal apa yang harus ia lakukan jika Clara tau dia menginap disini untuk memastikan Clara tidak apa apa.

Tetapi niat baik David justru berdatangan kembali karena David sangat khawatir dengan Clara. Asistem maupun pegawai Clara di putuskan untuk libur serentak hari ini, sedangkan Clara sebagai sang pemimpin nya malah jatuh sakit terkapar tak berdaya di atas kasur.

Dengan niat baik milik David, David pun bergegas menuju dapur dan menyiapkan sarapan untuk Clara dan untuknya juga karna kebetulan David juga sedang lapar.

Tak butuh waktu lama makanan yang David buat sudah matang dan siap di makan. David memakan sarapan miliknya dahulu lalu meletakan makanan milik Clara di nakas samping kasurnya tak lupa dengan kata kata manis nan singkat miliknya yang terlampir pada selembar kertas kecil.

Notifikasi dari handphone David kembali berdering dengan sigap David mengambil handphone nya yang ia selipkan pada saku celana miliknya.

Yaps itu telpon dari sekretarisnya, Gilang.David menggeser ikon telpon warna hijau untuk menjawab telpon dari sekretarisnya, Gilang. Entah apa yang akan Gilang katakan pada David di pagi buta seperti ini.

"Ada apa?" Tanya David mengawali percakapan telponnya.

" Nona aiira kembali tuan," jawab sekretarisnya Gilang yang sangat begitu panik. Begitupun David hanya terdiam dan bingung menatap Clara yang masih terlihat tenang tertidur.

"Bukankah pernikahan masih lama? Kau tau kan aku berniat menikahi Clara agar aku tidak perlu menikahinya," ucap David dengan nada kesal sambil berjalan keluar kamar Clara menjaga jarak agar Clara tidak mendengar pembicaraan dirinya dengan sekretarisnya Gilang. Bisa bisa rencananya gagal jika Clara tau niatnya.

"Saya mengerti tuan maksud tuan dengan menikahi Nona Clara tetapi sepertinya Nona aiira mengetahui rencana pernikahan anda dengan Nona Clara, ia datang langsung jauh jauh dari US," jelas sekretarisnya gilang dengan detail.

"Pasti Fian yang membocorkannya, FUCK THIS SHIT!!!!" David mengacak acak rambutnya yang tidak gatal dirinya sudah bingung. Entah kenapa Fian membocorkannya bukankah sangat bagus dirinya bisa bersama Aiira tetapi ini mengapa Fian malah tidak di pihaknya, Dasar buta cinta. Cinta tak terbalas saja sudah main main mengikhlaskan.

"Memangnya ada apa dengan Tuan Fian?" Gilang bertanya karna tidak mengetahui ada drama apa yang bosnya lakukan dengan Fian. Sepertinya David salah memanggil dokter seharusnya dirinya membawa Clara ke rumah sakit saja dari pada memanggil Dokter pribadinya sekaligus teman dekatnya yang hanya bisa membocorkan rencananya dengan pujaan hatinya.

"Clara pingsan Aku menelponnya untuk mengobati Clara dan ia menebak hubungan ku dengan Clara benar saja rencana ku terbongkar dengannya. Sepertinya aku salah memilih orang," jelas David yang sedikit kesal.

"Bagaimana saya tidak tahu tuan? Kapan tuan datang kesana?" Tanya Gilang yang penasaran karna hanya dia yang tidak tahu kegiatan tuannya sendiri.

"Kemarin sepulang dari kantor."

"Sepertinya Nona Aiira akan datang sebentar lagi tuan, sebaiknya tuan segera datang ke kantor agar dia tidak curiga," jelas Gilang.

"Oke, wait 10 minutes I'll come," David menggeser tombol telpon berwarna merah, mengakhiri telponnya dengan sekretarisnya Gilang.

David mengambil jaketnya yang terlampir pada ujung Sofa ruang keluarga lalu mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja. Tak lupa memakai sepatunya yang ia lepas pada sebelah sofa.

Dengan sigap David menaiki mobilnya dan meluncurkan mobilnya menuju kantor miliknya. Tak butuh waktu lama David sampai lalu berlari menuju ruangannya yang langsung di sambut oleh sekretarisnya, Gilang.

"Pak, 5 menit lagi Nona Aiira sampai disini saya sudah menghubungi supirnya untuk memperlambat mobilnya," jelas Gilang yang mengerti wajah panik boss nya itu.

David langsung membuka pintu dan duduk di atas kursi ruangannya tanpa merespon Gilang karna ia tau Gilang lah lebih tau dirinya ketimbang dirinya sendiri.

5 Menit waktu sudah berjalan namun tak nampak batang hidung milik Aiira. Hanya gelisah yang David rasakan.

Notifikasi pesan  dari Handphone David berbunyi, pesan baru dari sekretarisnya Gilang yang menyiap siagakan dirinya karena aiira sudah ada di lift lantai ruangannya dan beberapa detik lagi akan segera datang masuk.

Gebrakan pintu ruangannya membuat nya kaget Aiira membantingnya sangat kasar untungnya David sudah siap dengan laganya dimulai.

"David!" Panggil Aiira dengan wajah yang memerah menahan marah mungkin ia sudah menahannya sejak datang.

"Duduk!" David mempersilahkan Aiira duduk di Sofa ruangannya tetapi berhadapan bukan bersebelahan.

"Maksud kamu apa Vid mau nikah sama wanita jalang itu, kamu mau membatalkan pernikahan kita HAH!?" Teriak Aiira yang to the point dengan percakapannya hari ini. Kata kata Aiira yang terucap bersamaan pintu ruangannya yang terbuka, David lupa menutup pintu ruangannya. Tetapi yang David kira bukannya sekretarisnya atau karyawan justru Clara lah yang membuka pintu.

Sepersekian detik Clara langsung menutup pintu ruangan David dengan keras membuat Aiira yang hendak melanjutkan racauannya terkaget dan menggerakkan kepalanya ke arah belakangnya melihat pintu yang sudah terbanting keras.

David yang tau itu Clara justru tidak mementingkan Aiira, ia dengan sigap Berlari mengejar Clara yang ntah mengapa ia bisa melihat dan mendengar sesuatu yang sudah ia sembunyikan dalam dalam.

Sedangkan Aiira hanya memanggil David dan melihat David yang tiba tiba lari pergi meninggalkannya begitu saja, seketika hati Aiira sakit.

Gilang sekertaris Davidlah yang membantu menenangkan Aiira yang mendadak jatuh dengan tumpuan lututnya, menatap nasib dengan hati yang sakit.

👠💍👠💍👠

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

💕💕

Nikah Kertas ✅Where stories live. Discover now