EPS 37

4.2K 175 21
                                    

Clara terdiam merasa bersalah, ia bingung harus berkata seperti apa, menjawabnya seperti apa dan bahkan bersikap seperti apa. Rico tersenyum tipis lagi dan lagi, yang membuat Clara kembali merasakan sakit hati. Padahal bukan dirinya yang tersakiti tetapi mengapa dirinya juga merasakan sakit.

"Bagaimana Clara? Kamu ingin menjawabnya? Aku butuh jawaban mu sekarang, sudah bertahun tahun aku menunggu jawaban mu," lanjut Rico lagi dengan senyum tipisnya.

"A-A-Aku—" belum selesai melanjutkan jawabannya yang terbata bata, Suzan muncul dengan riangnya memotong pembicaraan Clara dengan Rico.

"NONA!!! KAU KEMBALI!!! AKU SANGAT SENANG!!" Teriaknya lalu memeluk Clara dengan erat. Pelukan hangat dari Suzan membuat Clara yang tadinya gugup kembali santai.

"AKU MENCARI MU SAMPAI MENGGELEDAH RUMAH TUAN RICO!! Aku kira Nona sedang mengajakku bermain petak umpet," teriak Suzan lagi. Ucapan dari Suzan justru membuat Clara tertawa, sudah lama Clara tidak tertawa selepas ini. Memang benar rumah Llyod hanya membuat jantung Clara menegang, antara hidup dan mati.

"NONA TIDAK APA APA KAN? ADA YANG LUKA? ADA YANG SAKIT? MASIH LENGKAP KAN?" tanya Suzan lagi dengan nada teriaknya sambil memeriksa Clara lalu memeluknya lagi dengan erat.

"Eh bukan Nona lagi tetapi Nyonya!!" Lanjut Suzan melepaskan pelukannya dengan nada yang sangat bersemangat sedangkan Kety yang menunduk sesekali mengintip siapa yang akan menjadi tuannya lagi mendadak tertawa kecil melihat penampilan Suzan yang sangat berantakan.

Suzan menaikan sebelah alisnya, melihat Kety yang menertawainya dengan pelan. Kety tidak jauh di samping Clara hanya berjarak beberapa langkah saja. "Siapa dia?" Tanya Suzan yang sedikit kesal.

"Dia yang membantu ku menelpon mu Suzan namanya Kety, karena rumah ku sudah lama tidak memiliki kepala pelayan sejak ada nya kamu, bisa kah kau jadikan dia kepala pelayan?" Tanya Clara sambil tersenyum tipis pada Kety. Memang benar sejak adanya Suzan, ia hanya mempercayai Suzan saja. Entah dari makanannya atau lainnya karena banyak sekali musuh Clara yang ingin menjatuhkan nya. Suzan lah yang mengatur segalanya bahkan makanannya, jadwal tidur bahkan ia tahu semua kegiatan Clara di rumah setiap harinya.

"Tidak!!!" Pekik Suzan yang membuat Kety kaget dan bersedih. Baru saja Kety senang karena Nyonya nya memilih nya secara langsung menjadi kepala pelayan nya, Suzan membuatnya tidak percaya diri akibat jawabannya. Nyonya nya benar benar sangat baik sudah menyelamatkan nyawa nya dan menempatkan dirinya menjadi kepala pelayan, Kety akan setia seumur hidup untuk Nyonya nya ini.

"Suzan—" Suzan memotong Clara dengan emosinya, Clara hanya menggelengkan kepalanya. Suzan memperhatikan Kety dalam dalam.

"Bagaimana bisa!? Kau mempercayai wanita seperti dia!!" Pekik Suzan lagi.

Rico menarik tangan Clara mengajaknya masuk, sedangkan Suzan masih sibuk memperhatikan Kety. Ia tak mau larut dalam pertengkaran antara pegawai pegawainya yang merebutkan kedudukan.

"Bagaimana dengan jawaban mu, Beb?" Tanya Rico di sela sela langkahnya, ia membawa Clara menuju pesawat pribadinya yang sudah siap meluncur ke negaranya, German.

"Posisi ku untuk menjawab itu sepertinya tidak leluasa," jawab Clara.

"Aku ingin jawaban dari mu," balas Rico yang masih dengan tema yang sama. Kini langkahnya terhenti tepat di tangga pesawat Rico membalikan wajahnya menatap lamat lamat wajah yang sudah lama ia idam idamkan, wajah pujaan hatinya, Clara.

Rico kembali melanjutkan aktivitas nya tadi yang sedikit tertunda membawa Clara masuk untuk menikmati perjalanan nya menuju negara nya, German, "Sangat menginginkan nya," lanjut Rico lagi dengan nada yang kian meredam. Clara bisa merasakan Rico sudah sangat putus asa.

"Maaf," hanya permintaan maaf yang Clara bisa lontarkan. Sungguh jahat sekali Clara membuat Rico merasakan cinta sepihak bertahun tahun lamanya dan meninggalkannya dengan tiba tiba seolah hanya kabar angin saja.

Clara duduk pada kursi yang telah di sediakan Rico, "Aku bukan tidak menyukai mu tetapi aku tidak bisa menjawabnya dengan posisi ku sekarang, Co," lanjut Clara lagi pada Rico yang sibuk memasangkan sabuk pengaman pada Clara.

Tangan Rico kembali mengacak ngacak asal rambut Clara, ini yang kedua kalinya setelah sekian lama Clara tak bertemu Rico. "Bukan tidak menyukai? Artinya menyukai ku? Terima kasih, Beb," senyum Rico kini tak hanya tipis tetapi sangat lebar dan bahagia.

"Sesuka mu saja," balas Clara yang merasa bebannya sudah hilang melihat Rico kembali dengan senyum bahagianya.

Posisi Rico kini berada di depan Clara dengan badan yang di dekatkan dengan Clara dan kedua tangan yang bersandar tepat pada sisi tangan kursi Clara, sangat dekat dan sangat dekat.

"Ohhh ayolah, Beb, jangan menggantungkan aku, aku sangat ingin jawaban mu," Rico menggunakan nada manja yang membuat Clara selalu tersenyum. Inilah Rico manja namun selalu membuat Clara ketergantungan atas dirinya. Entah mungkin pernikahan Clara dengan David memang seharusnya tidak ada, sebaiknya dari dulu lah Clara menerima lamaran dari Rico. Jadi Rico tak perlu berpuluh puluh kali melamar Clara dengan hasil yang selalu nihil.

Jika ini adalah sebuah perselingkuhan dari pihak Clara biarkan menjadi seperti itu. Bukankah memang pernikahan Clara dan David adalah sebuah kesalahan yang besar? Dirinya sudah berniat mengakhiri agar tidak benar benar terjadi dan bahkan mencetuskan nya secara langsung pada David namun David malah bertindak lebih jauh.

Biarkan jika akan terjadi perceraian dengan cepat, mungkin dengan jangka sebulan? Clara berharap begitu. Jangan sampai akan terjadi benar benar dua tahun lamanya. Tetapi jika ia lihat ia lah yang mengkhianati kontrak itu lebih dulu. Ahhh iya hanya pernikahan di atas kertas David tidak akan peduli Clara berhubungan dengan siapa.

"Clara?" Lanjut Rico lagi menunggu respon dan jawaban dari Clara.

Clara tersenyum tipis seraya mengalungkan tangannya pada leher Rico mendekatkan nya lebih dekat pada dirinya, "Bagaimana jika aku jawab iya? Dan bagaimana jika aku jawab tidak?" Clara malah merespon dengan pertanyaan.

"Jawab dong, Beb. Aku sudah penasaran," Rico lagi yang benar benar sangat penasaran dengan jawabannya. Clara benar benar bisa membuat siapa saja penasaran dan pandai menggantungkan orang.

"Aku sudah bilang aku tidak berarti tidak menyukai mu," balas Clara dengan senyum tipisnya. Rico bisa mendengar nafas Clara dari dekat, benar benar dirinya dengan Clara sangat dekat hingga nafasnya saja terdengar dengan jelas. Menggoda sekali. 

"Bolehkah aku mencium mu?" Tanya Rico dengan sopan. Hanya Rico lah yang meminta ijinnya untuk menciumnya dan mungkin ini akan jadi kali pertama Clara dan Rico akan berciuman. Clara senang karna tidak ada paksaan dan tekanan dari dirinya tetapi Rico lah yang meminta ijin sendiri beda hal nya dengan David yang memaksanya dengan paksa.

💕💕

Jangan lupa baca juga In The Night Mistake ya ^^
Langsung buka aja di profil aku^^

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

💕💕

Nikah Kertas ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora