EPS 18

9.2K 226 13
                                    

"tutto pronto?¹" Tanya David pada pelaya itu, Clara hanya menganga berusaha mencerna pembicaraan apa yang David bicarakan pada pelayannya itu.

"pronti tutti signori²," jawab pelayan itu menunduk memberi hormat.

David melangkahkan kakinya menuju lift yang gedung itu memasuki liftnya lalu menekan tombol 12, yabg artunya sekarang Clara dibawa paksa menuju lantai 12.

Clara mulai memikirkan kembali yang tidak tidak. Jangan jangab David akan membunuhnya di lantai 12 dengan mendorongnya dari atas membuatnya terjun kebawah agar dirinya mati dan David bisa menikah dengan Aiira dengan tenang. Clara menggeleng kepalanya, tidak tidak, tidak mungkin terlebih David lah yang memang memilihnya walau David tau ia sudah di jodohkan dan di sarankan untuk segera menikah dengan Aiira.

Justru Clara benar benar bukan sebagai perebut dong. Setelah Clara pikir pikir dengan keadaan sedikit panik seperti ini Clara bisa berpikiran jernih yaa, padahal kemarin dirinya sangat drop karna mengetahui hal yang David sembunyikan darinya. Namun makah dirinya menang dari Aiira dan Aiira kalah telak darinya.

Tiinggg..

Suara bell lift berbunyi lalu membukakan pintunya dengan lebar. Namun yang Clara dapati hanya ruangan yang sangat gelap dan ini membuatnya sangat takut. Bukankah tadi sedang sore hari mengapa disini tiba tiba sudah gelap. Apa dirinya sedang berjalan dengan waktu? Clara sangat takut hingga tak berani membuka matanya.

Namun David malah menuruninya membuatnya berdiri sendiri dan takut, ia tak bisa melihat apa pun begitu pun ia tak bisa melihat sosok David ruangan ini begitu gelap. Clara merasa dirinya sendiri atau menang David benar benar akan membunuhnya? Pikiran pikiran Clara sejak tadi membuatnya tambah takut.

"David, kau dimana aku takut tolong nyalakan lampunya disini sangat gelap tolong jangan tinggalkan aku," Clara benar benar sangat takut dengan keadaan ruangan ini yang sangat gelap sejak ia memasuki ruangan ini, jika David terus menggendong nya ia tidak akan begitu takut sampai saat ini.

"Benar benar tidak mau aku tinggal? Berjanjilah dulu kamu tidak akan meninggalkan ku selamanya," goda David sedangkan Clara sangat sangat takut padahal dirinya sedang dipermainkan agar dirinya mau menuruti David.

"Iya janji David tolong nyalakan lampunya ya," balas Clara yang sekarang dirinya terduduk lemas dibawah kantai ntah Clara juga tidak tahu apa yang sudah ia duduki ini.

"Panggil aku sayang baru aku akan menyalakan lampunya," David mengambil kesempatan ini lagi dan lagi. Clara yabg benar benar takut mulai menaiki nada bicaranya. Sungguh perempuan memang sering marah marah, di goda marah, takut marah, sedih pun marah. Tak ada hari tanpa marah marah.

"Mau mu apa vid tadi kau suduh suruh aku berjanji ketimbag nyalain aja perlu banyak banyak syarat," pekik Clara kesal walau masih takut dengan gelapnya ruangan itu.

"Mau atau tidak?" Tanya David lagi.

"Iya sayang," jawab Clara dengan terpaksa namun dirinya harusnya tak memikirkan gengsinya terlebih dirinya sedang terancam.

David menepukan tangannya seketika lampu di ruangan itu menyala menampakan David yang sudah di tegah tengah di antara meja makannya. Sepertinya David sudah menyiapkan nya terdapat satu meja makan dan dua kursi yangbia tebak salah satu kursi nya untuknya begitupun makanan yang sudah terhidang rapih pada meja itu. Tetapi hanya dirinya saja yang berlagak bodoh duduk pada lantai gara gara lampu mati tadi ia tanpa sadar sudah melakukan hal bodoh yang pernah ada.

"Sayang, kamu suka duduk di bawah?" Tanya David yang sedikit meledek. Clara memasang wajah jengkel mendengar ledekan David.

"Kau yang membuatku begini masih saja meledekku," Clara bangkit dsri duduknya yang sangat konyol.

"Jangan lupa pake sayang yaaa," goda David lagi. Clara memutarkan bola matanya malas lagi lagi Clara dijebak oleh David. David menggerakkan tanganya memberikan aba aba bahwa dirinya mengajak Clara ke hadapannya karena jaraknya yang sedikit jauh.

Clara pun menghampiri David dan meraih tangan itu. David tersenyum menanggapinya baru kemarin ia bertengkar rasanya baru sebentar David kembali meluluhkan hatinya walau sedikit kasar dan menjijikan.

"Kita mau ngapain? Sore sore kok makan," David mengajak Clara untuk duduk menyiapkan kursinya lalu ikut duduk berhadapan dengan Clara

"Ini sudah malam sayang," balas David dengan senyumannya.

"Mana mungkin tadi sore kok," David yang mengerti lalu menepukan tangannya lagi terlihat gorden kaca nya terbuka menampakkan indahnya matahari terbenam dengan di temani gedung gedung yang menjulang tinggi. Sungguh indah pemandangan ini hingga membuat Clara sulit untuk melepaskan matanya melihat matahari yang sedang terbenam.

"Cantik," Clara yang dengan serius memandangi matahari terbenam. Terlihat dsri atas gedung gedung yang menjukang serta kendaraan yabg berlalu lalang menikmati aktivitas nya di sore hari.

"Iya kamu cantik," Puji David. Bukannya ikut memandang matahari terbenam justru David lebih nyaman memandang pemandangan indah do depan matanya ini, Clara.

"David jangan kebanyakan gombal dong," runtuk Clara. David yang peka dengan ucapan Clara yang menyebut namanya bukan yang ia tunggu 'Sayang' pun tanpa pusing pusing dengan cepat memangut bibir indah Clara. Menciuminya dengan dalam hibgga Clara sulit untuk bernafas. Namun, Clara sedikit telah terbiasa tanpa sadar ia membalas ciuman David.

"Jika kamu tak memanggilku dengan panggilan sayang bibir mu akan habis ku makan atau tubuh mu saja yang aku jadikan santapan?" Ancam David dengan godaannya, wajahnya tampak terlihat tidak kesal tetapi seolah olah kesal dengan dirinya.

"Kamu curang David, sangat curang!" Runtuk Clara yang di balas tawaan kecil David lalu David mengajaknya melanjutkan untuk memakan santapan makan malamnya.

Suap demi suap tak terasa hingga tak tersisa. Sedangkan Clara memakannya sambil memikirkan setiap kata kata yang terucap dari David sejak ia menculiknya tadi. Terlihat seperti bercanda tapi menohok seperti tulus dan serius. Clara mulai bimbang, manakah yang ia bisa pilih. Namun ia kembali teringat kontrak tetaplah kontrak.

Akhirnya Clara memutuskan untuk menggunakan topiknya membahas dirinya yang ingin membatalkan kontrak tersebut dan membayar ganti rugi dengan full. Toh, Rico pasti akan membantu nya dengan sepenuhnya kan ia akan mengandalkan Rico seperti apa kata Rico untuk selalu mengandalkan nya bercerita dan ia akan selalu membantunya. Tetapi Clara benar benar bimbang keputusan apa yang akan dirinya buat untuk saat ini.

"Sa-yang," panggil Clara terbata bata dirinya masih belum terbiasa dengan panggilan seperti itu.

"Iya, sayang ku," mendengarnya saja Clara serasa ingin memuntahkan isi perutnya. Bagaimana bisa seorang David berbicara seperti itu.

"Ohhh ayolah vid, panggilan ini sangat menjengkelkan bahkan aku tak bisa melanjutkan yang ingin aku bicarakan karna aku sepertinya mual dengan panggilan seperti ini," keluh Clara.

"Harus terbiasa karna sebentar lagi kita akan menikah,"

Degh...

Clara mulai kembali bimbang apakah dirinya akan mengatakannya atau tidak atau justru bibirnya yang tertahan karna rasa hatinya, semua tidak ada yg tahu.

"Sebenernya aku mau-"

💕💕

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

💕💕

Nikah Kertas ✅Where stories live. Discover now