EPS 15

11K 222 5
                                    

Minggu, 10 Oktober 2010
06:23
Rumah Rico

Rico terbangun dari tidurnya sambil mengecek jam pada handphone yang terletak pada nakas miliknya jam sudah menunjukkan pukul 06:23. Ia kemudian tersadar bahwa Clara menginap dirumahnya. Huft hampir lupa, hampir saja.

Rico pun bangkit dri tidur nya dan menuruni kasurnya, melangkahkan kakinya pada keluar kamar menuju ruang tengah memastikan Clara masih ada. Namun, ia sangat kaget karna batang hidung Clara sudah tak tampak di sofa Penthouse nya karna panik Rico mencari cari di setiap sudut ruang tengahnya mungkin saja Clara terjatuh ketika tidur di sofanya. Namun, lagi lagi tak nampak batang hidung Clara.

Rico yang mulai panik tidak memperdulikan suara suara disekitar nya yang ia pikirkan hanya Clara karna ia takut David mengambil paksa Clara darinya dan berusaha meyakinkan Clara agar tetap mengikuti Kontrak atau bahkan bisa saja ia menyakiti dan mengancam Clara.

Ia dengan sigap mengotak atik handphone nya yang ia pegang tadi. Menekan tombol panggil pada kontak Clara yang ia simpan pada handphone miliknya.

Suara dering handphone nyaring menggelegar pada Penthouse milik Rico, ia melangkah kan kakinya mengikuti irama dering handphone yang ia ketahui milik Clara. Betapa terkejutnya pemilik handphone itu menjawab panggilannya bersamaan langkah kakinya yang tepat berada di dapur Penthouse nya.

"Halo?" Suara Clara disebrang sana padahal dirinya dan Clara sedang berhadapan sekarang.

"Kita satu tempat kenapa kamu menelpon Ricoo," lanjut Clara sambil tertawa kecil melihat tingkah Rico yang kekanak kanakan seperti kehilangan ibunya karna ditinggal pergi sendirian.

"Aku kira kau menghilang di culik hantu Penthouse ku," canda Rico yang di balas tawaan kecil dari Clara. Yaps Clara sedang memasak betapa bodohnya Rico yang tanpa sadar tidak memedulikan suara suara memasak di Penthouse nya mungkin lain kali Rico akan mempertahankan trlinganya agar tidak terjadi hal bodoh seperti ini lagi.

"Kamu memasak apa beb, mau aku bantu?" Tanya Rico dengan di sambili tawaran membantu. Rasanya dirinya ingin memeluk Clara dari belakang tak tahan melihat Clara dengan indahnya memasak.

"Tidak usah kamu duduk aja di meja makan, aku sebentar lagi akan selesai," jawab Clara santai sambil mendorong punggung bidang Rico menyuruhnya keluar.

"Beneran?" Tanya Rico masih memastikan walau tubuhnya sudah terhempas keluar namun masih berharap Clara membutuhkannya. Bukan kah lumayan melihat pemandangan indah yang sejuk dimata.

"Iyaa," jawab Clara lagi.

"Baiklah," Rico mulai melangkahkan kakinya menuju meja makan miliknya yang terletak dekat sekali dengan dapurnya. Ia menunggu Clara sambil mengotak atik handphone miliknya membalas chat chat yang tertunda untuk dibalas darinya sambil menyalakan audio lagu kesayangannya bersenandung mengikuti irama lagu.

Sebenarnya Rico sangat srnang melihat pemandangan indah Clara yabg sedang memasak untuknya, meminta pelayannya pergi untuk menggantikannya memasak sarapan pagi. Rico mulai membayangkan harapan harapan yang secuil Clara berikan tadi malam, andai saja Clara benar benar akan menerimanya dengan terbuka itu akan sangat sangat membuatnya senang sekaligus bahagia.

Tak butuh waktu beberapa menit makanan yang Clara masak telah terhidangkan di atas meja kini Clara dan Rico duduk berhadapan bersiap menyantap masakan buatan Clara. Tercium wangi makanan yang sangat sedap begitupun makanannya enak di pandang hingga dirinya sudah tak sabar untuk melahapnya.

"Selamat makan!" Ucap keduanya dengan bersamaan lalu menyuapi sendok demi sendok pada mulutnya.

Yaps! Ini yang Rico impikan bangun terdapat Clara yang sedang memasak, makan masakan Clara bahkan Ruco sangat memimpikannya melakukan ini setiap hari bukan hanya sekali kali karna hanya menginap, ia kembali berharap Clara akan mempertimbangkan dirinya.

"Coo," panggil Clara di sela sela makannya, memulai topiknya agar yang ia pendam tidak akan menjadi kesalahan pahaman antara dirinya dengan Rico.

"Iya beb," jawab Rico. Clara menatapnya seakan akan ingin berbicara sesuatu yabg sangat penting. Yaps Rico menginginkan itu dirinya sudah menunggu lama.

"Soal lamaran mu yang menumpuk hahahahahahha—"  Ucap Clara yang terhenti karna tawanya yang lepas. Clara menertawakan Rico yang seperti pelamar kerja yang melamar menjadi pegawai namun tak hingga hingga nya di terima.

"Come on Raa, jangan membuatku seperti buangan," balas Rico yang menampilkan wajah kesal, Clara yang melihatnya hanya kembali tertawa saja.

Dering telepon dari handphone Rico berbunyi muncul nama sekertarisnya pada handphonenya. Sekertarisnya? Menelpon? Mengganggu momen indah saja jarang jarang Rico dengan Clara akan seperti ini mungkin hanya ketika Clara menginap saja atau bahkan jika ia benar benar menikahinya akan menjadi panjang nantinya.

"Jawab aja Coo," Clara merespon Rico yang sepertinya sedang berpikir panjang Yang kemudian di angguki Rico.

Rico menggeser tanda hijau, menjawab telpon dari sekertarisnya tersebut.

"Halo?" Rico memulai pembicaraannya di telpon ia tak ingin lama lama merespon telpon dari sekertarisnya itu karna disini ada momen yabg sangat langka yaitu ia makan bersama Clara dengan masakan Clara sendiri terlihat seperti suami istri kan.

"Tuan, Tuan David sudah pergi dsri Penthouse tuan dari jam 3 pagi tadi drngab wajah panik dan terburu buru," lapor sekertarisnya itu. Sebenarnya Rico ingin menanyakannya lebih lanjut tetapi ia tak mau melewati momennya bersama Clara terlebih lagi ia sedang di gantungkan oleh sebuah pernyataan dari Clara.

"Hanya itu? Sampai kau mengganggu waktu sarapan ku?" Balas Rico fengan nada kesalnya, Clara yang tadinya penasaran dengan isi teloonya hanya tertawa menanggapi celotehan Rico. Apa tadi? Hanya? Bisnis macam apa itu yang membiarkan dan mementingkan urusan pribadi, Clara hanya bisa tertawa kecil menanggapi Rico sungguh lucu sekali sahabatnya itu.

"Tuan, bukankah tadi malam tuan yang suruh mengusirnya," disebrang sana sekertarisnya tampak kebingungan mendengar tingkah bossnya itu yang tak biasa.

"Aku sedang sarapan bersama Clara, bisa di bahas nanti saja?" Balas Rico yang to the point, sekertarisnya meng ohh kan ria karna mengerti mengapa bossnya seperti itu karna sang pujaan hatinya. Sedangkan Clara penasaran mebgapa namanya disebut sebut pada panggilannya apakah dirinya tak harus disini?

Rico mematikan sambungan telponnya menyudahi telponnya bersama sekertarisnya itu yang menghancurkan momennya.

"Mengapa namaku disebut?" Tanya Clara yang masih penasaran.

"sekertaris ku menanyakan ku sedang apa karna nanti  aku akan ada meeting," jawab Rico yang sepenuhnya berbohong.

"Beneran? Aku tak mengganggu mu kan?" Tanya Clara memastikan lagi kalau dirinya bukanlah pengganggu.

"Iya Clara yang Cantik dan manis," jawab Rico sambil menghelakan nafas nya memberi tanda jika dirinya lekah di tanyakan hal yang sama terus menerus.

"Jadi tadi apa?" Lanjut Rico dengan pertanyaan.

"Jadiii—" Clara melanjutkan ucapannya namun karna Rico tak sabar ia memotong pembicaraan Clara.

"Jadi apa Raaa," potong Rico tak sabar.

"Sabar lah ini mau ngomong," balas Clara yang kesal karna ucapannya dengan tak sopan di potong Rico.

💕💕

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

I just need your comment:(

💕💕

Nikah Kertas ✅Where stories live. Discover now