EPS 35

4.6K 194 21
                                    

"Tak apa akan ku ganti, nanti jika aku di jemput sekertaris ku tolong kau ikut aku yaa.. aku tau pasti kau akan di hukum jika ketahuan membantu ku.. ahh tapi keluarga David taunya aku disini tanpa paksaaan mungkin kau hanya akan di hukum dengan David.. ayo ikut aku! Aku akan membantu mu menghindari hukuman itu!" Clara sangat menghawatirkan Kety yang membantu nya terlebih Kety sudah tahu jika ia disini sebenarnya sebagai istri David yang terlihat seperti tawanan.

"Tidak usah Nyonya, mungkin ini balas budi ku karna Nyonya telah menyelamatkan ku waktu itu," tolak Kety lagi. Sebenarnya ia ingin menghadapi masalahnya bukan menghindarinya jika ia terus menghindari nya mungkin akan memperparah hukumannya.

"Ayolah Ket, kau harus ikut dengan ku dan aku akan menjamin keselamatan mu," perintah Clara. Kety terdiam ia bingung dengan pilihannya, ia bingung harus memilih apa. Keselamatan nya atau kesetiaan nya.

Kety menatap Clara lalu duduk tepat dibawahnya, menghormati nya selayaknya pelayan dan majikan.

"Baiklah saya akan ikut, Nyonya," balas Kety dengan hati hati khawatir jika pelayan lain akan mendengar percakapan nya dari luar kamar.

"Terimakasih," Clara berterimakasih pada Kety yang telah membantu nya. Kemudian Kety mengembalikan handphone yang ia genggam nya setelah terpakai oleh nyonya nya itu, Clara.

Kety dengan perlahan menuntun Clara sampai pada kamarnya dan kemudian membantunya untuk membersihkan diri, mandi untuk bersiap pergi dari mansion keluarga Llyod.

Jam sudah menunjukkan pukul 19:24 Clara sudah siap dengan pakaiannya yang sangat sederhana begitupun Kety yang sudah siap dengan tas perlengkapan miliknya. Kety merasakan seperti sedang lari dan memaling sesuatu, sangat aneh rasanya pergi dari mansion besar ini dengan alasan meyelamatkan diri. Apa yang akan di pikirkan majikan nya itu, setidaknya ia di bawa kabur bukan kabur. Huhuhuhu menakutkan.

Dering telpon nyaring berbunyi pada kamar Clara. Yeah itu handphone Kety yang berbunyi dengan nomor yang tidak ia kenalnya. Mungkin itu nomor sekertaris Nyonya nya itu, Clara.

"Nyonya," panggil Kety sambil menyerahkan handphone nya yang berbunyi. Dada Kety yang berdetak kencang khawatir sesuatu akan terjadi semakin makin membesar.

"Halo?" Sapa sebrang telpon itu, Clara langsung mengetahui dari suaranya adalah milik Rico. Tapi bagaimana bisa ia mengetahui nomor ini. Hmmm pasti Suzan memberitahu Rico. Tanpa di minta pasti Rico akan selalu membantu Clara terlihat dari semangatnya ingin membantu perusahaan ayahnya yang di ambang kebangkrutan, mendanai project katanya.

Clara ingin sekali merespon sapaan orang di sebrang telpon itu tetapi Clara kembali berpikir pikir dirinya saja sudah benar benar menyakiti Rico dan bahkan mengecewakan nya dengan menikah dengan David. Apa yang akan Clara katakan jika Rico minta penjelasan pastinya ia akan terdiam walau ia bisa menjawab nya.

"Rico," respon Clara yang sedikit tak bersemangat bukan karna ia tidak suka mendapat telpon dari Rico tetapi ia benar benar merasa bersalah dengan Rico dengan pikirannya yang menumpuk. Huh! Melelahkan.

"Clara? Kau baik baik saja? Kau sakit ya? Kenapa suara mu pelan? Disana tidak di kasih makan dan minum? Kamu terdengar sakit," balas Rico penuh pertanyaan kekhawatiran. Clara dangat merindukan Rico yang seperti ini, sangat rindu.

"Tidak apa, Co. Aku hanya ingin cepat cepat keluar," Clara menenangkan ke khawatiran Rico sedangkan Kety yang penasaran sedikit mendengar suara laki laki pun berusaha memasang telinganya dengan tajam.

"Aku sudah di sekitar mansion bersama Suzan, kau bisa keluar? Atau Suzan yang masuk? Aku tak bisa masuk karna hubungan ku dengan David tidak terlalu baik dan juga banyak bodyguard yang berjaga aku tak membawa persiapan pistol yang lengkap dengan banyak peluru tetapi Suzan bisa masuk karna dia sekertaris mu dan memiliki hubungan yanh cukup baik fengan David," Ternyata justru Rico dan Suzan sudah berada di mansion ini duluan, cukup cepat sekali mereka menemukan Clara. Berkat Kety yang memiliki nomor ini dan memudahkan Suzan dan Rico melacaknya mereka jadi tak perlu susah susah Mencari Clara.

"Oke aku yang keluar tunggu sebentar," jawab Clara lalu mematikan handphone nya. Clara tak ingin memperpanjang masalahnya jika David mengetahui bahwa Rico juga ikut serta membantu nya pergi dari mansion itu.

Clara mengisyaratkan Kety untuk mengikuti nya tak lupa ia meminta izin Mami, Papi, Grandma dan Grandpa Clara untuk pergi pulang ke German dengan membawa Kety agar membantu nya.

"Tidak menunggu David?" Tanya Maminya yang sedikit kaget dengan tindakan Clara yang sangat tiba tiba.

Clara menggelengkan kepala, " Tidak Mi, ini ada urusan yang sangat mendadak sekertaris ku sudah menunggu tidak jauh dari mansion."

"Kenapa tidak masuk saja," tanya Papi David yang seakan bingung.

"Dia masih belum terbiasa dengan keluarga ku yang baru," Clara tertawa kecil yang sepenuhnya adalah sandiwara, jika tidak pasti Clara akan terus di interogasi maupun di curigai.

"Aku akan memintanya untuk masuk lain kali agar dia terbiasa," lanjut Clara berusaha meyakinkan.

Papi dan Mami tersenyum tipis,"Baiklah, hati hati ya nak."

Grandma dan Grandpa nya hanya menunjukkan wajah yang tersenyum memberi izin. Akhirnya setelah sekian lama ia bisa pergi dari mansion ini dari penjara yang di buat David.

"Terima kasih Papi, Mami, Grandma, Grandpa," sebagai menantu yang baik Clara memberi hormat hingga menundukkan badannya kemudian Clara melanjutkan langkahnya keluar yang di ikuti Kety dengan membawa tas bawaannya.

Ternyata sangat jauh mansion nya dengan gerbang terdepannya belum lagi ia harus mencari do sekitar mansion itu dimana Suzan dan Rico menepi. Ahhhhh melelahkan untung ia di temani Kety jadi ia tak perlu khawatir dengan bawaanya. Tunggu, bawaannya? Dia hanya bawa diri saja. Huhuhuhuhuhu.

Clara menyodorkan tangannya ingin meminjam handphone Kety kembali karna kini dirinya dan Kety sudah berada di depan gerbang mansion itu. Clara melewati bodyguard keluarga Llyod dengan hormat karna sepertinya sudah 100% tahu jika ia adalah istri David, sedikit bangga namun di lain sisi tidak menyukai statusnya kini.

"Aku pinjam handphone mu lagi," ucapnya dengan tangan yang masih ia sodorkan karna Kety tidak meresponnya dengan cepat ia hanya menatap tangan Clara sambil berpikir apa yang nyonya nya inginkan dengan tangan yang di sordorkan. Setelah Kety mendapatkan jawaban atas kebingungan nya ia dengan cepat mengambil handphone nya yang ia letakkan di saku celananya.

"Ini,Nyonya," Kety menyodorkan handphonenya.

Belum selesai Clara menyalakan layar handphone nya suara yang memanggil manggil namanya terdengar tak jauh darinya begitupun suara deru mobil yang mulai mendekat dengan sigap Clara mengembalikan handphone nya pada Kety lalu meloncat loncat senang dengan tangan yang di lambai lambaikan ketas.

💕💕

Jangan lupa baca juga In The Night Mistake ya ^^
Langsung buka aja di profil aku^^

MAKASIH PICBU BERKAT COMMENT KALIAN AUTHOR SEMANGAT NGELANJUTIN CERITANYA

💕💕

Nikah Kertas ✅Where stories live. Discover now