5 - Feisty

332 98 1
                                    

Feisty memasuki ruko sepi dengan langkah kecil. Tubuhnya mungil, tetapi biseps di lengannya cukup kentara. Ia memakai tudung jaket hitam dan bibirnya tertutup masker. Di bagian bawah mata, Feisty sering memulasnya dengan kajal, semacam eyeliner yang dibuat dengan cara menggerus stibnit. Terkadang bahan turunannya dijadikan isian baterai atau kembang api. Namun, di beberapa negara Timur Tengah dan Asia Selatan, kajal menjadi tata rias sehari-hari wanita daerah itu.

Feisty membuka salah satu pintu baja yang terdapat di sisi rolling door berkarat. Ia menekan tombol dengan cepat dan menengok ke belakang sebelum masuk. Perempuan berambut ombre hitam dan merah di ujungnya lantas menaiki tangga menuju bagian ruko lantai dua. Ia kembali menekan tombol kode tempat tinggalnya dan masuk setelah melakukan verifikasi retina mata. Rumahnya hanya bisa dimasuki oleh Feisty, atau oleh orang lain jika kebetulan matanya telah tercongkel musuh.

Feisty mengaduk-aduk saku jaketnya dan melempar berbagai benda ke meja di tengah ruangan. Kunci kendaraan, kotak rokok, korek, kartu-kartu nama, kartu-kartu pembayaran, dan beberapa stik USB.

Diambilnya sebatang rokok dan dibakarnya. Ia selipkan rokok ke ujung bibirnya yang terpulas lipstik merah darah. Ujung rokoknya berwarna tatkala ia memegang rokok untuk membuang asap. Kemudian, ia jejalkan kembali.

Feisty membuka jaket, lalu celana panjang hitam ketatnya yang hanya menyisakan kaus oblong ketat dengan celana dalam. Ia masuk ke ruangan lain yang penuh buku dan terkejut ketika mendapati seorang pria duduk di sofa.

"Anjing!" makinya.

"Nggak sopan kamu," kata pria itu.

"Lo juga yang ngagetin. Gimana bisa masuk?" tanya Feisty santai, tak peduli kalau lelaki itu menatap dirinya yang hanya pakai kaus dan celana dalam hitam. Bokongnya cukup seksi, walau badannya mungil.

Dengan suara agak berat, pria itu malah balik bertanya, "Dapat?"

Feisty bergumam 'hu-um' dan ia mengaduk-aduk lemari besar di samping rak buku, mengambil sebuah celana pendek dan memakainya. "Ada di meja tengah. Gue nggak tahu yang mana, cek aja semua," jawabnya.

Lelaki itu beranjak dari ruang kerja sekaligus tempat Feisty beristirahat. Sementara, perempuan bermata garang itu menyalakan komputer dan duduk di kursi kerja. Beberapa halaman situs berlatar gelap terbuka.

"Yang mana!" teriak tamu Feisty dari meja besar tempat dia melempar berbagai benda tadi.

"Enggak tahu! Yang pasti, ada satu YubiKey. Sisanya data," balas Feisty. Kini ia mulai mengetik dan masuk halaman Awanama.

"Terus barang bukti gimana?" tanya tamunya lagi.

"Bandit dah ko'it. Lu nggak usah banyak tanya gue buang dia ke mana," tutup Feisty lalu mengetik kembali. Tangannya agak merah memang, tapi dia pasti sudah membereskannya. Biasanya, dia tak pernah tertangkap. Tapi...

Tunggu dulu.

Feisty berangsur mengingat kejadian barusan.

"Bangsat," gumam Feisty. Ia mengempaskan tubuhnya ke kursi dan memijat dahinya.

Tanpa sadar, sang tamu sudah berada di belakangnya. Entah kapan dia kembali ke ruangan itu, langkahnya tak terdengar sama sekali. Tangannya memegang beberapa stik USB dan memasukkannya ke jaket. "Kenapa?" tanyanya datar dan berat.

"Gue tidak yakin, tapi gue rasa ada yang lihat. Gue udah bilang sama Klaus untuk pisah dari area setelah buang Bandit. Tapi..."

"Cepat. Kenapa?!" bentak sang tamu.

Feisty bangkit dari kursinya. "Sabar, Bos! Ya... Gue nggak tahu itu siapa, apakah warga sekitar atau orang lain. Yang jelas, dia lihat dan lari ketika gue mengejarnya. Dia... Dia bukan orang yang kenal Bandit kan? Kalau ternyata iya, gue takut kita harus melenyapkan dia juga."

Si tamu menggerutu, ikut-ikut memijat kening. Ia mencebik keras. "Mau dia orangnya Bandit atau bukan, kamu harus mencarinya dan lenyapkan dia. Paham kamu?" perintah si tamu.

Feisty hanya mengembuskan napas. Ia tentu tak bisa melawan. Kalau melawan, malam ini, di rumahnya sendiri, bisa-bisa dia yang tewas.


***

#nowplaying: Built to Spill - I Would Hurt a Fly

"There's a mean bone in my body. It's connected to the problems that I won't take for an answer..."

Cipher | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang