Chapter 64 - I Want to Eat You

85.6K 9.2K 3.7K
                                    

tenang, di part ini gak ada konflik :"
tapi sedikit 18+ 🐸

Setelah memberi kabar kepada Mayang dan juga Banyu mengenai kehamilannya, Cassandra memilih untuk menghubungi sahabatnya, Evano. "Gua hamil. Kaget nggak lo?"

Ada jeda selama beberapa detik. Mungkin karena di seberang sana, Evano terlampau kaget dengan berita yang baru saja diberikan oleh Cassandra mengenai kehamilannya.

"Vans?" panggil Cassandra.

"Lo serius, Cass?" tanya Evano yang tampaknya masih kaget dan belum percaya.

"Ngapain gue bohong coba?"

"Hamil anaknya si bos mafia sinting itu?"

"Iya lah, siapa lagi? Hangdeh." Cassandra memutar bola mata.

"Gila-gila-gila. Perasaan baru beberapa bulan lalu elo buat gue hampir jantungan dengan kasih kabar kalo elo nikah, dan sekarang lo buat gue syok lagi dengan kasih kabar kalo lo hamil. Ah elah, Cass, hidup lo kok penuh dengan kejutan dan plot twist yang membagongkan, sih?" cerocos Evano sedikit menggebu.

Cassandra membalas, "Lo kalo tau semua hal yang udah gue laluin selama ini, pasti bakalan jantungan beneran."

"Emang, lo ngelaluin apa aja selama jadi istri om-om brewok itu?"

"Udah, nggak perlu dibahas."

"Tapi, Cass, lo kan, masih kecil nih. Maksud gue, badan lo kecil, umur lo juga masih belum cukup gak sih, buat hamil? Apa lo gak takut sama risiko-risiko hamil di usia muda? Kenapa gak nunggu sampe lo umur dua puluh tahun ke atas aja?"

"Iya, sebenernya gue takut. Tapi kata dokter, kalo gue selalu jaga kesehatan dan rutin cek kehamilan, risiko-risiko itu bisa dicegah. Eh, tapi, lo kok paham sih, masalah gituan? Gue yang jurusan kesehatan aja enggak paham sebelum dikasih tau dokter."

"Lo sama gue kan pinteran gue, Cass," sahut Evano sombong.

"Udah lama gue nggak misuhin elo nih, Vans."

"Iya, Bunda, misuh aja, jangan ditahan," ujar Evano dengan nada yang dibuat selembut mungkin.

Cassandra menarik napas dalam-dalam, lalu melontarkan umpatan, "Jangkrik, asu, kirek! Huuhh ..., legaaa. Dari kemarin-kemarin gue sensi mulu, Vans. Pengen ngumpat, pengen teriak, pengen makan orang. Maklum ya, bawaan bayi soalnya. Maaf juga karena lo gue jadiin pelampiasan."

"Nggak pa-pa, udah biasa," balas Evano santai.

"Cassie?" Tiba-tiba suara berat Ace terdengar. Cassandra menoleh lalu mendapati Ace yang berdiri di ambang pintu kamar. "Kau sedang berbincang dengan siapa di telepon?"

Cassandra buru-buru berbisik kepada Evano lewat ponselnya, "Udah dulu ya, laki gue dateng. Takutnya dia marah pas tau gue teleponan sama cowok lain. Dia posesif banget orangnya. Gue tutup."

"Oke, Cass, sehat selalu."

Tut.

Kembali menoleh pada Ace, Cassandra menyunggingkan senyumnya lalu menjawab, "Aku memberi kabar kepada ayah dan ibuku mengenai kehamilanku," papar Cassandra, tidak sepenuhnya bohong karena sebelumnya dia memang menelepon ayah dan ibunya.

Tidak membalas lagi, kini Ace berjalan ke tengah kamar dengan segudang penat yang memehuni tubuh serta pikirannya. Cassandra yang peka terhadap kelelahan yang dirasakan oleh suaminya pun memilih untuk bangkit dan melangkah mendekati Ace. Saat sudah berdiri di hadapan Ace, perempuan itu mendongak sambil mengulurkan kedua tangannya untuk melepaskan jas yang dikenakan oleh pria itu, lalu melepaskan dasinya.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang