Chapter 29 - His Tattoos

158K 20.5K 2.1K
                                    

pliss tampar bintangnya ✨

Saat keluarganya hancur, Ace masih berumur 15 tahun.

Tiada hujan tiada badai, ayahnya tiba-tiba membawa pulang seorang jalang dan memperkenalkan jalang itu sebagai istri keduanya. Namanya Belleza, masih sangat muda dan cantik tentunya. Zenith yang mengetahui bahwa Alessandro telah mengkhianati cintanya jatuh sakit, lalu menjadi gila. Alessandro tidak peduli dan malah mengirim Zenith ke rumah sakit jiwa.

Ace mengutuk Alessandro dan Belleza. Berharap semoga mereka berdua segera mendapatkan karma atas apa yang telah mereka perbuat. Khususnya Alessandro, Ace semakin membencinya. Namun karena pada saat itu Ace masih sangat muda dan tidak bisa berbuat banyak, akhirnya Ace memilih untuk diam.

Ace beranjak remaja dan menjelma menjadi pemuda yang tampan dengan pesona yang mampu memikat siapa saja yang melihat. Tak terkecuali Belleza, wanita itu jatuh ke dalam pesona anak tirinya. Dan pada saat Ace berusia genap 16 tahun, Belleza mengajaknya bercinta.

Pada malam itu, ketika mansion sepi karena Alessandro beserta orang-orangnya pergi untuk melakukan arbitrase perselisihan antara dua geng kriminal, Belleza masuk ke kamar Ace menggunakan kunci cadangan.

Ace yang sedang belajar di mejanya menoleh ke arah pintu, lalu mendapati istri kedua ayahnya sedang berdiri di sana.

"Ace ...," panggil Belleza manja. Ia mengenakan gaun tidur tipis di atas lutut dengan belahan dada rendah, hingga dadanya sedikit terlihat. Berharap Ace akan tergoda ketika melihat tubuh seksinya.

Belleza berjalan melenggak-lenggok mendekati Ace. Saat sudah berada tepat di samping pemuda itu, Belleza melepaskan gaun tidurnya, menyisakan bra serta celana dalamnya yang berwarna hitam kontras dengan warna kulitnya yang putih.

Ekspresi Ace biasa saja, datar, sama sekali tidak bernafsu. Tatapan matanya justru merendahkan. Namun Ace masih bungkam, belum ada niatan untuk membuka suara.

Belleza hendak membuka bra-nya berniat memamerkan aset berharganya yang indah itu kepada Ace, supaya Ace tergoda untuk menjamahnya, tapi Ace menghentikan dengan berkata, "Tubuhmu bekas banyak pria, aku jijik melihatnya." Lalu memalingkan wajah.

"Keluar dari sini, kamarku terlalu bersih untuk dipijaki jalang kotor sepertimu," sambungnya sarkas.

Belleza terlihat menahan emosi, tapi dia tidak menyerah begitu saja sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan, yaitu memadu kasih bersama anak tirinya yang begitu menawan. Sebelum berhasil mendapatkan kenikmatan bercinta dengan pemuda perjaka seperti Ace, Belleza tidak akan keluar dari kamar ini.

"Ace, jangan bersikap dingin seperti itu, aku ini kan, ibumu ...." Belleza bergelayut manja di leher Ace, memeluk pemuda itu dan menggesek-gesek pelan dadanya di lengan Ace.

Ace diam saja dan hanya bisa berharap semoga ayahnya cepat pulang sehingga jalang itu tidak lagi mengganggunya.

"Ayo kita bermain malam ini, Ace. Ayahmu sedang ada urusan, mungkin besok baru kembali, jadi, mari kita memberikan kenikmatan untuk satu sama lain. Tidak ada yang perlu kau takutkan, aku pastikan kita akan aman. Ayo, Ace, mari kita bercinta malam ini sampai puas. Ayooo."

Belleza menarik lengan Ace supaya bangkit dan memulai untuk mencumbunya. Namun Ace segera menepis tangan Belleza kemudian mendorongnya hingga Belleza jatuh ke lantai.

"Kau tahu sampah? Ya, kau adalah sampah," kata Ace seraya berdiri dan memandang rendah ke bawah, ke arah Belleza yang dadanya sudah naik turun menahan marah.

"Bajingan! Anak kurang ajar!" murka Belleza sambil bangkit dan berjalan mendekati Ace. Ia mengambil sebuah piala besar lalu ia hantamkan piala itu ke kepala Ace.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang