Chapter 21 - Looks so Pathetic

145K 14.4K 1.4K
                                    

"Anjeng ya lo! PANTEK!!" umpat Cassandra keras-keras seraya meninju angin. "Arghh, kesel!"

Ace memang tidak punya hati. Dan dengan idiotnya, Cassandra malah menaruh harapan kepada pria itu. Apa yang akan dia dapatkan selain rasa sakit? Padahal dia belum memberikan hatinya kepada pria itu, tapi rasa sakitnya sudah sanggup menusuk ke bagian hatinya yang terdalam. Bagaimana bisa?

"Stupid Ace!"

Cassandra menendang kerikil yang ada di depannya sambil berdecak keras, melampiaskan kekesalannya yang belum juga reda. Pandangannya teredarkan ke sekitar. Sepi. Tidak ada rumah ataupun toko di pinggir jalan, hanya ada pepohonan. Dia tidak tahu ini di mana. Ann Arbor terlalu luas untuk dia hafal jalanannya. Sialnya, ponselnya mati, sehingga dia tidak bisa membuka maps. Jadi, Cassandra harus bagaimana?

Terpaksa dia berjalan ke depan, berharap di depan sana ada keramaian sehingga dia bisa bertanya arah menuju distrik perumahannya.

"Gue kayak orang ilang," gumamnya sembari terus berjalan. "Kalo malah kesesat gimana nih?"

Setelah berjalan beberapa meter, tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti tak jauh dari tempatnya. Mata Cassandra membulat begitu sadar bahwa mobil yang ada di depan itu tidak asing lagi baginya.

Mobil Nate.

Detik itu juga, seorang pria keluar dari dalam mobil. Pria itu, Nate Johnson, berlari menghampiri Cassandra dengan raut wajah khawatir sekaligus lega. Tanpa mengucapkan apa-apa, Nate langsung membawa tubuh mungil Cassandra ke dalam dekapannya. Memeluk Cassandra erat, membuat Cassandra terkejut.

"Cassie …," sebut Nate dengan pelan, lalu semakin mengeratkan pelukannya. "Cassie …."

"Aku baik-baik saja," kata Cassandra lalu melepas pelukan Nate.

Nate memegang pundak Cassandra, menunduk untuk bisa melihat wajah perempuan itu.

"Aku khawatir," ujarnya dengan ekspresi wajah penuh dengan kekhawatiran, "aku mencemaskanmu. Kau menghilang selama beberapa hari, Cassie. Aku, ibumu, Nic, semua mengkhawatirkan dirimu."

Sebelah tangan Nate menyentuh pipi kiri Cassandra, lalu dia berucap lagi, "Tapi setelah melihatmu baik-baik saja, aku merasa lega." Nate tersenyum seraya mengembus napas pelan.

Cassandra diam saja menerima perlakuan Nate yang menyentuh pipinya. Bagi mereka---orang-orang Amerika---sentuhan fisik adalah hal yang biasa.

"Ayo masuk mobil," ajak Nate, "kita pulang."

Mereka berdua berjalan mendekat pada mobil, lalu masuk. Nate segera melajukan mobilnya setelah itu, menuju perumahan mereka. Sesekali pria itu menoleh pada Cassandra dan tersenyum. Terlihat sekali bahwa Nate merasa bahagia karena Cassandra kembali, dalam keadaan baik-baik saja, tanpa cacat sedikit pun.

"Selama beberapa hari ini, aku sulit tidur," beri tahu Nate.

"Kenapa?"

"Karena memikirkanmu, karena apa lagi?"

Cassandra mengulum bibir, bingung menanggapi perkataan Nate dengan apa.

"Sebenarnya, kau dari mana saja?" tanya Nate menoleh pada Cassandra sebentar, lalu kembali fokus ke depan. "Kau sama sekali tidak bisa dihubungi, bahkan oleh ibumu sendiri."

"Aku menginap di apartemen Evano," jawabnya memilih untuk berbohong.

"Evano?" Kening Nate mengerut.

"Sahabatku."

"Kenapa---"

"Kau lebih baik tidak tahu," potong Cassandra.

"Hm, baiklah," balas Nate menyunggingkan senyum lagi. "Aku sangat senang karena bisa melihatmu lagi, Cassie."

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang