Chapter 18 - Danger! Danger! Danger!

170K 17.1K 2.6K
                                    

ABSEN KOTA DULU YUK!!! AKU BOJONEGORO, JAWA TIMUR. KALIAN??

OKE, LANGSUNG BACA. SELAMAT MENIKMATI :")

mohon tandai typo yaa

✖✖✖

"Eh? Nggak dikunci?" heran Cassandra ketika iseng membuka pintu kamar dan ternyata berhasil terbuka.

"Bibi kelupaan ngunci, kah? Atau gue udah dibolehin keluar kamar dengan bebas?"

Ah, masa bodoh! Ini adalah kesempatan Cassandra untuk bisa keluar dari tempat ini.

Tolah-toleh sebentar, memastikan keadaan sekitar aman, lalu melangkah keluar dari kamar.

Dengan langkah pelan dan hati-hati, Cassandra berjalan melewati lorong, lalu menuruni tangga menuju lantai dasar.

"Sepi banget," komentarnya saat berada di ruang utama.

"Bagus deh, gue jadi punya kesempatan besar buat kabur."

Cassandra lanjut melangkah hendak menuju pintu depan. Kepalanya terus menoleh ke sekitar memastikan keadaan aman. Namun saat mendengar suara seseorang di dalam sebuah ruangan, dia jadi berhenti.

Itu suara Ace. Pria itu tengah berbicara dengan seseorang di telepon. Karena penasaran, Cassandra memilih untuk mendekat pada pintu ruangan tersebut yang tertutup. Mendekatkan telinganya pada pintu, berniat mencuri dengar pembicaraan Ace dengan seseorang di seberang sana, entah siapa.

Cassandra memang bodoh. Bukannya melanjutkan misinya untuk keluar dari mansion ini, dia malah tertarik untuk menguping percakapan Ace. Tapi dia benar-benar penasaran, karena suara Ace terdengar lemah lembut meskipun tidak tertangkap dengan jelas oleh telinga Cassandra.

Jujur, Cassandra ingin tahu lebih banyak tentang siapa Ace sebenarnya.

"Ck, nggak bisa denger suaranya dengan jelas," gumam Cassandra.

Selanjutnya dia memutar kenop pintu, berharap bahwa pintu tersebut tidak terkunci.

"Kebuka."

Cassandra mendorong pelan pintu tersebut, membukanya sedikit, lalu mengintip ke dalam. Aroma harum langsung tercium oleh hidungnya. Ini adalah ruangan pribadi Ace, ruang kerjanya, terlihat rapi dan bersih.

Tampak Ace yang tengah berdiri membelakangi Cassandra sambil mendekatkan ponsel ke telinga. Punggung lebarnya terbalut kemeja hitam yang melekat dengan sangat pas. Tubuhnya menjulang tinggi dan tegap. Kira-kira, tinggi Cassandra hanya sebatas dadanya.

"Iya." Ace bersuara dengan lembut kepada orang yang ia telepon.

"Jangan khawatir, aku baik-baik saja, selalu," sambung Ace dengan nada yang jauh lebih lembut dan bersahabat.

Siapa, ya?

Cassandra penasaran.

Baru pertama kali ini Cassandra mendengar nada bicara Ace yang sekalem ini. Bukan hanya itu, Cassandra juga menangkap nada sendu dan pilu dalam suaranya.

"Mama jangan lupa minum obatnya, ya."

"Mama?" gumam Cassandra sepelan mungkin.

"Hm, akhir bulan aku bakalan pulang dan menemui Mama. Iya. Love you more."

Ace menyudahi percakapannya. Masih berdiri mematung di depan meja, membelakangi Cassandra yang mengintip lewat celah pintu.

Di tempatnya, Cassandra memerhatikan punggung Ace dalam diam. Ternyata, orang sekejam Ace bisa bersikap lembut juga jika kepada ibunya. Jauh berbeda dengan Cassandra yang hobi membantah perkataan Mayang.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang