Chapter 15 - More Than The Devil

168K 16.4K 2.6K
                                    

Dengan kaki panjangnya, Ace melangkah memasuki sebuah kelab yang cukup elit di depannya. Seperti yang diharapkan, ketika sudah di dalam, banyak pasang mata nakal yang melirik ke arahnya menggoda. Beberapa wanita menatapnya dengan penuh nafsu dan mendambakan bisa menjadi wanita beruntung yang dihampiri oleh Ace.

Dasar jalang-jalang rendahan!

Bibir Ace membentuk seringai licik. Matanya teredarkan, mencari seseorang yang cocok menjadi modelnya malam ini.

Semua wanita yang ia pandangi memandanginya balik. Bahkan ada yang sengaja menaikkan gaun pendeknya supaya pahanya semakin terlihat jelas. Mengetahui itu, Ace memberikan senyum manis.

Gotcha!

Wanita itu terlihat sedikit terkejut, namun balas tersenyum setelahnya. Lalu dia sengaja membuka mulutnya sendiri, kemudian memasukkan tiga jarinya ke dalam mulut, memasang ekspresi nakal, memberikan sinyal kepada Ace. Apa yang dia lakukan itu adalah sebuah pertanda yang hanya dimengerti oleh orang dewasa. Dan tentu saja, Ace tahu betul apa maksudnya. Setelah itu, jari yang basah milik wanita itu mengusap-usap bibirnya sendiri sensual.

Benar-benar representasi dari jalang yang sesungguhnya. Ace membenci itu, tapi juga menyukainya.

Ia menyukai ketika para wanita itu kehilangan wajah yang selalu dibanggakan dan dijadikan alat untuk menjerat pria.

Ace mengangkat rendah sebelah tangannya, menggerakkan telunjuknya, memberi isyarat kepada wanita itu untuk mendekat.

Wanita itu menyambut undangannya dengan raut wajah bahagia, senyum lebar terpeta di bibir merahnya. Dia berjalan melenggak-lenggok tanpa melunturkan senyumnya sedikit pun. Berani bertaruh, itu adalah senyum termanis yang dia punya.

Entah Ace harus senang atau biasa saja ketika mendapatkan senyum paling manis dari wanita itu. "Hola, Señorita," sapanya menggunakan bahasa Spanyol karena ia tahu betul bahwa wanita di depannya adalah seorang Spanish.

"Dari mana kau tahu bahwa aku adalah orang Spanyol?" tanya wanita itu merasa senang.

"Dari wajahmu yang cantik serta bentuk tubuh seksimu."

Wanita itu terlihat semakin senang, tapi dia justru menolak pujian Ace dengan mengatakan, "Aku tidak secantik itu untuk mendapatkan pujian darimu."

Cih! Merendah untuk meroket, huh?

"Mau bersenang-senang denganku malam ini?" tawar Ace meskipun sudah tahu bahwa wanita itu sangat ingin bersenang-senang dengannya.

"Sangat mau."

"Akhir-akhir ini, otot-ototku kaku. Aku butuh wanita sepertimu untuk melemaskannya. Aku yakin kau pasti bisa memuaskanku."

Tangan wanita itu terulur untuk kemudian mengelus pipi Ace, "Dengan senang hati, Mi Amor."

Dan Ace juga akan dengan senang hati memotong tangan kurang ajar yang menyentuh pipinya ini.

Berikutnya mereka berjalan berdampingan keluar kelab. Si wanita sudah melingkarkan tangannya pada lengan Ace, sengaja mendekatkan dadanya pada lengan pria itu supaya Ace semakin tidak tahan.

Iya, Ace semakin tidak tahan. Maksudnya, tidak tahan untuk mencabik-cabik tubuh seksinya.

Ketika sampai di dekat mobil, Ace membukakan pintu sebelah kanan untuk wanita itu.

"Gracias," kata wanita itu berterima kasih lalu memasuki mobil.

Ace memutari mobilnya dan membuka pintu sebelah kiri. Masuk. Dia belum menyalakan mesin mobilnya, tapi lebih dulu menoleh ke arah belakang, kepada Cassandra yang hanya diam memerhatikan. Tersenyum penuh arti yang dibalas Cassandra dengan wajah flat.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang