Chapter 38 - Loved by the Devil

113K 12.7K 2.6K
                                    

minta vote sama komennya cantik ✨
mohon tandai typo juga

[18+]

"Hai, Alexia," sapa Ace kepada seorang wanita yang tersenyum lebar ke arahnya. Berikutnya ia melepaskan topi beserta kaca mata hitamnya.

"Dieter, matamu?" Alexia berubah khawatir saat mengetahui sebelah mata Ace tertutupi oleh eye patch.

"Hanya luka kecil," balas Ace sekenanya.

Ace melangkah masuk, lalu Alexia mengunci pintunya dari dalam. "Aku sangat merindukanmu." Wanita itu mendekat ke arah Ace hendak memberikan ciuman, tapi Ace buru-buru menghindar sambil mengangkat rendah sebelah tangannya, membuat Alexia terhenti dengan kening berkerut.

"Wanitaku, calon istriku, tidak suka kalau aku disentuh atau menyentuh wanita lain," ungkap Ace penuh keseriusan.

"What the hell?!" Alexia menganga. "Jadi selama ini, kau sudah memiliki seorang kekasih?"

"Ya," singkat Ace.

"Arghh, sial! Kau menipuku, ya?" kesal Alexia.

"Tidak, aku hanya tidak memberi tahumu sebelumnya."

"Tetap saja!"

"Cukup basa-basinya, sekarang, jelaskan kepadaku mengenai hasil otopsimu terhadap korban yang baru saja dibunuh ini." Ace mengamati potongan tubuh yang tertata di atas brankar. Memegangi kameranya, lalu mengambil beberapa foto.

"Kau bercanda, ya?" kata Alexia dengan nada jengkel yang kentara. "Setelah kau menipuku, mana mau aku membantumu?"

Ace melirik Alexia. Melepaskan kameranya kemudian berjalan mendekat ke arah wanita itu. Auranya berubah mengerikan, membuat Alexia melangkah mundur pelan-pelan.

"Aku bisa dengan mudah membuat tubuhmu terpotong seperti jasad di atas brankar itu, kau mau?"

"Ma-- maksudmu?" balas Alexia takut.

Ace tersenyum manis, "Maksudku, jika kau tidak mau menuruti perintahku, maka aku akan membunuhmu, sekarang juga, di ruangan ini. Jadi, jangan macam-macam denganku dan menurutlah."

"Kau mengancamku?"

Ace mengeluarkan pisaunya dan menusukkan ujungnya ke pintu besi di belakang Alexia.

Trang!

"Memberi peringatan. Omong-omong, pisau ini sanggup untuk membedah isi perutmu. Mau coba?"

Alexia yang masih diselimuti oleh keterkejutan itu melirik pisau di sebelahnya. Dadanya naik-turun. Setelahnya ia kembali membuka mulut hendak bersuara, "Baiklah, aku akan menuruti perintahmu. Sekarang, jauhkan pisau ini dariku."

"Bagus." Ace tersenyum lagi seraya menarik diri. "Seharusnya kulakukan ini sejak awal, sehingga aku tidak perlu melakukan hal menjijikkan seperti berciuman denganmu."

"Kau sebenarnya siapa? Kau bukan seorang wartawan, kan?"

"Aku?" Ace menunjuk dirinya sendiri. "Hanya seorang pengangguran yang suka mencari banyak masalah untuk mengisi waktu luang."

Cassandra langsung memasuki mobil Ace begitu mobil pria itu berhenti di depan gerbang kampus. Hari ini, Ace akan pulang ke Italia, meninggalkan Cassandra entah sampai berapa lama.

"Anak buahku akan selalu mengawasimu dari jauh," kata Ace setelah ia kembali melajukan mobilnya membelah jalanan kota Ann Arbor yang lumayan padat untuk menuju bandara.

"Berapa lama?"

"Entahlah. Jika menunggu misi selanjutnya di Detroit, sekitar tiga bulan."

"Lama."

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang