Chapter 23 - Stockholm Syndrome

157K 19K 2.8K
                                    

yang gak lupa pencet bintang, semoga hari kamu menyenangkan :"

"Mama beneran nggak pa-pa?" tanya Cassandra kepada Mayang dengan rasa khawatir.

Geleng-geleng pelan, Mayang membalas, "Nggak pa-pa, Mama cuma kecapekan."

"Maafin Cassie ya, Ma." Cassandra merasa sangat bersalah karena telah bertengkar dengan Mayang sampai melontarkan kalimat-kalimat tidak pantas sehingga membuat Mayang pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

"Gara-gara aku, Mama jadi kayak gini," cicit Cassandra sambil menggigit bibir.

"Bukan gara-gara kamu," ujar Mayang pelan.

"Tapi ...."

"Mama udah sehat, paling bentar lagi diizinin pulang."

Saat Mayang mengulas senyumnya, Cassandra merasa sedikit lebih tenang.

"Maaf," ulangnya seraya tersenyum tipis kepada ibunya.

"Mama juga minta maaf, udah nampar kamu tadi. Pasti sakit, ya?"

Geleng-geleng, Cassandra membalas, "Nggak. Jauh lebih sakit hati Mama karena udah aku sakitin dengan kata-kata yang enggak pantes."

"Udah, lupain," sela Mayang. Lalu ia mengulurkan sebelah tangannya ke wajah Cassandra. Mengelus-elus bekas tamparannya di pipi perempuan itu. Membuat Cassandra memejam merasakan elusan tangan halus milik Mayang yang selalu dia rindukan dulunya.

Mayang beralih menatap Nate yang berdiri menyandarkan punggungnya di dinding, memanggil, "Nate."

"Iya, Bibi?" sahut Nate berjalan mendekat, berdiri tepat di sebelah Cassandra.

"Antarkan Cassie pulang, ya."

"Eh? Aku masih mau nungguin Mama sampe Mama dibolehin pulang."

"Kamu harus istirahat," kata Mayang penuh perhatian. "Nanti Nic ke sini, buat jemput Mama."

"Hhh, Nic lagi," gumam Cassandra sangat pelan supaya Mayang tidak mendengar.

Beralih ke Nate lagi, Mayang berkata, "Titip jaga Cassie sebentar, ya."

"Oke, Bibi, dengan senang hati," balas Nate mengulas senyum manis, lalu menoleh pada Cassandra dan melemparkan tatapan penuh arti kepada perempuan itu.

"Tidak salah meminta lelaki seperti Nate menjaga anak gadis sepertiku, Mam?" sindir Cassandra melirik pada Nate yang masih setia memandanginya.

Ah, gadis. Apakah Cassandra masih pantas disebut sebagai gadis?

Jelas tidak karena dia sudah pernah dijebol oleh makhluk laknat bernama Ace. Ya, Cassandra sudah bukan gadis lagi.

"Nate menyukaimu," ujar Mayang melirik pada Nate yang tidak melunturkan senyumannya sedikit pun. "Jadi Mama yakin kalau Nate tidak akan berbuat macam-macam kepadamu. Iya kan, Nate?"

"Tentu," sahut Nate mantap.

✖✖✖

"Aku masuk ke rumah, ya," kata Nate melirik pada rumahnya sendiri. Cassandra yang berdiri di undakan tangga mengangguk sekali.

"Jangan merindukanku," imbuh Nate terkekeh pelan.

"Tidak akan."

Nate menepuk-nepuk pelan puncak kepala Cassandra, memberikan senyum paling manis yang ia punya, berkata lagi, "Jangan tiba-tiba menghilang lagi, oke? Aku jadi merasa hampa saat kau tidak ada."

"Ya," balas Cassandra sekenanya.

"Okee," ujar Nate lembut.

Tangan Nate yang mulanya ada di atas kepala Cassandra kini turun menuju tengkuknya, mengusap-usap pipi Cassandra menggunakan ibu jarinya. Tatapan mata Nate jauh lebih lembut dari sebelumnya. Pria itu kini mendekatkan wajahnya pelan-pelan. Dan sudah bisa Cassandra pastikan bahwa Nate akan mencium bibirnya.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang