Chapter 16 - You Sick, Son of a Bitch!

172K 18.6K 3.9K
                                    

"Beri aku saran, Cassie," kata Ace kepada Cassandra, "aku harus memulainya dari mana? Membedah tempurung kepalanya, kah? Aku ingin tahu bentuk otak wanita ini seperti apa. Tapi sepertinya, lebih baik itu dilakukan di akhir saja. Hmm, aku bingung."

Ya Tuhan, Ace berbicara dengan sangat santainya sambil memasang wajah tanpa dosa. Benarkah pria yang ada di hadapan Cassandra ini adalah manusia?

"Bisakah ... kau lepaskan dia?" pinta Cassandra.

"Kau ini bicara apa?" Ace berkata lengkap dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Yakinlah, itu justru membuat Ace bertambah seram berkali-kali lipat.

"Kita sudah susah payah membawanya, dan kau malah memintaku untuk melepaskannya? Maaf, Cassie, aku tidak bisa." Ace geleng-geleng kecil memasang tampang tidak enak kepada Cassandra.

Dasar bajingan! Lihatlah eskpresi wajahnya yang dibuat-buat itu. Pintar sekali pria itu memainkan mimik wajahnya. Dan Cassandra yakin, semuanya adalah palsu.

"Gairahku sudah sangat membara, nafsuku menggebu-gebu, minta untuk segera dilampiaskan. Jadi, biarkan aku melakukannya, oke?"

Kaki Ace melangkah menuju meja yang di atasnya sudah terdapat beragam alat-alat bedah. Pria itu mengambil beberapa alat, seperti pisau bedah, gunting, silet, bor medis, gergaji khusus, juga alat jahit. Lalu meletakkan semua benda itu di atas meja kecil samping brankar.

Melihat benda-benda itu, kaki Cassandra tremor. Jantungnya berdegup sangat kencang. Tubuhnya melemas meskipun Ace belum memulai aksinya.

Cassandra melirik ke arah Paulina yang melotot lebar kepada Ace yang mengarahkan pisau bedah pada tubuhnya. Wanita itu terlihat sangat ketakutan, namun tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.

"Cassie," panggil Ace melirik pada Cassandra, "duduklah dengan manis di kursi itu. Kau adalah penonton yang beruntung karena bisa melihat keahlianku secara langsung, karena sebelum-sebelumnya, aku tidak pernah mau melibatkan orang ketiga dalam aksi hebatku ini. Berbanggalah akan hal itu."

Mulut Cassandra tidak bisa untuk sekadar terbuka. Dia hanya diam mematung dengan mata yang menatap fokus kepada dua orang di depannya.

Saat Ace menggores sepanjang lengan Paulina dengan pisau bedah, tubuh Cassandra semakin melemas. Matanya menangkap darah yang merembes keluar dari luka goresan yang cukup panjang.

Ini baru permulaan, tapi sudah sangat mengerikan.

Dilanjut dengan membuka kulit lengan Paulina. Ace menyobek kulit Paulina dengan sangat rapi dan hati-hati, memisahkan kulitnya dari daging. Setelahnya, daging bagian dalam Paulina terlihat dengan jelas meskipun tercampur dengan darah.

Serius, ini adalah live action dari film The Autopsy of Jane Doe yang Cassandra tonton tahun lalu. Dia seperti melihat secara langsung proses otopsi, bedanya kali ini pasiennya masih dalam keadaan hidup dan sadar. Entah seberapa sakit yang dirasakan oleh Paulina sekarang. Cassandra tidak bisa membayangkan jika berada di posisi wanita itu.

Bunyi 'set-set' dari pisau yang bersentuhan dengan kulit memenuhi telinga Cassandra. Ace tampak sangat ahli melakukannya, sudah terlihat seperti spesialis bedah, mungkin karena gagal menjadi dokter bedah, Ace jadi menciptakan ruang operasi sendiri dan bertindak seolah-olah dia adalah ahli medis di sini.

"Jangan kagum dulu." Ace berkata kepada Cassandra sambil masih fokus untuk menyayat tubuh Paulina. "Ini baru awalan. Sebentar lagi kau akan melihat hal yang jauh lebih menakjubkan."

Selesai dengan mengelupas kulit lengan Paulina, Ace mengambil alat jahit, kemudian dengan telaten menjahit kulit Paulina yang tadi Ace pisahkan dari dagingnya.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang