50. Last Caffeine

6.9K 177 16
                                    

Tiga tahun. Ya, gue butuh waktu tiga tahun lamanya hingga akhirnya gue kembali ke tanah air di mana gue dibesarkan. Sosok Prita Faradista kambali sebagai seorang wanita berusia 26 tahun, owner dari perusahaan start-up bernama Create-It. Perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan jasa, mulai dari marriage, psychological and financial consulting, sampai event organizer. Aneh bukan, duniaku berpindah dari satu bidang ke bidang lain. Berawal dari dunia NGO, kemudian dunia diplomasi, dan sekarang dunia start-up. Tapi bukankah dunia memang bersifat dinamis.

Sedikit cerita, gue mangawali perusahaan Create-It ini berkat akun youtube Didit. Kalau kalian ingat, gue pernah tampil dalam channel youtube Didit ketika sahabat gue itu mengangkat tema tentang pernikahan. Dari sana akhirnya banyak orang yang penasaran dengan gue, mencari tahu akun sosial media gue dan mengirimkan berbagai curhatan dan pertanyaan di sana, atau yang basa-basi ingin kenal lebih dekat juga banyak.

Gue bukan konsultan pernikahan, bukan konsultan psikologi, bukan juga konsultan finansial, tapi orang-orang justru bercerita tentang masalah mereka dan seolah meminta solusi dari masalah tersebut. Oke, kalau soal finansial gue masih nyambung lah ya. Tapi apa kabar kalau yang mereka tanyakan tentang kondisi psikologi dan hubungan sepasang manusia alias relationship.

Mungkin di mata mereka gue adalah wanita all in one, mengerti tentang segala hal. Yang mereka lupa, apapun yang gue katakan itu bersifat subjektif, gue nggak punya ilmunya. Awalnya gue masih menjawab pertanyaan dan cerita-cerita mereka dengan menggunakan opini pribadi gue dan sedikit ilmu yang gue dapat berkat kecintaan gue membaca buku. Hingga akhirnya gue kualahan dengan semakin banyaknya orang yang bertanya –bahkan menawarkan endorse, for god sake gue bukan artis.

Dari sana, setelah setahun gue berada di Cambridge, gue memutuskan untuk membangun sebuah perusahaan untuk menjawab setiap pertanyaan orang-orang ini. Menggandeng Didit –yang lebih mengerti tentang dunia digital- dan teman-teman psikolog, ekonomi dan pakar pernikahan, gue akhirnya membuka website untuk membantu warga net yang kebingunan. Kemudian berlanjut membuka platform akun sosial media, karena mengetahui pasaran nitizen lebih mengarah ke sosial media. Hingga membuat aplikasi. Ya, semuanya dilakukan secara digital, berkat kemajuan teknologi.

Dalam enam bulan yang awalnya kami hanya bekerja melalui dunia digital, gue memutuskan mendirikan perusahaan resmi alias perusahaan berbadan hukum, di mana letak kantornya berada di kawasan Setiabudi. Dibantu ayah dan bang Praga di Indonesia, gue mengontrol semua pekerjaan dan pegawai dari Cambridge. Baru beberapa minggu lalu saat gue kembali ke Indonesia, Create-It berada dalam kontrol gue sepenuhnya.

Enough for the story...

Dengan sedikit emosi gue milirik jam di pergelangan tangan gue yang sudah menunjukkan angka 10.18 WIB, itu artinya gue sudah menunggu selama hampir dua puluh menit, dan orang yang gue tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Rin, kamu hubungin lagi deh, kalau masih lama mending reschedule aja, udah dua puluh menit ini." Dengan sedikit tidak sabaran gue meminta Rina -sekretaris bang Praga- untuk menghubungi pihak department store yang akan membahas tentang kontrak kerjasama dan perjanjian dengan Benka Food, perusahaan makanan yang didirikan ayah.

"Baik bu Fara." Begitu menerima perintah, Rina langsung menghubungi pihak departement store. Sedangkan gue sudah berada di puncah kekesalan, gue tidak suka menunggu, mungkin siapapun juga tidak akan suka jika harus menunggu terlalu lama disaat banyak pekerjaan lain yang harus dikerjakan. Dan hey, terlambat bukanlah sifat yang baik untuk seseorang yang bekerja didunia professional.

"Katanya sudah ada di parkiran bu." Ujar Rina begitu panggilan terputus.

Benar saja, tak lama kemudian dua sosok manusia berjalan menghampiri meja kami. Seorang pria yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya, dan seorang wanita yang menatap takjub tapi was-was ketika melihat gue.

Caffeine (Completed)Where stories live. Discover now