32. Endless Surprises

773 74 3
                                    

Bottega menjadi tempat pilihan Allen malam ini untuk mentraktir gue sesuai janjinya siang tadi. Pria itu kini sudah melepas setelan jasnya, menyisakan kemeja berwarna mocca yang lengannya sudah digulung sebatas siku.

Hey, if you're curious about my relationship with Allen. So, don't worry, we're just a friend. Kalau ditanya gue tertarik atau tidak dengan sosok Allen, then I say yes. Siapa yang nggak tertarik, he is a kind, smart, good manner, good attitude, and of course good looking. Allen itu paket komplit yang sayang untuk dilewatkan.

Tapi tetap saja butuh dari sekedar itu untuk menjalin sebuah hubungan 'more than a friend'. Dan untuk saat ini, Allen adalah teman sekaligus lawan bicara yang bisa membuat gue nyaman. 'Nyaman belum tentu sayang dan sayang belum tentu jadian'. Textline yang diajarkan abang gue sewaktu gue masih duduk di bangku SMA dulu.

"I think there is something serious that you want to talk with me." Gue lebih dulu membuka suara setelah seorang waiters mengantarkan makanan pesanan kami.

Dari sikap Allen yang cenderung diam sejak keluar kantor tadi -bahkan sampai sekarang- membuat gue curiga tentang sesuatu dibalik traktirannya malam ini. Allen bukan pria yang bisa tiba-tiba menjadi makhluk pendiam tanpa alasan. Apalagi raut wajahnya kali ini cukup bisa terbaca.

"It's about Kyra." Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Allen manjawab dengan nada datar dan ekspresi yang sulit diartikan.

"You ask her to be your girlfriend?" Tebak gue asal, sepanjang yang gue tau Allen memang menyimpan perasaan khusus pada sahabatnya, yang baru beberapa minggu yang lalu gue tau bernama lengkap Akyra Lituhayu Harim, seorang wanita blasteran Jepang-Indonesia.

"She is pregnant." Mata gue otomatis membulat sempurna mendengar penuturan Allen yang super absurd ditambah dengan penyampaiannya yang tanpa ekspresi. Tell me that it's a prank, please.

Setidaknya gue berharap sikap Allen saat ini terjadi karena Kyra menolak pernyataan cintanya bukan berita kehamilan seperti ini. Gue memang baru mengenal sosok Kyra kurang lebih dua setengah bulan yang lalu dan bertemu beberapa kali setelahnya. Sejauh yang gue tau Kyra adalah wanita yang baik, dia wanita pintar, anggun, dan berkelas. Akan sangat bodoh jika wanita seperti Kyra sampai hamil diluar nikah.

"Are you kidding me?" Maafkan kalau sekarang gue bertanya nyolot pada Allen, bagaimanapun gue berusaha menyangkal tentang fakta satu ini. Bahkan tangan gue sudah melepas sendok yang tadi gue pegang, menghentikan kegiatan makan malam gue dan memberikan fokus sepenuhnya pada Allen.

"I want to tell you that it's just kidding. But sorry, that's a fact. I was as shocked as you, Ra." Allen merespon ucapan gue masih dengan nada datarnya, tanpa emosi sedikitpun, atau pria itu telah menyembunyikan emosinya dengan sangat baik. Sedangkan gue hanya bisa menghela napas kasar. Ya, ini bukan jokes apalagi mimpi.

"How come?"

"The night before she came to Indonesia, she went to the night bar with her friend for farewell party. She said that she was drunk, dia nggak tau apa yang terjadi malam itu. Dia Cuma ingat dia bangun di dalam kamar apartemennya dengan keadaan naked, dan laki-laki yang ditemuinya terakhir kali sebelum nggak sadar is one of our bestfriend from Indonesia in master school." Allen menjelaskannya dengan terperinci. Matanya menatap lurus mata gue, dan dari sorot matanya itu gue bisa merasakan kebencian, amarah, dan mungkin kesedihan. Yang jelas malam ini Allen terasa begitu dingin dan kaku.

Sedangkan kini otakku bekerja menghitung usia kehamilan Kyra. If she doing that 'thing' before she came to Indonesia, berarti usia kehamilannya sekarang sekitar tiga bulan.

Caffeine (Completed)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz