27. Small Bet

718 74 1
                                    

Monday morning gue kali ini dikejutkan dengan rumor yang mengatakan bahwa mbak Desta, kepala devisi gue, berencana untuk resign. Gue mendapat kabar itu dari mbak Lana dan mbak Nadine yang begitu heboh saat gue mendudukan diri di kursi kubikel gue lima menit lalu. Dan dalam sekejab, meja gue kini telah berubah menjadi meja panas perghibahan pagi ini. Semua anggota geng mbak Lana yang terdiri dari kawula muda usia 20 hingga 30 tahunan sudah lengkap berkumpul mengerubungi meja gue, mulai dari Haikal, Mbak Gina, Mbak Lana, mbak Nadine, Jessi, dan Ilham.

Ke-enam orang ini adalah sekumpulan orang-orang paling klop di devisi gue. Selain gue dan ke-enam orang ini sebenarnya ada manusia-manusia lain penghuni devisi managemen perencanaan, hanya saja mereka cenderung menggerombol sendiri karena merasa tidak cocok dengan geng mbak Lana yang memang berusia muda, berbeda dengan mereka yang sudah berkeluarga dan berusia lanjut. Topik bahasannya pun tentu saja akan bereda.

"Denger-denger sih mbak Desta mau resign karena mau fokus program." Mbak Nadine mengungkapkan informasi yang didapatkannya dengan serius.

"Program apaan mbak? Mau kuliah lagi?" Jessi yang seusia dengan gue bertanya dengan polosnya. Kan dibilangin, geng mbak Lana itu memang terlalu muda untuk pembahasan orang yang sudah berumah tangga. Susah nyambungnya.

"Program hamil dodol." Haikal yang berdiri dibelakang Jessi menoyor kepala Jessi gemas. Jessi ini meskipun usianya lebih tua dari gue beberapa bulan tapi memang paling polos anaknya.

"Yee santai dong, mana gue tau program yang dimaksud itu." Balas Jessi ganti mengeplak lengan Haikal.

"Kalian ini dapet berita kayak gitu dari mana sih, heran gue perasaan kemarin kalem-kalem aja. Kok tiba-tiba ada berita menakjubkan begini." Gue yang sejak tadi hanya diam menyimak obrolan mereka, akhirnya angkat bicara. Bener-bener kepo sih gue, pasalnya gue selalu manjadi makhluk GSF yang paling ketinggalan berita.

"Gue tau dari Lana sih." Mbak Nadine yang menjawab, dan diangguki oleh yang lainnya. Membuat gue otomatis beralih pada mbak Lana yang kini menampakkan cengiran andalannya, yang selanjutnya dia mulai membeberkan asal usul rumor ini berasal.

"Gue tau dari Adisti, kakaknya Adisti kan sahabatnya mbak Desta. Katanya kapan hari gitu mbak Desta main ke rumah kakaknya pas kebetulan Adisti ada disana juga. Yudah deh si Adisti nguping tipis-tipis. Cuman belum jelas sih, kapan resign-nya."

"Ya pantes sih kalo alasannya emang pengen fokus program. Mbak Desta kan udah nikah delapan tahun dan belum dapet keturunan sampai sekarang." Ujar mbak Gina ikut mengemukaan pendapatnya. Ditambah Mbak Nadine, menimpali dengan raut iba.

"Kasian sih mbak Desta, pasti stress dengerin omongan orang-orang soal anak. Apalagi yang dapet jelek pasti pihak perempuannya."

Oh iya di GSF ini memang kami memanggil orang yang lebih senior atau lebih tua dengan sebutan mbak atau mas, berlaku juga untuk atasan, alasannya biar lebih akrab dan tetap sopan, tapi mau memanggil pak atau bu juga tidak masalah. Lingkungan di GSF memang lebih santai, jadi membebaskan karyawannya dalam urusan panggilan atasannya, kecuali untuk kepala departemen dan tingkatan yang lebih tinggi yang tentu saja dipanggil dengan sebutan pak atau bu.

"Kalau emang itu yang terbaik, gue dukung sih keputusan mbak Desta buat resign." Ujar Ilham ikut bersuara, menyuarakan jiwa korsanya, yang direspon dengan gesture tanda setuju oleh teman-teman yang lain, termasuk gue.

"Udah lebih dari jam 8 nih, pada balik ke kubikel masing-masing sana sebelum kena tegur mbak Desta." Gue akhirnya menyudahi perbincangan hangat pagi ini dengan usiran halus. Kalo nggak gini, nggak bakal bubar ini temen-temen gue, malah bisa makin menjadi per-gosip-annya.

***

Ketika waktu mendekati jam istirahat, tiba-tiba mbak Desta memanggil gue untuk datang ke ruangannya. Gue yang tadinya sibuk membenahi revisian terakhir draf perjanjian dari Allen sebelum gue kirim ke kedutaan Itali, langsung deg-degan nggak karuan. Otak gue langsung memutar dosa perghibahan gue tadi pagi. Takut-takut kalau mbak Desta ternyata mengetahui bahwa tadi pagi telah diadakan konferensi pergibahan dadakan di meja gue dengan topik dirinya. Duhh, imajinasi gue kalau lagi laper jadi nggak jelas begini.

Caffeine (Completed)Where stories live. Discover now