127. Everything is Over

Start from the beginning
                                    

"Kau tidak melakukan kesalahan apapun" ucap Lauren lembut sembari menggelengkan kepalanya pelan

Alan menatap tak percaya ke arah Lauren ketika ia mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut nyonyanya itu.

Bugh!

Alan menjatuhkan tubuhnya di atas tanah yang sedari tadi menjadi pijakannya. Ia berlutut tepat di hadapan Lauren, sontak saja hal itu membuat Lauren panik

"Apa yang kau lakukan?!?" ucap Lauren tak percaya sembari memegang kedua bahu Alan dan mencoba membuat pria itu bangkit berdiri, namun pria itu tetap mempertahankan posisinya

"Saya siap menerima hukuman apapun dari nyonya, tapi jangan minta saya untuk meninggalkan nyonya" ucap Alan dalam satu tarikan nafas

"Saya tak ingin membiarkan nyonya sendirian" lanjut Alan dengan suaranya yang sudah bergetar hebat

"Saya ingin terus mengabdikan seluruh hidup saya kepada nyonya"

Lauren menghela nafasnya dengan kasar ketika ia mendengar rentetan kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Alan. Karena Alan tak mau untuk bangkit berdiri, Lauren pun memutuskan untuk berjongkok agar tinggi dirinya bisa setara dengan pria yang masih tetap menundukkan kepala itu.

Tangan Lauren yang masih dibalut dengan sarung tangan terulur untuk meraih dagu pria itu. Dengan gerakan lembut, Lauren berhasil mendongakkan wajah itu dan membuat pria itu mau menatap matanya

"Kau tidak melakukan kesalahan apapun, kau tak kekurangan apapun, kau sempurna, sangat sempura" ucap Lauren sembari tersenyum lembut

"Jika begitu, kenapa nyonya ingin melepaskan saya?" tanya Alan dengan matanya yang terlihat tak memiliki sinar semangat lagi

"Aku hanya ingin memberikanmu kebebasan yang selama ini terenggut darimu. Selain itu, aku melakukan ini agar kau bisa memperbanyak waktumu dengan Alana. Adik perempuanmu itu lebih memerlukanmu daripada aku" jelas Lauren lembut

Alan tetap saja memancarkan tatapan tak percayanya kepada Lauren.

"Saya ingin terus melayani nyonya" ucap Alan kekeuh

Lauren menghela nafasnya ketika ia mendengar ucapan Alan tersebut.

"Kau bisa melayaniku" tandas Lauren pada akhirnya

Seketika, punggung Alan menegak. Binar bahagia menghiasi kedua mata pria itu.

"Kau bisa melayaniku melalui temanku, Clara"

Kalimat yang baru saja keluar dari bibir Lauren itu berhasil membuat Alan yang baru saja melambung tinggi ke udara karna perasaan bahagia langsung terhempas dengan kasar ke pusat bumi terdalam.

"Clara adalah seorang model dan kebetulan saat ini dia tengah bekerja di Manhattan, kota yang sama tempat adikmu dirawat. Jujur, aku sedikit mengkhawatirkan Clara. Dia adalah seorang wanita dan ia tak memiliki siapapun disana, aku juga takut karna aku tau bagaimana sisi gelap dari dunia permodelan. Aku tak ingin melihat Clara dimanfaatkan oleh siapapun disana" jelas Lauren secara perlahan dan lembuta agar Alan dapat mengerti akan dirinya

"Kau mau kan? Menjaga Clara?" tanya Lauren lembut sembari menangkup wajah Alan

Alan diam membisu, pria itu malah mengahlihkan pandangannya ke arah lain sebagai bentuk penolakannya atas pertanyaan Lauren itu

"Kali ini, aku meminta bukan memerintah. Ini adalah permintaan pertamaku untukmu, kan? Apa kau setega itu untuk tidak mengabulkannya?" tanya Lauren sendu sembari menarik tangannya dari wajah Alan

Alan yang bisa merasakan kesedihan dan kekecewaan dari nyonyanya itu lantas langsung melemparkan tatapannya kepada nyonyanya itu.

Alan menangkap tangan Lauren yang hendak meninggalkan wajahnya dan menahan tangan yang dibalut sarung tangan itu untuk tetap berada disana, pria itu juga menggelengkan kepalanya dengan gerakan pelan

In Your EyesWhere stories live. Discover now