Chapter 13 - Romeo, Save Me!

Start from the beginning
                                    

Kira-kira, berapa ya umur Romeo? Pastinya tidak terlalu jauh dari umur Ace, melihat dari wajah keduanya yang sama-sama masih sangat segar dan menawan.

"Tidak ada cupcake?" Mata Cassandra teredarkan pada meja besar yang sudah tersaji beberapa makanan.

"Cupcake?"

"Aku suka cupcake, apakah engkau lupa, Sayang? Ternyata, kau belum benar-benar mengenal diriku, ya," katanya sengaja memanggil Ace dengan mesra. Katakanlah bahwa Juliet memang merasuki Cassandra sekarang.

"Inikah yang kau sebut cinta?" imbuhnya memancing. "Atau … aku hanya obsesimu saja?"

"Maaf, lupa," sahut Ace manatap Cassandra dingin dengan raut datar.

"Suruh kokimu untuk membuatkanku cupcake, Sayang. Lima saja, tidak masalah. Ya?"

Kapan lagi Cassandra bisa bersikap seenaknya seperti ini coba?

"Oke," singkat Ace tanpa melepas tatapan tajamnya pada perempuan itu.

"Terima kasih, Sayang. Rasa cintaku kepadamu semakin bertambah." Cassandra melempar senyum lebar dengan bibir rapat hingga matanya membentuk sabit.

Menoleh pada Ace, Romeo berkata, "Dia lumayan lucu dan manis."

"Percayalah dia hanya bersandiwara. Aslinya dia adalah perempuan liar dan bar-bar yang sangat ingin kubunuh andai saja aku tidak tertarik kepadanya."

"Aku mendengarnya, Sayang!" sela Cassandra lalu memasukkan sepotong daging ke mulut kecilnya.

✖✖✖

"Kau sengaja memancing emosiku di depan Romeo, kan? Maumu apa?" marah Ace di dalam kamar Cassandra.

"Kalau kau berharap aku akan bersikap lembut kepadamu di hadapan Romeo, kau salah besar. Aku tidak segan-segan menyakitimu di hadapan siapa pun, di depan Romeo sekalipun. Alasanku tadi bersabar karena aku tidak mau membuat tamuku merasa tidak nyaman."

"Biar kutebak," ujar Cassandra tidak ada takut-takutnya, "Romeo tidak mengetahui bahwa dirimu gila, kan?"

"Aku tidak gila!" tegas Ace semakin murka.

"Kau psikopat," jelas Cassandra, "dan psikopat itu gila."

Ace segera mendekat pada Cassandra dan menekan kedua pipinya kuat-kuat. "Keep talking! Huh?!" serunya tepat di depan wajah perempuan itu.

"Keep fucking talking!" lanjutnya membentak lebih keras, membuat Cassandra tidak berani untuk sekadar menatap mata cokelatnya yang menyorot tajam.

"Huftt." Ace terdengar membuang napasnya gusar. Melepaskan cengkeramannya pada pipi Cassandra, menjauh.

"Lupakan," kata pria itu pelan.

Tentu saja, setelah dibentak oleh Ace sedemikian rupa, Cassandra tidak mungkin diam saja.

"You are so pathetic," cicit Cassandra mengomentari Ace.

"Because you're so broken; kau tidak pernah jujur kepada dirimu sendiri bahwa kau memiliki mental disorder. And that's scary," imbuhnya memandang Ace dengan miris dan sedih.

Ace mendekat lagi dan melayangkan satu tamparan keras di pipi kiri Cassandra.

PLAK!

Suara perpaduan antara kulit telapak tangan serta kulit pipi yang bertabrakan terdengar sangat kencang.

"Mental disorder, hm?" ujar Ace dengan suara berat setelah menghadiahi Cassandra sebuah tamparan telak.

Rasanya nyeri. Jari tangan Ace membekas merah di pipi putih Cassandra. Perempuan itu segera memegangi sebelah pipinya dengan mata berkaca-kaca.

𝐏𝐒𝐘𝐂𝐇𝐎𝐁𝐎𝐒𝐒 : 𝐈𝐭𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐚𝐟𝐢𝐚 [TERBIT]Where stories live. Discover now