-45-
°°
Pagi itu
Kaki Zahira yang tiba2 bergerak ke arah wajah Radi yang masih tertidur
Radi mengerjapkan matanya dan menoleh ke arah Zahira di sampingnya
"Eh" pekik Radi
Radi pun beranjak duduk dari tempat tidurnya
"Zahira sayang, kamu kenapa hm? Kenapa sampai membangunkan ayah Seperti ini" ucap Radi lembut sembari mengusap usap pipi anaknya
Ia melihat Zahra yang masih tertidur lelap, tak mau membangunkan Zahra, Radi pun berniat untuk menggendong Zahira pelan pelan dan menuju ke ruang tamu
Radi pun menggendong nya dan menuju ke ruang tamu
Tak lama Zahra pun juga terbangun dari tidurnya, dan benar ia tak melihat Zahira disampingnya, sontak saja hal itu membuat Zahra langsung beranjak berdiri
"Lho!! Zahira??" Ucap Zahra panik
Ia berlari keluar kamar
"MAS ZAHIRA HILL--
Zahra memberhentikan ucapan dan langkahnya
Ia melihat Radi sedang menggendong Zahira di ruang tamu
"M'Mas Kok Tumben" ucap Zahra
Radi menoleh ke arah Zahra
"Ada apa Zahra?" Tanya Radi
Zahra menghela nafas
"Adek kira Zahira hilang mas , ternyata sama mas toh" balas Zahra
Radi sedikit tersenyum
"Adek ini ya ada2 aja"
"Tadi Zahira nangis ya? Mas kok bisa bangun lebih cepat dari Adek?" Tanya Zahra pada Radi
"Eh, enggak kok dek, tadi Zahira bangun sendiri, trus Mas gendong deh" balas Radi
Zahra Mengangguk
"Eh gitu ya"
Tak lama,
Zahra pun mengibaskan rambut hitamnya dan mengikatnya di depan Radi, tampak leher Zahra yang putih menggoda
Radi meneguk salivanya, seketika itu juga ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah Zahira di gendongannya
Zahra mengetahui pasti, gelagat suaminya yang sedang tergoda, karena Zahra juga bukan sekali dua kali menggodanya, mengingat tadi malam ia dan Radi gagal memulai hubungan badan lagi karena tiba2 Zahira terbangun dan menangis
"Kenapa mas?" Tanya Zahra pada Radi
"G'Gapapa dek" balas Radi
Zahra Mengangguk sembari mengulumkan senyumnya
"Zahra kok senyum senyum sendiri, kamu goda mas ya?" Tanya Radi yang juga mengetahui gelagat istrinya yang tengah menggodanya
Zahra senyum sembari menampilkan giginya
"Hehe, mas tau aja" ucap Zahra sedikit terkekeh
"Tadi malam gagal lagi ya, Awas aja nanti" ucap Radi
Zahra menaik turunkan kedua bahunya
"Biarin, Adek gak takut"
Zahra mendekat ke arah Radi
"Ih gemes" ucap Zahra sembari menyubit pelan pipi Zahira
Zahra mendongakkan wajahnya ke arah Radi
"Oh iya mas"
"Ya?"
"Mas kalau pulang nanti mau dimasakin apa?" Tanya Zahra pada Radi
Radi Seperti berpikir
"Semur ayam gimana dek?"
"Hehe, Adek gak bisa masak semur mas" balas Zahra
Radi kembali berpikir
"Sebisa Adek aja kalau gitu"
"Jangan gitu mas, sekali kali mas punya masukan buat adek biar Adek bisa masak yang lain, selain semur deh, Adek pernah nyoba masak itu tapi gak enak , takutnya gak enak lagi" jelas Zahra
"Adek tau mas bosen makan masakan Adek yang itu itu aja" tambah Zahra
"Mas gak pernah bosen Zahra"
"Karena masakan kamu itu memang enak" balas Radi
"Rendang aja gimana mas? Kan Adek pernah sekali masak rendang, dan mas suka" Tanya Zahra
"Adek serius mau masak rendang?" Tanya Radi lagi
Zahra Mengangguk senyum
"Iya mas"
"Belum pernah buat sih, cuma kan, kalau di biasain juga nanti bisa sendiri" jelas Zahra
"Mas"
"Eh, I'iya dek" balas Radi gugup
"Kalo nggak enak nanti langsung bilang ya, jangan pura pura ke kamar mandi lalu di muntahin kaya waktu itu =_=" ucap Zahra pada radi
Radi meneguk salivanya lalu menggeleng cepat
Zahra mengerutkan keningnya
"Kenapa? Kenapa mas gamau bilang?" Tanya Zahra
Radi kembali meneguk salivanya
"Takut dek"
"Takut Adek marah?"
Radi mengangguk
"Iya dek"
"A'adek kalo marah kan lebih galak dari Mas sendiri"
Zahra balik Mengangguk
"Hehe"
"I'iya juga sih mas, tapi kan mubasir juga kalau dibuang apalagi di muntahin kayak waktu itu"
"Yaudah deh, kalau gitu, Adek masak dulu ya mas" ucap Zahra yang beranjak melangkah ke dapur
"Iya dek"
°°
-Dapur
"Allhamdulilah, jadi juga nih rendang" ucap Zahra di dapur
Selesai memasak, Zahra pun bergantian menggendong Zahira, sementara Radi baru saja keluar kamar mandi
Selesai mandi, Radi mendekat ke arah Zahra yang tengah menggendong Zahira
"Zahra belum sarapan?" tanya Radi pada Zahra
"Belum Mas nanti aja" balas Zahra
Radi pun mengangguk
Ia mengambil nasi dan lauk, lalu kembali mendekat ke arah Zahra
"Jangan di tunda tunda nanti Adek sakit, Sini mas suapin" ucap Radi
"Eh, eng'enggak perlu mas, nanti Adek sendiri aja" balas Zahra
"Udah sini" pinta Radi
"Em, G'Gapapa ya mas?"
"Ya Gapapa lah dek, kayak sama siapa aja Adek ini" balas Radi lagi
"Sini sayang" ucap Radi dengan nada gemas nya
Setelah satu suapan Zahra terkekeh mendengar ucapan Radi
"Jangan gitu mas, Adek malu" ucap Zahra
"Hehe, iya2, ayo sini lagi" pinta Radi lagi
"Gimana, enak?" Tanya Radi pada Zahra
Zahra Mengangguk
"Enak kok" balas Zahra
"Tapi ngambil sambalnya kebanyakan mas" tambah Zahra
"Eh, bentar2, mas ambilin minum"
°°
"Dek"
"Hm? kenapa mas?"
"Mas kayaknya nanti pulang nya agak maleman" ucap Radi
Zahra Mengangguk
"Gitu ya"
"Iya, kalo Adek emang udah tidur, Adek langsung tidur aja di ranjang, taruh Zahira di tengah seperti tadi malam" pinta Radi
"Kalo mas pulang gimana? nanti adek gak denger mas ngetuk pintunya" tanya Zahra pada Radi
"Mas tadi udah cari kunci cadangan dan udah ada di saku mas, Nanti malam Adek langsung tidur aja" pinta Radi lagi
Zahra Mengangguk mengerti
"Iya mas"
Setelah itu, Radi kembali melanjutkan sarapannya, dan bergegas ke tempat kerjanya
Setelah Radi pergi, Zahra pun melihat foto pernikahannya yang terpajang di ruang tamu
Di sana ada keluarga Radi dan juga keluarga Zahra
"Bapak sama ibuk di Jawa gimana ya kabarnya"
"Semoga beliau baik baik saja di sana, rasanya pengen banget ketemu beliau langsung di Jawa, tapi-- Zahira masih terlalu kecil, belum bisa di ajak keluar terlalu lama" ucap Zahra
Ia menghela nafas dan kembali mengambil piring sisa Radi sarapan untuk dicucinya
"Ini juga mas lupa nyuci piringnya, untung aja mas gak lupa bawa bekal tadi" gumam Zahra
Next ✓✓✓✓✓✓✓