Cassandra Aldrich [✓]

De gxrysmxth

119K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... Mais

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Orde Phoenix; 15

941 163 8
De gxrysmxth

•••••

"Kau mau aku melaporkan apa yang dikatakannya tentang Dia-Yang-Namanya-Tidak-Boleh-Disebut?" Skeeter bertanya kepada Hermione dengan suara berbisik. Sementara aku sedang menikmati segelas Butterbeer disebelah Lovegood.

"Ya, memang," Kata Hermione. "Cerita sebenarnya. Semua fakta. Persis seperti yang diceritakan Harry. Dia akan memberimu semua detil, dia akan memberitahumu nama-nama para Pelahap Maut yang belum dikenali yang dilihatnya di sana, dia akan memberitahumu seperti apa tampang Voldemort sekarang--oh, kuasai dirimu," Hermione menambahkan dengan merendahkan, sambil melemparkan serbet ke seberang meja, karena, ketika mendengar nama Voldemort, Skeeter terlompat begitu parah sehingga dia menumpahkan setengah gelas Whisky-Apinya pada dirinya sendiri.

Skeeter mengeringkan bagian depan jas hujannya yang kotor, masih menatap Hermione. Lalu dia berkata dengan terang-terangan, "Prophet tidak akan mau mencetaknya. Kalau-kalau kau belum memperhatikan, tak seorangpun mempercayai cerita omong kosongnya. Semua orang mengira dia berkhayal. Sekarang, kalau kau membiarkan aku menulis cerita dari sudut itu--"

"Kami tidak perlu cerita lain mengenai bagaimana Harry sudah gila!" Kata Hermione dengan marah. "Kami sudah punya banyak, terima kasih! Aku mau dia diberikan kesempatan untuk menceritakan yang sebenarnya!"

"Tidak ada pasar untuk cerita seperti itu," Kata Rita dengan dingin.

"Maksudmu Prophet tidak mau mencetaknya karena Cornelius Fudge tidak mengizinkan mereka," Kataku dengan kesal.

Skeeter memberiku pandangan dalam-dalam yang lama. Lalu, sambil mencondongkan badan menyeberangi meja ke arahku, dia berkata dengan nada praktis, "Baiklah, Fudge sedang mengandalkan Prophet, tetapi sama saja. Mereka tidak akan mencetak sebuah cerita yang memperlihatkan Harry dalam cahaya bagus. Tak seorangpun mau membacanya. Itu melawan suasana hati publik. Pelarian Azkaban terakhir ini telah membuat orang-orang cukup kuatir. Orang-orang cuma tidak mau percaya Kau-Tahu-Siapa kembali."

"Jadi Daily Prophet ada untuk memberitahu orang-orang apa yang ingin mereka dengar, begitu?" Kata Hermione dengan tajam. Skeeter duduk tegak lagi, alisnya terangkat, dan menghabiskan minuman Whisky-Apinya.

"Prophet ada untuk menjual dirinya sendiri, kau gadis bodoh," Dia berkata dengan dingin.

"Ayahku berpikir itu surat kabar yang mengerikan," Kata Lovegood, masuk ke dalam percakapan itu tanpa terduga. Sambil mengisap bawang koktilnya, dia memandang Skeeter dengan matanya yang besar, menonjol dan agak sinting. "Dia menerbitkan cerita-cerita penting yang dikiranya perlu diketahui publik. Dia tidak peduli tentang menghasilkan uang."

Skeeter memandang Lovegood dengan menghina. "Kutebak ayahmu menjalankan beberapa surat kabar desa kecil yang bodoh? Mungkin, Dua Puluh Lima Cara untuk Bergaul dengan Para Muggle dan tanggal-tanggal Obral Bawa dan Terbang berikutnya?"

"Bukan," Kata Lovegood sambil mencelupkan bawangnya kembali ke Gillywaternya, "Dia editor The Quibbler."

Skeeter mendengus begitu keras sehingga orang-orang di meja yang berdekatan memandang berkeliling dengan gelisah. "Cerita menarik yang dikiranya perlu diketahui publik, eh?" Dia berkata dengan menghina. "Aku bisa memupuki kebunku dengan isi sampah itu."

"Ini peluangmu untuk menaikkan nadanya sedikit, bukan?" Kataku dengan menyenangkan. "Lovegood bilang ayahnya sangat senang menerima wawancara Harry. Itulah yang akan menerbitkannya."

Skeeter menatap aku sejenak, lalu mengeluarkan batuk-batuk tawa yang keras. "The Quibbler!" Dia berkata sambil terkekeh. "Kau kira orang-orang akan menganggapnya serius kalau dia diterbitkan dalam The Quibbler?"

"Beberapa orang tidak," Kata Hermione dengan suara datar. "Tetap versi Daily Prophet tentang pelarian Azkaban memiliki beberapa lubang menganga. Kukira banyak orang akan bertanya-tanya apakah tidak ada penjelasan yang lebih baik tentang apa yang terjadi, dan apakah tersedia cerita alternatif, bahkan kalau diterbitkan dalam sebuah majalah yang tidak biasa, kukira mereka mungkin ingin sekali membacanya."

Skeeter tidak mengatakan apapun selama beberapa saat, tetapi memandangi Hermione, kepalanya sedikit ke satu sisi. "Baiklah, anggap saja sejenak aku akan melakukannya," Dia berkata dengan kasar. "Bayaran seperti apa yang akan kudapatkan?"

"Kukira ayah tidak benar-benar membayar orang-orang untuk menulis bagi majalah," Kata Lovegood sambil melamun. "Mereka melakukannya karena itu kehormatan dan tentu saja, untuk melihat nama mereka tercetak."

"Ya," Kataku dengan tenang sambil menyeringai licik. "Kalau tidak, seperti yang kau tahu betul, aku akan memberitahu pihak yang berkuasa bahwa kau seorang Animagus tak terdaftar. Tentu saja, Prophet mungkin memberinya cukup banyak untuk cerita orang mengenai hidup di Azkaban."

Skeeter tampak seolah-olah dia tidak ingin apapun lebih dari menyambar payung kertas yang menjulur dari minumanku dan menyodokkannya ke hidungku. "Kukira aku tak punya pilihan, bukan?" Kata Skeeter, suaranya sedikit bergetar. Dia membuka tas buayanya sekali lagi, mengeluarkan sepotong perkamen, dan mengangkat Pena Bulu Kutip-Cepatnya.

"Ayah akan senang," Kata Lovegood dengan ceria. Sebuah otot berkedut di rahang Skeeter.

"Oke, Harry?" Kata Hermione sambil berpaling kepada Harry yang daritadi terdiam. "Siap memberitahu publik kebenarannya?"

"Kurasa begitu," Kata Harry sambil mengamati Skeeter menyeimbangkan Pena Bulu Kutip-Cepat bersiap sedia di atas perkamen di antara mereka.

"Mulai tanya kalau begitu, Skeeter," Kataku dengan tenang sambil mengambil sebuah ceri dari dasar gelas.

Kami memasuki Aula Besar untuk sarapan pada saat yang persis sama dengan pos burung hantu pada Senin pagi. Hermione dan aku bukan satu-satunya orang yang bersemangat menunggu Daily Prophet untuk mendapatkan lebih banyak berita mengenai para Pelahap Maut yang lepas, yang, walaupun banyak laporan penampakan, masih belum tertangkap. Hermione memberikan burung hantu pengantar sebuah Knut dan membuka lipatan surat kabar itu dengan bersemangat sementara Harry minum jus jeruk.

"Siapa yang kaucari?" Harry bertanya kepada burung  itu, sambil memindahkan jus jeruknya dengan lesu dari bawah paruhnya dan mencondongkan badan ke depan untuk melihat nama dan alamat penerima: Harry Potter Aula Besar Sekolah Hogwarts

Sambil merengut, Harry bergerak akan mengambil surat itu dari burung hantu itu, tetapi sebelum dia bisa melakukannya, tiga, empat, lima burung hantu lagi berkibaran turun ke sampingnya dan sedang berebut posisi, menginjak mentega dan menjatuhkan garam selagi masing-masing mencoba memberinya surat mereka duluan.

"Apa yang sedang terjadi?" Ron bertanya dengan heran, sementara seluruh meja
Gryffindor mencondongkan badan ke depan untuk menonton dan tujuh burung hantu lagi mendarat di antara yang pertama, sambil memekik, beruhu dan mengepakkan sayap mereka.

"Harry!" Kata Hermione terengah-engah, sambil membenamkan tangannya ke kumpulan bulu itu dan menarik keluar seekor burung hantu pekik yang membawa sebuah paket panjang berbentuk tabung. "Kukira aku tahu apa artinya ini, buka yang satu ini terlebih dahulu!"

Harry merobek pembungkuk cokelatnya. Bergelung keluar sebuah salinan edisi Maret The Quibbler yang tergulung erat. Harry membuka gulungannya untuk melihat wajahnya sendiri menyeringai malu-malu kepadanya dari halaman depan. Dalam huruf-huruf besar merah membentang di gambar ini adalah kata-kata:

BERBICARA TERUS-TERANG AKHIRNYA

KEBENARAN MENGENAI DIA-YANG-NAMANYA-TIDAK-BOLEH-DISEBU

DAN MALAM AKU MELIHATNYA KEMBALI

"Bagus, bukan?" Kata Lovegood yang telah datang ke meja Gryffindor dan sekarang memaksakan dirinya ke bangku di antara aku dan Ron. "Keluarnya kemarin, aku minta Dad mengirimkanmu sebuah salinan gratis. Kuduga semua ini," Lovegood melambaikan sebelah tangan ke kumpulan burung hantu yang masih meraba-raba di meja di hadapan Harry, "Adalah surat-surat dari para pembaca."

"Itulah yang kupikir," Kata Hermione dengan bersemangat.

"Bisakah kita membukanya? Kau tidak keberatan, kan, Harry?" Aku bertanya.

"Silakan saja," Kata Harry geli.

Aku, Ron dan Hermione mulai merobek amplop-amplop. "Yang satu ini dari seorang cowok yang mengira kau sinting," Kataku sambil memandang sekilas ke surat. "Ah well ... Wanita ini merekomendasikanmu mencoba kursus bagus Mantera Guncangan di St. Mungo."

"Yang satu ini tampak oke." Kata Harry lambat-lambat, sambil membaca sekilas sepucuk surat panjang dari seorang penyihir wanita di Paisley. "Hei, dia bilang dia percaya padaku!"

"Yang satu ini tak bisa memutuskan," Kata Fred, yang telah bergabung dalam pembukaan surat dengan antusias disebelahku. "Bilang kau tidak terlihat sebagai orang gila, tapi dia sebenarnya tidak mau percaya Kau-Tahu-Siapa sudah kembali jadi dia tidak tahu harus berpikir apa sekarang. Astaga, betapa pemborosan perkamen."

"Di sini satu lagi yang berhasil kau yakinkan, Harry!" Kata Hermione dengan bersemangat.
"Setelah membaca versi ceritamu, aku terpaksa mengambil kesimpulan bahwa Daily Prophet telah memperlakukanmu dengan sangat tidak adil ... walaupun aku tidak ingin berpikir bahwa Dia-Yang-Namanya-Tidak-Boleh-Disebut telah kembali, aku terpaksa menerima bahwa kau sedang mengatakan yang sebenarnya ... Oh, ini bagus sekali!"

"Satu lagi yang berpikir kau menggonggong," Kata Ron sambil melemparkan sebuah surat yang tergumpal lewat bahunya, "... tapi yang satu ini bilang kau sudah mengubahnya dan dia sekarang menganggapmu pahlawan sejati, dia memasukan sebuah foto juga--wow!"

"Apa yang sedang berlangsung di sini?" Kata sebuah suara seperti anak perempuan yang manisnya palsu.

Aku memandang ke atas dengan tangan penuh amplop. Profesor Umbridge sedang berdiri di belakang Fred dan aku, mata kataknya yang menonjol mengamati kekacauan yang dibuat burung-burung hantu dan surat-surat di atas meja di hadapan Harry. Di belakangnya aku melihat banyak murid sedang mengamati kami lekat-lekat.

"Kenapa kamu mendapatkan semua surat ini, Mr. Potter?" Umbridge bertanya lambat-lambat.

"Apakah itu kejahatan sekarang?" Kataku dengan keras. "Mendapat surat?"

"Hati-hati, Miss Aldrich, atau aku akan menempatkanmu dalam detensi," Kata Umbridge yang membuatku mendengus. "Well, Mr. Potter?"

"Orang-orang menulis kepadaku karena aku memberi wawancara," Kata Harry. "Tentang apa yang terjadi kepadaku Juni lalu."

"Wawancara?" Ulang Umbridge, suaranya semakin lemah dan tinggi daripada sebelumnya. "Apa maksudmu?"

"Maksudku seorang reporter menanyai aku pertanyaan-pertanyaan dan aku menjawabnya," Kata Harry. "Ini--" Dan dia melemparkan salinan The Quibbler itu kepada Umbridge. Umbridge menangkapnya dan menatap ke sampulnya. Wajahnya yang pucat dan kendur berubah menjadi ungu jelek.

"Kapan kamu melakukan ini?" Umbridge bertanya, suaranya bergetar sedikit.

"Akhir pekan Hogsmeade yang lalu," Kata l Harry. Umbridge memandangnya, menyala karena marah, majalah itu bergetar dalam jari-jarinya yang pendek gemuk.

"Tidak akan ada perjalanan ke Hogsmeade lagi bagimu, Mr. Potter," Dia berbisik. "Betapa beraninya kau ... bagaimana kamu bisa ...." Dia mengambil napas dalam-dalam. "Aku sudah mencoba berulang-ulang untuk mengajarimu tidak berkata bohong. Pesan itu, tampaknya, masih belum tertanam. Lima puluh poin dari Gryffindor dan seminggu detensi lagi." Umbridge berjalan pergi sambil menggenggam The Quibbler ke dadanya, mata banyak murid mengikutinya.

Pada tengah pagi tanda-tanda besar telah dipasang di seluruh sekolah, tidak hanya di papan-papan pengumuman, tetapi juga di koridor-koridor dan ruang-ruang kelas.

ATAS PERINTAH PENYELIDIK TINGGI HOGWARTS

Murid-murid yang kedapatan memiliki majalah The Quibbler akan dikeluarkan.

Yang di atas sesuai dengan Dekrit Pendidikan Nomor Dua Puluh Tujuh.

Tertanda: Dolores Jane Umbridge, Penyelidik Tinggi

Aku belum melihat lebih dari secuil The Quibbler di manapun di sekolah, seluruh tempat itu tampaknya mengutip wawancara itu kepada satu sama lain. Aku mendengar mereka berbisik mengenai Harry ketika kami antri di luar ruang kelas, membahasnya selama makan siang dan di akhir pelajaran, sementara Hermione bahkan melaporkan bahwa setiap pengguna kamar-kamar kecil di toilet anak perempuan telah membicarakannya ketika dia masuk ke sana sebelum Rune Kuno.

"Lalu mereka melihatku, dan tentu saja mereka tahu aku kenal kamu, jadi mereka memberondongku dengan pertanyaan," Hermione memberitahu Harry, matanya bersinar-sinar, "Dan Harry, kukira mereka percaya padamu, aku benar-benar mengira begitu, kukira kau akhirnya membuat mereka yakin!"

Sementara itu, Umbridge berkeliaran di sekolah, menghentikan murid-murid secara acak dan menuntut mereka membalik buku-buku dan kantong mereka. Aku tahu dia sedang mencari salinan-salinan The Quibbler, tapi murid-murid beberapa langkah di depannya. Halaman-halaman yang berisikan wawancara Harry telah disihir untuk menyerupai kutipan dari buku teks kalau siapapun kecuali mereka sendiri membacanya, atau dihapus secara sihir menjadi kosong sampai mereka mau membacanya lagi. Segera saja tampaknya setiap orang di sekolah sudah membacanya. Guru-guru tentu saja dilarang menyebut wawancara itu oleh Dekrit Pendidikan Nomor Dua Puluh enam, tetapi mereka tetap saja menemukan cara-cara menyampaikan perasaan mereka tentang itu. Profesor Sprout menghadiahkan Gryffindor dua puluh poin ketika Harry menyerahkan kepadanya sebuah kaleng penyiram air seorang Profesor Flitwick yang tersenyum menekankan sekotak gula tikus yang mencicit kepada Harry di akhir Jimat dan Guna-Guna, berkata, 'Shh!' dan bergegas pergi, dan Profesor Trelawney tersedu-sedu selama Ramalan dan mengumumkan kepada kelas yang terkejut, dan Umbridge yang sangat tidak setuju, bahwa Harry tidak akan menderita kematian dini sama sekali, melainkan akan hidup sampai umur panjang, menjadi Menteri Sihir dan memiliki dua belas anak. Sebagai puncaknya, Lovegood memberitahu kami sewaktu makan malam bahwa tidak ada edisi The Quibbler yang pernah terjual lebih cepat.

"Dad mencetak ulang." Lovegood memberitahu kami, matanya membelalak dengan bersemangat. "Dia tidak bisa.mempercayainya, dia bilang orang-orang tampaknya lebih tertarik dengan ini daripada dengan Snorckack Tanduk-Kisut!"

Harry menjadi pahlawan di ruang duduk Gryffindor malam itu. Dengan berani, Fred dan George menempatkan Mantera Pembesar ke sampul depan The Quibbler dan menggantunkannya di dinding, sehingga kepala raksasa Harry memandang ke bawah ke kegiatan kami, terkadang mengatakan hal-hal seperti 'KEMENTERIAN ADALAH ORANG-ORANG BODOH' dan 'MAKAN KOTORAN, UMBRIDGE' dengan suara menggelegar. Hermione tidak menganggap ini lucu; dia bilang mengganggu konsentrasinya, dan dia akhirnya pergi tidur lebih awal karena kesal. Aku harus mengakui bahwa poster itu tidak lucu lagi setelah satu atau dua jam, terutama ketika mantera bicaranya mulai hilang, sehingga Harry hanya meneriakkan kata-kata tidak berkaitan seperti 'KOTORAN' dan 'UMBRIDGE' pada interval-interval yang lebih sering dengan suara yang semakin meninggi. Banyak orang yang sedang duduk di sekitar Harry, yang memintanya mengulangi kembali wawancaranya untuk kesekian puluh kalinya, mengeluh kecewa, Harry mengumumkan bahwa dia juga butuh istirahat awal.

Aku, Ron dan Hermione saling berpandangan bingung ketika suara jeritan terdengar, aku yakin itu dari Aula Depan. Kami bertiga berjalan dengan tergesa-gesa, dan aku menyadari semua murid meninggalkan makan malam mereka dan bergegas menuju Aula Depan, sedangkan Harry saat ini masih belajar Occlumency dari Profesor Snape. Profesor Trelawney sedang berdiri di tengah Aula Depan dengan tongkatnya di satu tangan dan sebuah botol sherry kosong di tangan lainnya, tampaknya benar-benar sinting. Rambutnya menjulur di ujungnya, kacamatanya miring sehingga satu mata lebih diperbesar daripada yang lain; syal dan scarfnya yang tak terjumlah mengekor serampangan dari bahunya, memberi kesan bahwa dia mulai tidak waras. Dua koper besar tergeletak di lantai di sebelahnya, salah satunya terbalik; tampak sekali seolah-olah koper itu telah dilemparkan menuruni tangga setelah dia.

"Tidak!" Profesor Trelawney berteriak. "TIDAK! Ini tidak mungkin terjadi ... tidak mungkin ... aku menolak menerimanya!"

"Anda tidak menyadari ini akan terjadi?" Kata sebuah suara seperti anak perempuan, terdengar geli tak berperasaan, Umbridge "Walaupun Anda tidak mampu meramalkan bahkan cuaca besok, Anda tentunya telah sadar bahwa penampilan menyedihkan Anda selama inspeksi-inspeksiku, dan kurangnya perbaikan, akan membuat tak bisa dihindari bahwa Anda dipecat?"

"Kau--t-tidak bisa!" Lolong Profesor Trelawney, air mata mengalir menuruni wajahnya dari balik lensanya yang besar, "Kau t-tidak bisa memecatku! Aku sudah b-berada di sini enam belas tahun H-Hogwarts adalah r-rumahku!"

"Dulu rumahmu," Kata Umbridge, dan aku jijik melihat kesenangan merentang diwajahnya yang mirip katak selagi dia mengamati Profesor Trelawney merosot, sambil tersedu-sedu tidak terkendali, ke atas salah satu kopernya, "Sampai sejam yang lalu, ketika Menteri Sihir menandatangangi balasan Perintah Pemecatanmu. Sekarang berbaik hatilah, enyahkan dirimu dari Aula ini. Anda membuat kami malu." Tetapi Umbridge berdiri dan mengamati, dengan ekspresi menikmati yang bahagia, ketika Profesor Trelawney menggigil dan mengerang, berayun maju mundur di kopernya.

Lalu aku mendengar langkah-langkah kaki. Profesor McGonagall telah menjauh dari para penonton, berjalan langsung ke arah Profesor Trelawney dan menepuk-nepuk punggungnya dengan tegas selagi menarik sebuah sapu tangan besar dari dalam jubahnya.

"Sudah, sudah, Sybill ... tenanglah ... tiup hidungmu pada ini ... tidak seburuk yang kau kira, sekarang ... kamu tidak akan harus meninggalkan Hogwarts ...."

"Oh benarkah, Profesor McGonagall?" Kata Umbridge dengan suara mematikan, sambi mundur beberapa langkah. "Dan kekuasaan Anda untuk pernyataan itu adalah ...."

"Itu adalah kekuasaanku," Kata sebuah suara dalam. Pintu-pintu depan dari kayu ek telah terayun membuka. Para murid di sampingnya berlari menyingkir ketika Profesor Dumbledore muncul di pintu masuk, meninggalkan pintu terbuka lebar dia berjalan maju melalui lingkaran penonton ke arah Profesor Trelawney, yang penuh air mata dan gemetaran, di atas kopernya, Profesor McGonagall di sampingnya.

"Anda, Profesor Dumbledore?" Kata Umbridge dengan tawa kecil yang tidak menyenangkan. "Aku takut Anda tidak mengerti kedudukannya. Aku punya di sini," Dia menarik sebuah gulungan perkamen dari dalam jubahnya "Sebuah Perintah Pemecatan yang ditandatangani oleh diriku sendiri dan Menteri Sihir. Di bawah ketentuan-ketentuan Dekrit Pendidikan Nomor Dua Puluh Tiga, Penyelidik Tinggi Hogwarts memiliki kekuasaan untuk menginspeksi, menempatkan masa percobaan dan memecat guru manapun yang beliau--maksudnya, aku rasa tidak berkinerja sesuai standar yang diperlukan oleh Kementerian Sihir. Aku telah memutuskan bahwa Profesor Trelawney tidak cukup baik. Aku telah memberhentikannya."

Profesor Dumbledore terus tersenyum. Dia memandang kepada Profesor Trelawney, yang masih tersedu-sedu dan batuk-batuk di atas kopernya, dan berkata, "Anda sangat benar, tentu saja, Profesor Umbridge. Sebagai Penyelidik Tinggi Anda memiliki semua hak untuk memberhentikan guru-guruku. Akan tetapi, Anda tidak memiliki kekuasaan untuk mengusir mereka dari kastil. Aku takut," Dia melanjutkan, dengan membungkuk kecil yang sopan, "Bahwa kekuasaan melakukan itu masih ada pada Kepala Sekolah, dan harapanku adalah bahwa Profesor Trelawney terus tinggal di Hogwarts.'

Mendengar ini, Profesor Trelawney mengeluarkan tawa kecil liar di mana sedu-
sedannya hampir tidak tersembunyi. "Tidak--tidak, aku akan p--pergi, Dumbledore Aku ak--akan--meninggalkan Hogwarts dan--mencari peruntunganku di tempat lain--"

"Tidak," Kata Dumbledore dengan tajam. "Adalah harapanku bahwa kau tetap tinggal, Sybill." Profesor Dumbledore berpaling kepada Profesor McGonagall. "Bisakah kuminta Anda menemani Sybill kembali ke atas, Profesor McGonagall?"

"Tentu saja," Kata McGonagall. "Berdirilah, Sybill ...." Profesor Sprout bergegas maju keluar dari kerumunan dan memegang lengan Profesor Trelawney yang satunya lagi. Bersama-sama, mereka menuntunnya melewati Umbridge dan menaiki tangga pualam. Profesor Flitwick berlari-lari kecil mengikuti mereka, tongkatnya diulurkan didepannya; dia mencicit 'Locomotor koper!' dan barang-barang bawaan Profesor Trelawney naik ke udara dan menaiki tangga mengikutinya, Profesor Flitiwick berada di belakang.

Profesor Umbridge sedang berdiri tak bergerak, sambil menatap Profesor Dumbledore, yang terus tersenyum ramah.

"Dan apa," Dia berkata, dengan bisikan yang terdengar di seluruh Aula Depan, "Yang akan Anda lakukan dengannya setelah aku menunjuk seorang guru Ramalan yang baru yang perlu tempat tinggalnya?"

"Oh, itu tidak akan menjadi masalah," Kata Profesor Dumbledore dengan menyenangkan. "Anda paham, aku sudah menemukan seorang guru Ramalan yang baru untuk kita, dan dia lebih suka tempat tinggal di lantai dasar."

"Anda menemukan--" Kata Umbridge melengking. "Anda menemukan? Bolehkah kuingatkan Anda, Dumbledore, bahwa di bawah Dekrit Pendirikan Nomor Dua Puluh Dua--"

"Kementerian memiliki hak untuk menunjuk kandidat yang sesuai hanya--dan hanya jika--Kepala Sekolah tidak mampu menemukan seorang," Kata Profesor Dumbledore. "Dan aku senang mengatakan bahwa pada kesempatan ini aku telah berhasil. Bolehkah kuperkenalkan kalian?"

Profesor Dumbledore berpaling untuk menghadap pintu-pintu depan, yang sedang dialiri kabut malam. Aku mendengar kuku-kuku binatang. Melalui kabut datang rambut pirang putih dan mata biru mengejutkan, kepala dan badan seorang pria  yang disatukan ke tubuh seekor kuda.

"Ini Firenze," Kata Profesor Dumbledore dengan gembira kepada Umbridge yang seperti tersambar petir. "Kukira Anda akan mendapati dia cocok."

•••••

Sementara itu, seperti yang terus-menerus diingatkan semua guru dan Hermione, OWL semakin mendekat. Semua anak kelas lima menderita stres sampai tingkat tertentu, tetapi Hannah menjadi yang pertama yang menerima Minuman Penenang dari Madam Pomfrey setelah dia mendadak menangis selama Herbologi dan tersedu-sedu bahwa dia terlalu bodoh untuk ikut ujian dan mau meninggalkan sekolah sekarang. Kalau bukan karena pelajaran-pelajaran DA, aku berpikir aku pasti akan sangat tidak bahagia. Aku kadang-kadang merasa hidup demi jam-jam yang dihabiskan di Ruang Kebutuhkan, bekerja keras tetapi sepenuhnya bersenang-senang pada saat yang sama. Memang, aku terkadang bertanya-tanya bagaimana Umbridge akan bereaksi saat semua anggota DA menerima Outstanding dalam OWL Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam mereka. Kami akhirnya mulai melakukan Patronus, yang sangat ingin dipelajari semua orang, walaupun, seperti yang terus diingatkan Harry pada kami, menghasilkan Patronus di tengah ruang kelas yang terang benderang saat kami tidak berada di bawah ancaman berbeda dari menghasilkannya ketika berhadapan dengan sesuatu seperti Dementor.

"Seperti yang kalian tahu, Patronus berguna untuk melindungi diri dari Dementor," Harry memberitahu. "Arahkan tongkat kalian dan katakan Expecto Patronum sambil memikirkan hal-hal yang membuat kalian bahagia. Kukira Cassandra bisa mencontohkannya."

Aku mendongak untuk mendapati Harry tersenyum padaku, dan sisa ruangan juga menatapku, aku bangkit berdiri dengan tongkat teracung ditangan. Pikirkan hal-hal yang membuatku bahagia ... dua tahun lalu di Three Broomstick bersama Cedric ... pelukan kejutan dari Cedric ... ajakan pesta dansa Cedric ... dansa bersama dengan Cedric ... ungkapan Cedric pada saat tugas kedua ... semuanya tentang Cedric.

"Expecto Patronum!" Ujung tongkatku menghasilkan cahaya keperakan, berdesing dan membentuk satu hewan panjang dan berbisa, berwarna perak berkilauan, bergerak menggeliat kesana kemari dengan luwes, aktif menjulurkan lidahnya beberapa kali. Bentuk Patronus ku adalah Ular!

Terdengar gumaman 'Wow' disekitarku, aku menurunkan tongkatku dan masih menyaksikan Patronus Ularku dengan seksama, sementara Harry sudah mulai menyuruh anggota DA yang lain untuk mulai melemparkan mantra Patronus. Aku melihat berkeliling, mereka semua sudah meneriakkan mantra Patronus, tapi kebanyakan belum berhasil. Setengah jam berikutnya, Hermione telah membuat Patronus dengan bentuk berang-berang.

"Hai, Dobby!" Suara Harry terdengar, aku memandang berkeliling, ada Dobby disana. "Apa yang sedang--Ada apa?"

Mata Dobby melebar karena ngeri dan dia sedang gemetaran. Para anggota DA yang terdekat dengan Harry telah terdiam; semua orang di ruangan itu sedang mengawasi Dobby. Beberapa Patronus yang telah berhasil disihir orang-orang mengabur menjadi kabut perak, meninggalkan ruangan itu terlihat lebih gelap daripada sebelumnya.

"Harry Potter, sir ...." Cicit Dobby, gemetaran dari kepala ke kaki, "Harry Potter, sir ... Dobby telah datang untuk memperingatkan Anda ... tetapi para peri-rumah sudah diperingatkan jangan memberitahu ...."

"Apa yang terjadi, Dobby?" Harry bertanya sambil meraih lengan kecil Dobby dan memegangnya menjauh dari apapun yang mungkin dicarinya untuk melukai dirinya sendiri.

"Harry Potter ... wanita itu ... wanita itu ...." Dobby memukul dirinya sendiri keras-keras di hidung dengan kepalan tangannya yang bebas. Harry meraih itu juga.

"Siapa wanita itu, Dobby?" Dobby memandang Harry, agak juling, dan menggerakkan mulutnya tanpa suara.

"Umbridge?" Tanya Harry, terkejut. Dobby mengangguk, lalu mencoba menghantamkan kepalanya ke lutut Harry. Harry memegang dengan jarak selengan.

"Kenapa dengan dia? Dobby--dia belum tahu tentang ini--tentang kami--tentang DA?" Kata Harry, "Apakah dia akan datang?"

Dobby mengeluarkan lolongan, dan mulai menghantamkan kakinya yang telanjang keras-keras ke lantai. "Ya, Harry Potter, ya!"

Harry meluruskan diri dan memandang berkeliling kepada orang-orang yang tidak bergerak dan ketakutan yang sedang memandangi peri yang memberontak itu. "APA YANG SEDANG KALIAN TUNGGU?" Harry berteriak. "LARI!"

Continue lendo

Você também vai gostar

9.6K 1.1K 32
[Bahasa Indonesia] Seorang gadis yang bisa masuk Marvel Universe berkat Infinity Gauntlet. Ia diberi misi oleh seseorang untuk menyelamatkan pahlawan...
117K 18.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
72.2K 6.5K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...