Cassandra Aldrich [✓]

gxrysmxth द्वारा

119K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... अधिक

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Orde Phoenix; 14

988 164 14
gxrysmxth द्वारा

"Tidak satu lagi!" Seru Profesor McGonagall dengan keras.

Umbridge masih tersenyum. "Nyatanya, Minerva, Andalah yang membuatku melihat bahwa kita perlu amandemen lebih lanjut ... Anda ingat bagaimana Anda melangkahiku, ketika aku tidak rela membiarkan tim Quidditch Gryffindor dibentuk kembali. Bagaimana Anda membawa kasus itu kepada Dumbledore, yang bersikeras bahwa tim itu diizinkan bermain? Well, sekarang, aku tidak akan melakukan itu. Aku menghubungi Menteri seketika, dan beliau sangat setuju denganku bahwa Penyelidik Tinggi punya kekuasaan untuk menghilangkan hak-hak khusus para murid, atau dia maksudnya, aku akan punya lebih sedikit kekuasaan daripada para guru biasa! Dan Anda lihat sekarang, bukan, Minerva, betapa benarnya aku berusaha menghentikan tim Gryffindor dibentuk kembali? Amarah yang mengerikan ... ngomong-ngomong, aku sedang membacakan amandemen kita ... hem, hem ... ‘Penyelidik Tinggi mulai sekarang memiliki kekuasaan tertinggi terhadap semua hukuman, sanksi dan penghilangan hak-hak khusus yang berhubungan dengan murid-murid Hogwarts, dan kekuasaan untuk mengubah hukuman-hukuman, sanksi dan penghilangan hak-hak khusus tersebut yang mungkin telah diperintahkan oleh para anggota staf yang lain’. Tertanda, Cornelius Fudge, Menteri Sihir, Order of Merlin Kelas Pertama ...."

Dia menggulung perkamen itu dan meletakkannya kembali ke dalam tas tangannya, masih tersenyum. "Jadi ... kukira aku akan harus melarang yang dua ini dari bermain Quidditch selamanya."

"Melarang kami dari bermain Quidditch ... Selamanya?" Ulang Harry pelan.

"Ya, Mr. Potter, kukira larangan bermain seumur hidup akan berhasil. Mr. Potter dan Mr. Weasley. Dan kukira, agar amannya, kembaran pria muda ini harus dihentikan juga, kalau para anggota timnya tidak menahan dia, aku merasa yakin dia pasti telah menyerang Mr. Malfoy muda juga. Sedangkan untuk Miss Aldrich, aku lihat dia mencoba menghentikan Mr. Potter dan Mr. Weasley." Untuk sesaat, aku menyukai Umbridge. "Tapi aku juga melihat jika Miss Aldrich ingin menyerang Mr. Malfoy juga, karena itu aku akan melarangnya bermain selama dua tahun. Aku mau sapu-sapu mereka disita, tentu saja; aku akan menyimpannya dengan aman di dalam kantorku, untuk menjamin tidak ada pelanggaran dari laranganku. Tapi aku tidak bersikap tak masuk akal, Profesor McGonagall."

Sambil berpaling kembali kepada Profesor McGonagall yang sekarang sedang berdiri diam seolah-olah terpahat dari es, sambil menatapnya. "Sisa tim yang lain boleh terus bermain, aku tidak melihat tanda-tanda kekerasan dari mereka. Well ... selamat sore kepada kalian." Dan dengan tampang kepuasan penuh, Umbridge meninggalkan ruangan, menyisakan keheningan mengerikan diantara kami.

•••••

Desember tiba, membawa lebih banyak salju dan tumpukan PR untuk murid-murid kelas lima. Tugas-tugas prefek Ron dan aku juga semakin berat sementara Natal mendekat. Kami dipanggil untuk mengawasi pendekorasian kastil, untuk mengawasi anak-anak kelas satu dan kelas dua yang menghabiskan masa istirahat mereka di dalam karena dingin yang menusuk dan untuk berpatroli di koridor-koridor dalam regu-regu bersama Mr. Filch, yang curiga bahwa semangat liburan mungkin memperlihatkan diri dalam berjangkitnya duel penyihir.

Aku dan Harry tiba lebih awal di Ruang Kebutuhan untuk pertemuan DA terakhir sebelum liburan.

"Halo," Suara samar, Lovegood sambil memandang berkeliling pada sisa-sisa dekorasi, berkata kepada Harry, "Ini bagus, apakah kau memasangnya?"

"Tidak," Kata Harry, "Dobby si peri-rumah."

"Mistletoe," Kata Lovegood sambil melamun, menunjuk ke rumpun besar beri putih yang diletakkan hampir di atas kepala Harry. Dia melompat dari bawahnya. "Pemikiran bagus," Kata Luna dengan sangat serius. "Sering ditinggali oleh Nargle."

Aku dan Harry terselamatkan dari keharusan bertanya apa itu Nargle oleh kedatangan Angelina, Katie dan Alicia. Mereka bertiga semuanya terengah-engah dan terlihat sangat kedinginan.

"Well," Kata Angelina tanpa minat, sambil menarik lepas mantelnya dan melemparkannya ke sebuah sudut, "Kami akhirnya sudah menggantikan kalian."

"Menggantikan kami?" Kataku dengan hampa.

"Kalian, Fred dan George," Dia berkata dengan tidak sabar. "Kita punya Seeker lain!"

"Siapa?" Tanya Harry cepat.

"Ginny Weasley," Kata Alicia. Harry memandangnya dengan mulut terbuka.

"Yeah, aku tahu," Kata Angelina, sambil menarik keluar tongkatnya dan melenturkan lengannya, "Tapi dia cukup bagus, sebenarnya."

"Lalu siapa yang menggantikanku, Fred dan George?" Tanyaku. Alicia dan juga Angelina melirik pada Katie.

"Katie yang menggantikanmu." Kata Angelina, mengerling pada Katie, sementara Katie tersenyum padaku. "Lalu Beater digantikan oleh Andrew Kirke dan juga Jack Sloper."

Kedatangan Ron, Hermione dan Neville menghentikan diskusi Quidditch ini, dan
dalam waktu lima menit ruangan ini sudah penuh.

"Kukira malam ini kita seharusnya mengulangi hal-hal yang sudah kita lakukan sejauh ini, karena ini pertemuan terakhir sebelum liburan dan tak ada gunanya memulai sesuatu yang baru tepat sebelum masa istirahat tiga minggu--"

"Kita tidak melakukan sesuatu yang baru?" Kata Smith, dengan bisikan tidak puas yang cukup keras untuk memenuhi ruangan. "Kalau aku tahu, aku tidak akan datang."

"Kalau begitu, kami semua sangat menyesal Harry tidak memberitahumu," Kata Fred keras-keras membuat beberapa orang terkikik.

"Kita bisa berlatih berpasangan," Kata Harry. "Kita akan mulai dengan Mantera Perintang, selama sepuluh menit, lalu kita bisa mengeluarkan bantal-bantal duduk dan mencoba Membekukan lagi."

Kami semua membagi diri dengan patuh, aku berpasangan dengan Neville seperti biasa. Ruangan itu segera penuh dengan teriakan sebentar-sebentar 'Impedimenta!' Orang-orang membeku selama sekitar satu menit, selama itu pasangan mereka akan menatap tanpa tujuan ke sekeliling ruangan mengamati pasangan-pasangan lain yang sedang berlatih, lalu orang-orang itu akan lepas dari mantera dan ganti berlatih kutukan itu. Neville sudah semakin baik tanpa bisa terduga. Setelah beberapa waktu, saat aku sudah dilepas dari mantera untuk kedua kalinya berturut-turut. Setelah sepuluh menit Mantera Perintang, kami meletakkan bantal-bantal duduk di lantai dan mulai berlatih Membekukan lagi. Ruang benar-benar terlalu terbatas untuk memungkinkan kami semua melakukan mantera ini dalam satu waktu, setengah bagian dari kelompok itu mengamati yang setengahnya lagi selama beberapa waktu, lalu bergantian. Setelah satu jam, Harry berseru menghentikan.

"Kalian benar-benar semakin baik," Dia berkata sambil tersenyum berkeliling kepada kami. "Saat kita kembali dari liburan kita bisa mulai melakukan beberapa hal besar, mungkin bahkan Patronus."

Ada gumaman bersemangat. Ruangan itu mulai dikosongkan dalam kelompok dua-dua dan tiga-tiga yang biasa; kebanyakan orang mengucapkan 'Selamat Natal' kepadaku ketika mereka pergi. Merasa riang, aku mengumpulkan bantal-bantal duduk bersama Harry,  Ron dan Hermione dan menumpukkannya dengan rapi. Aku, Ron dan Hermione pergi terlebih dahulu, meninggalkan Harry berduaan dengan Chang.

"Tebak apa yang akan terjadi pada Harry dan Chang." Kataku antusias saat aku, Ron dan Hermione telah keluar dari Ruang kebutuhan, berjalan menuju asrama Gryffindor.

"Entahlah." Hermione menjawab seadanya.

"Kurasa kita punya pikiran yang sama, Cassandra." Kata Ron, dia menyeringai padaku, kemudian kami saling terkikik selama perjalanan menuju menara Gryffindor.

Harry kembali setengah jam kemudian, saat aku dan Ron sedang menyelesaikan PR Transfigurasi sementara Hermione menulis sepucuk surat yang sangat panjang, hampir semua orang sudah pergi tidur.

"Apa yang menahanmu?" Hermione bertanya, selagi Harry terbenam ke kursi berlengan di samping Hermione.

"Apakah Cho Chang?" Aku bertanya dengan nada praktis. "Apakah dia menyudutkanmu setelah pertemuan?"

Harry terkejut, setelahnya dia mengangguk-ngangguk kencang. Aku dan Ron terkikik-kikik, berhenti ketika Hermione melirik pada kami dengan tajam.

"Jadi apa yang diinginkannya?" Tanya Hermione.

"Dia--" Harry mulai, agak serak, dia berdehem dan mencoba lagi. "Dia, err--"

"Apakah kalian berciuman?" Tanya Ron cepat.

Aku menatap Harry lekat-lekat dengan seringai. "Hmm?" Harry memandang kepadaku terlebih dahulu sebelum akhirnya dia mengangguk.

"HA!" Ron membuat gerakan kemenangan dengan kepalan tangannya dan tertawa terbahak-bahak yang membuat beberapa anak kelas dua yang tampak takut-takut di samping jendela terlompat. Ron berguling-guling di atas permadani. Hermione memberi Ron pandangan jijik dan kembali ke suratnya.

Aku tertawa kecil melihat tingkah Ron, sambil memandang Harry, aku bertanya. "Bagaimana rasanya?"

Harry mempertimbangkan sejenak, dan berucap, "Basah."

Aku dan Ron saling pandang dan kami mulai tertawa terbahak-bahak selama setengah jam berikutnya, tidak memperdulikan semburat merah tipis dikedua pipi Harry.

•••••

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Hermione.

"Baik," Kata Harry kaku.

"Oh, jangan bohong, Harry," Aku berkata dengan tajam. "Ron dan Ginny bilang kau sudah bersembunyi dari semua orang sejak kalian kembali dari St. Mungo!"

Kami semua sekarang berada di Grimmauld Place. Keesokan pagi setelah Harry memberitahu bagaimana ciumannya dengan Chang diruang rekreasi, Profesor Dumbledore memberitahu aku dan Hermione semua yang terjadi, aku dan Hermione cemas, tentu saja, tetapi kami harus menunggu semester berakhir secara resmi sebelum kemari. Umbridge juga marah besar karena Harry dan yang lainnya hilang tepat dibawah hidungnya, walaupun Profesor Dumbledore memberitahu Umbridge jika mereka menjenguk Mr. Weasley yang ada di St. Mungo--karena diserang, dan sudah mendapat izin darinya. Hermione juga sampai membatalkan acara ski bersama dengan kedua orangtuanya. Sesaat setelah kami sampai di King's Cross, Mum dan Dad langsung membawa aku dan Hermione menuju Grimmauld Place.

"Mereka bilang begitu, bukan?" Kata Harry sambil melotot kepada Ron dan Ginny. Ron melihat ke bawah pada kakinya tetapi Ginny tampaknya tidak merasa malu.

"Kau memang begitu! Dan kau tak mau memandang satupun dari kami!"

"Kalian semua yang tak mau memandangku!" Kata Harry dengan marah.

"Mungkin kalian bergantian memandang, dan terus tak melihat satu sama lain," Saran Hermione, sudut mulutnya berkedut.

"Sangat lucu," Sambar Harry sambil berpaling.

"Oh, berhenti merasa salah dimengerti," Kata Hermione dengan tajam. "Lihat, yang lain sudah memberitahuku apa yang kalian dengar tadi malam pada Telinga Yang-Dapat-Dipanjangkan--"

"Yeah?" Geram Harry, tangannya berada dalam-dalam di kantongnya selagi dia mengamati salju yang sekarang turun dengan lebat di luar. "Semua sudah berbicara tentang aku, bukan begitu? Well, aku sudah terbiasa."

"Kami ingin berbicara denganmu, Harry," Kata Ginny, "Tapi karena kau sudah bersembunyi sejak kita kembali--"

"Aku tak butuh siapapun berbicara kepadaku," Kata Harry keras.

"Well, kau agak bodoh," Kata Ginny dengan marah, "Mengingat kau tak kenal siapapun kecuali aku yang pernah dirasuki oleh Kau-Tahu-Siapa, dan aku bisa memberitahumu bagaimana rasanya."

Harry terdiam sementara pengaruh kata-kata ini menghantamnya. Lalu dia berputar. "Aku lupa,"

"Beruntungnya kau," Kata Ginny dengan dingin.

"Maafkan aku," Harry berkata, dan dia bersungguh-sungguh. "Jadi ... jadi, kalau begitu, apakah menurutmu aku dirasuki?"

"Bisakah kau ingat semua hal yang pernah kau lakukan?" Ginny bertanya. "Apakah ada periode-periode kosong di mana kau tidak tahu apa yang telah kau perbuat?"

"Tidak."

"Kalau begitu Kau-Tahu-Siapa tidak pernah merasukimu," Kata Ginny dengan  sederhana. "Waktu dia melakukannya padaku, aku tak bisa ingat apa yang telah kulakukan selama berjam-jam pada sekali waktu. Aku akan menemukan diriku sendiri di suatu tempat dan tidak tahu bagaimana aku sampai di sana."

Harry hampir tidak berani mempercayainya, "Akan tetapi, mimpi yang kudapatkan tentang ayahmu dan ular itu--"

"Harry, kau sudah pernah mendapatkan mimpi-mimpi ini sebelumnya," Aku berkata. "Kau mendapatkan kilasan-kilasan tentang apa yang sedang diperbuat Voldemort tahun lalu."

"Itu berbeda," Kata Harry sambil menggelengkan kepalanya. "Aku ada di dalam ular itu. Sepertinya akulah ular itu ... bagaimana kalau Voldemort dengan suatu cara memindahkanku ke London?"

"Suatu hari," Kata Hermione, terdengar benar-benar putus asa, "Kau akan membaca Sejarah Hogwarts, dan mungkin itu akan mengingatkanmu bahwa kau tak bisa ber-Apparate atau ber-Disapparate di dalam Hogwarts. Bahkan Voldemort tidak bisa membuat kau terbang negitu saja keluar dari kamar asramamu, Harry."

"Kau tidak meninggalkan tempat tidurmu, sobat," Kata Ron. "Aku melihatmu tidak tenang dalam tidurmu selama setidaknya satu menit sebelum kami bisa membangunkanmu."

Harry berdiri dan mulai berjalan bulak-balik dikamar itu, sementara mata kami mengawasinya, dia mengambil roti isi dipiring dan menjejalkan kemulutnya dengan lapar. Kurasa dia membaik sekarang.

•••••
   
Kegembiraan Sirius mendapati rumahnya penuh lagi, dan terutama mendapatkan Harry kembali, menjalar. Dia tidak lagi tuan rumah cemberut di musim panas, sekarang dia tampak bertekad bahwa semua orang harus bersenang-senang, kalau tidak lebih lebih dari yang akan kami alami di Hogwarts, dan dia bekerja tanpa lelah di hari-hari menjelang Hari Natal, membersihkan dan mendekorasi dengan bantuan kami, sehingga pada saat kami semua pergi tidur pada Malam Natal rumah itu hampir tidak bisa dikenali. Tempat-tempat lilin ternoda tak lagi bergantung dengan sarang laba-laba melainkan dengan kalung tanaman holly dan pita-pita emas dan perak; salju sihir berkilauan bertumpuk-tumpuk di atas karpet-karpet tipis; sebuah pohon Natal besar, yang didapat oleh Mundungus dan dihiasi dengan peri-peri hidup, menghalangi pohon keluarga Sirius dari pandangan, dan bahkan kepala-kepala peri yang disumpal di aula mengenakan topi dan janggut Bapa Natal. Aku terbangun di pagi Natal untuk menemukan setumpuk hadiah di kaki tempat tidurnya dan Hermione sudah setengah jalan membuka miliknya sendiri, tumpukan yang lumayan besar. Mum dan Dad memberiku satu set pakaian baru, Sirius dan Profesor Lupin memberiku satu set buku-buku bagus yang sangat berguna untuk tahun OWL-ku. Hagrid telah mengirimkan sebuah dompet coklat berbulu yang memiliki taring. Hadiah Tonks adalah sebuah model Nimbus duaribu kecil yang bisa bekerja, yang aku amati terbang mengitari kamar, Mr. dan Mrs. Weasley memberiku sweater rajutan tangan yang biasa dan beberapa puding kesukaanku.

"Selamat Natal," Kata Ginny yang baru masuk. "Jangan turun ke bawah dulu."

"Kenapa tidak?" Kata Hermione.

"Mum sedang menangis lagi," Kata Ginny dengan berat. "Percy mengirimkan kembali sweater Natalnya, tanpa pesan. Belum bertanya bagaimana keadaan Dad atau menjenguknya atau apapun. Fred dan juga George coba menghiburnya, tapi tak berhasil. Jadi Lupin ambil alih. Kurasa sebaiknya biarkan Lupin menghibur Mum dulu."

Setelah kami makan siang Natal, keluarga Weasley, aku, Harry dan Hermione merencanakan untuk menjenguk Mr. Weasley, ditemani oleh Dad, Profesor Moody dan juga Profesor Lupin. Dad muncul dengan mobilnya, bagian mobil luar tampak normal, tapi sepuluh orang bisa masuk ke dalamnya dengan nyaman. Perjalanan ke St. Mungo sangat cepat karena sangat sedikit lalu lintas di jalan-jalan. Aliran kecil para penyihir wanita dan pria sedang berjalan pelan-pelan di jalan yang selain itu sepi untuk mengunjungi rumah sakit. Aku dan yang lainnya keluar dari mobil, dan Dad menyetir mengitari sudut untuk mencari tempat parkir. Kami akhirnya berjalan dengan biasa menuju jendela tempat boneka berbaju nilon hijau itu berdiri, lalu, satu per satu, melangkah melalui kaca. Area penerimaan tampak bersuasana pesta menyenangkan: bola-bola kristal yang menerangi St. Mungo telah diberi warna merah dan emas sehingga menjadi bola hiasa Natal raksasa berkilauan; daun-daun holly bergantungan di setiap ambang pintul dan pohon-pohon Natal putih bersinar tertutup tetes air beku dan salju sihir berkilauan di setiap sudut, masing-masing diberi bintang emas berkilat di puncaknya. Tempat itu tidak begitu padat, walaupun setengah jalan menyusuri ruangan itu aku menemukan diriku terdorong ke samping oleh seorang penyihir wanita dengan jeruk tersumbat di lubang hidungnya.

"Ah, Mr. Aldrich." Kata suara seseorang dibelakang, aku dan Dad berbalik, menemukan seorang pria dengan setelan jas sedang mendekat, sementara Harry dan yang lainnya meneruskan jalannya. Dia mengulurkan tangannya pada Dad, dan Dad membalas jabatannya, "Aku ingin memberitahu jika St. Mungo dalam keadaan baik karena kau dan juga Mr. Malfoy menyumbang."

"Ah, ya," Dad membalas sambil melepaskan jabatan tangannya, "Itu bagus."

"Dad, aku akan menyusul yang lain." Kataku tanpa minat yang mendapat anggukan dari Dad. Setelah itu, aku buru-buru mengejar Harry dan yang lain. Dan kami menemukan Mr. Weasley bersandar di tempat tidurnya dengan sisa-sisa makan malam kalkunnya di sebuah nampan di pangkuannya dan ekspresi yang agak malu-malu di wajahnya.

"Semuanya baik-baik saja, Arthur?" Tanya Mrs. Weasley, setelah kami semua memberi salam pada Mr. Weasley dan menyerahkan hadiah-hadiah kami.

"Baik, baik," Kata Mr. Weasley, sedikit terlalu bersungguh-sungguh. "Kalian, err--belum bertemu Penyembuh Smethwyck, bukan?"

"Belum," Kata Mrs. Weasley dengan curiga, "Kenapa?"

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa," Kata Mr. Weasley dengan ringan, sambil mulai membuka bungkusan tumpukan hadiahnya. "Well, semua orang senang? Apa yang kalian semua dapatkan untuk Natal? Oh, Harry, ini benar-benar menakjubkan!" Karena dia baru saja membuka hadiah Harry berupa kawat sekering dan obeng.

Mrs. Weasley tidak tampak benar-benar puas dengan jawaban Mr. Weasley. Selagi suaminya mencondongkan badan untuk menjabat tangan Harry, dia mengintip perban di bawah baju tidurnya.

"Arthur," Dia berkata, dengan nada tajam dalam suaranya seperti perangkap tikus, "Perbanmu sudah diganti. Kenapa kau ganti perbanmu sehari lebih awal, Arthur? Mereka bilang padaku tidak perlu diganti sampai besok."

"Apa?" Kata Mr. Weasley, tampak agak takut dan menarik selimut lebih tinggi ke dadanya. "Tidak, tidak--bukan apa-apa--" Dia terlihat mengerut di bawah tatapan menusuk Mrs Weasley. "Jangan jadi kacau sekarang, Molly, tapi Augustus Pye punya gagasan ... dia Penyembuh Magang, kau tahu, anak muda menyenangkan dan sangat tertarik dalam ... um ... obat-obat pelengkap ... maksudku, beberapa dari pengobatan Muggle tua ini ... well, disebut jahitan, Molly, dan berhasil sangat baik pada--pada luka-luka Muggle--"

Mrs. Weasley mengeluarkan suara tidak menyenangkan antara jeritan dan geraman, sedangkan Profesor Lupin menghampiri pasien ditpat tidur sebrang, lalu Bill menggumamkan sesuatu tentang minum secangkir teh, Fred dan George melompat bangkit untuk menemaninya, sambil menyeringai.

"Apakah kau bermaksud memberitahuku," Kata Mrs. Weasley, suaranya semakin keras dengan setiap kata dan tampaknya tidak sadar bahwa pengunjung yang bersamanya sedang giat mencari perlindungan, "Bahwa kau telah bermain-main dengan pengobatan Muggle?"

"Bukan bermain-main, Molly, sayang," Kata Mr. Weasley memohon, "Hanya--hanya sesuatu yang Pye dan aku kira akan kami coba--cuma, sayangnya--well, dengan jenis luka seperti ini--tampaknya tidak berhasil sebaik yang kami harapkan--"

"Artinya?"

"Well... well, aku tak tahu apakah kau tahu apa--apa itu jahitan?"

'"Kedengarannya seolah-olah kau mencoba menjahit kulitnya kembali," Kata Mrs. Weasley dengan dengus tawa tidak senang, "Tapi bahkan kau, Arthur, tidak akan sebodoh itu--"

"Aku juga ingin secangkir teh." Kataku sambil melompat bangkit menuju pintu dengan cepat. Harry, Hermione, Ron dan Ginny hampir berlari kecil ke pintu bersamaku Selagi pintu itu berayun menutup di belakang kami, kami mendengar Mrs. Weasley menjerit, "APA MAKSUDMU, ITU GAGASAN UMUMNYA?"

Dihari terakhir liburan Natal, aku, Hermione dan juga Ginny sedang menonton Harry bermain catur penyihir melawan Ron, aku sedang mengelusi Crookshanks yang mendengkur nyaman dipangkuanku, sementara Harry terus menggerutu karena permainannya sendiri.

"Harry, sayang," Kepala Mrs. Weasley terjulur dibalik pintu, "Bisakah kau pergi ke dapur, Profesor Snape ingin berbicara denganmu."

Aku berhenti mengelusi Crookshanks dan beralih pada Harry yang mulutnya terbuka ngeri, reaksi semua orang hampir sama, menganga. Crookshanks melompat dari pangkuanku dan mengacak-acak pion catur penyihir.

"Snape!?" Kata Harry kaget.

"Profesor Snape, sayang," Kata Mrs Weasley mencela. "Sekarang. Ayolah, cepat, dia bilang dia tidak bisa tinggal lama-lama."

"Apa yang dia mau denganmu?" Kata Ron, terlihat bingung ketika Mrs Weasley pergi dari kamar itu. "Kau tidak melakukan apapun, 'kan?"

"Tidak!" Kata Harry tidak senang, dia berdiri bangkit dan keluar dari kamar.

"Menurutmu karena apa?" Hermione bertanya.

"Entahlah." Jawabku seadanya.

Harry kembali setengah jam kemudian dengan raut kusut saat aku sedang sibuk membaca buku yang diberikan oleh Sirius dan juga Profesor Lupin, dia menarik nafas panjang dan merosot dibangku disebelah Hermione. "Bagaimana?" Hermione bertanya.

"Dumbledore bilang aku harus belajar Occlumency dari Snape." Harry memberitahu, sedangkan aku menutup bukuku, tak lupa menandainya.

"Pelajaran tambahan dengan Snape?" Kata Ron, terdengar kaget. "Aku lebih suka dapat mimpi buruk!"

"Dumbledore mau kau berhenti mendapatkan mimpi-mimpi tentang Voldemort itu," Kata Hermione seketika. "Well, kau tidak akan menyesal tidak mendapatkannya lagi, bukan?"

"Tetap saja ini belajar dengan Snape." Kata Harry putus asa.

"Kukira kau bisa belajar dari Cassandra." Kata Ron tiba-tiba.

"Apa maksudmu aku?" Aku mengernyit.

"Aku selalu beranggapan kau bisa Occlumency," Kata Ron lagi, mengendikkan bahu. "Maksudku, kebanyakan keluarga Pureblood bisa, bukan?"

"Kau tidak salah dengan kebanyakan keluarga Pureblood bisa Occlumency," Kataku, mendengus. "Tapi aku tidak bisa."

Kami harus kembali ke Hogwarts naik Bus Ksatria hari berikutnya, dikawal sekali lagi
oleh Tonks dan Profesor Lupin, yang keduanya sedang makan pagi di dapur ketika aku, Harry, Ron dan Hermione turun pagi berikutnya. Orang-orang dewasa tampaknya sedang mengadakan percakapan bisik-bisik ketika Harry membuka pintu; mereka semua memandang berkeliling dengan buru-buru dan terdiam. Setelah makan pagi tergesa-gesa, kami semua mengenakan jaket dan scarf melawan pagi Januari yang dingin kelabu. Pintu nomor dua belas terbanting menutup di belakang kami. Kami mengikuti Profesor Lupin menuruni anak-anak tangga depan. Ketika aku mencapai trotoar, aku memandang berkeliling. Nomor dua belas sedang mengerut dengan cepat sementara rumah-rumah di kedua sisinya merentang ke samping, menjepitnya hingga keluar dari pandangan. Satu kedipan kemudian, ia sudah hilang.

"Ayolah, semakin cepat kita naik bus semakin baik," Kata Tonks, dan aku mengira ada kegugupan dalam pandangan sekilas yang dilemparkannya ke sekitar alun-alun. Profesor Lupin mengulurkan lengan kanannya--BANG!

Sebuah bus bertingkat tiga yang sangat ungu muncul dari udara kosong di depan mereka, hampir mengenai tiang lampu terdekat, yang melompat mundur menghindar. Seorang pemuda kurus, berjerawat, bertelinga besar yang mengenakan seragam ungu melompat turun ke trotoar dan berkata, "Selamat datang ke--"

"Ya, ya, kami tahu, terima kasih," Kata Tonks dengan cepat. "Naik, naik, ke atas--"

Dan dia mendorong Harry maju ke tangga, melewati kondektur, yang membelalak kepada Harry ketika dia lewat. "Itu 'Arry--"

"Kalau kau meneriakkan namanya aku akan mengutukmu sampai pingsan," Gumam Tonks mengancam, sekarang melangsir Ginny dan Hermione ke depan.

"Aku selalu ingin naik benda ini," Kata Ron dengan gembira.

Bus itu dijejali dengan beragam kursi-kursi yang tidak serasi yang dikelompokkan dengan sembarangan di sekitar jendela-jendela. Beberapa di antara kursi-kursi ini tampaknya telah jatuh ketika bus berhenti mendadak di Grimmauld Place, beberapa orang penyihir wanita dan pria masih sedang bangkit, sambil menggerutu dan tas belanjaan seseorang telah meluncur di bus itu: campuran tak menyenangkan dari telur kodok, kecoak dan krim kenari berceceran di mana-mana di atas lantai.

"Tampaknya kita harus berpisah," Kata Tonks dengan cepat sambil memandang berkeliling mencari kursi-kursi kosong. "Fred, George dan Ginny, kalau kalian ambil kursi-kursi itu di belakang ... Remus bisa tinggal bersama kalian."

Aku, Tonks, Harry, Ron dan Hermione meneruskan ke tingkat yang paling atas, di mana ada dua kursi yang tidak terpakai di bagian paling depan dan tiga dibelakang. Si kondektur, mengikuti Harry dan Ron dengan bersemangat ke belakang. Kepala-kepala berpaling ketika Harry lewat dan, ketika dia duduk, aku melihat semua wajah-wajah itu berkibas kembali ke depan lagi. Ketika Harry dan aku menyerahkan kepada kondektur masing-masing sebelas Sickle, bus itu berangkat lagi, sambil berayun mengerikan. Bus berderu di sekitar Grimmauld Place, naik-turun trotoar, lalu, dengan bunyi BANG! Hebat lagi, kami semua terdorong ke belakang, kursi Ron berguling dan Pigwidgeon, yang berada di pangkuannya, keluar dari kandangnya dan terbang sambil mencicit dengan liar ke bagian depan bus di mana dia berkibar turun ke bahu Hermione. Harry, yang telah menghindari jatuh dengan meraih siku-siku tempat lilin, BANG! Lagi dan sekarang giliran kursiku yang terjatuh.

"Persis di luar Birmingham," Kata si kondektur dengan gembira sementara aku dan Ron berjuang untuk bangkit dari lantai.

BANG! Kursi-kursi meluncur mundur lagi selagi Bus Ksatria melompat dari jalan tol Birmingham ke sebuah jalan perdesaan tenang yang penuh belokan-belokan tajam. Pagar tanaman dikedua sisi jalan melompat menyingkir ketika mereka berpapasan. Dari sini kami pindah kesebuah jalan besar di tengah sebuah kota kecil yang sibuk, lalu ke sebuah jembatan di atas jalan yang dikelilingi oleh bukit-bukit tinggi, lalu kesebuah jalan berangin kencang di antara apartemen-apartemen tinggi, setiap kali dengan bunyi BANG! Yang keras.

"Aku berubah pikiran," Gumam Ron sambil bangkit dari lantai untuk keenam kalinya, "Aku tidak akan pernah mau naik benda ini lagi."

"Aku juga." Aku menjawab dengan parau, mencoba untuk bangkit juga.

"Dengar, pemberhentian 'Ogwarts setelah ini," Kata si kondektur dengan ceria sambil berayun menuju kami.

BANG! Kami sedang melalui Hogsmeade yang bersalju. Aku melihat sekilas Hog's Head di jalan samping, papan penanda yang bergambar kepala babi hutan yang terpotong berderit dalam angin musim dingin. Butir-butir salju mengenai jendela besar di bagian depan bus. Akhirnya kami berhenti di luar gerbang-gerbang Hogwarts. Profesor Lupin dan Tonks membantu kami keluar dari bus bersama barang-barang bawaan kami, lalu turun untuk mengatakan selamat tinggal.

"Kalian akan aman begitu kalian berada di halaman sekolah," Kata Tonks, sambil memandang berkeliling dengan waspada ke jalan yang sepi. "Semoga semester kalian menyenangkan, oke?"

"Jaga diri kalian," Kata Profesor Lupin sambil menyalami kami semua dan meraih Harry paling akhir.

"Rasanya aku ingin muntah." Kataku, selagi Tonks memeluk Ginny disamping dan Profesor Lupin berbicara dengan Harry. Dan pada akhirnya kami bertujuh berjuang menyusuri jalan kereta licin menuju kastil, sambil menyeret koper-koper kami.

•••••

"Akan kuberitahu kalian dengan cara biasa kapan yang berikutnya," Harry berkata berulang-ulang, "Tapi aku tidak bisa melakukannya malam ini, aku harus menghadiri, err--perbaikan Ramuan."

"Kau mengambil perbaikan Ramuan!" Tanya Smith dengan congkak, setelah memojokkan Harry di Aula Depan setelah makan siang. "Demi Tuhan, kau pasti mengerikan. Snape biasanya tidak memberikan pelajaran tambahan, bukan?"

Ketika Smith berjalan pergi dengan gaya ringan yang menjengkelkan, Ron melotot
kepadanya. "Haruskah kukutuk dia? Aku masih bisa mengenainya dari sini," Dia berkata sambil mengangkat tongkatnya dan membidik di antara tulang bahu Smith.

"Lupakan," Kata Harry dengan muram. "Itu yang akan dipikirkan semua orang, bukan bahwa aku benar-benar bod--"

"Hai, Harry," Kata sebuah suara di belakang. Kami berpaling dan mendapati Chang berdiri disana.

"Oh," Kata Harry, terkejut. "Hai."

"Kami akan ada di perpustakaan, Harry," Kata Hermione dengan tegas selagi dia menyambar tanganku dan Ron lalu menyeret kami pergi menuju tangga pualam.

Ketika kami sudah benar-benar jauh dari Harry, Hermione melepaskan tanganku dan Ron, Ron mendekatiku dan berkata, "Meningkat, bukankah begitu?"

"Ya," Kataku pelan. "Kurasa mereka akan kencan tidak lama lagi."

Ketika kami sampai diperpustakaan, murid-murid yang lain, hampir semuanya kelas lima, duduk di meja-meja yang diterangi lampu di dekat sana, dengan hidung dekat ke buku, pena bulu mencoret-coret dengan tergesa-gesa. Satu-satunya suara lain adalah decit ringan salah satu suara Madam Pince, selagi penjaga perpustakaan itu berjalan di gang-gang dengan mengancam, bernapas pada leher-leher mereka yang menyentuh buku-bukunya yang berharga.

Fakta bahwa Hagrid sekarang dalam masa percobaan menjadi pengetahuan umum dalam sekolah selama beberapa hari beriktunya, tetapi yang membuatku marah, hampir tak seorangpun tampak terganggu atas kabar itu; bahkan, beberapa orang, Malfoy menonjol di antara mereka, tampak sungguh-sungguh gembira. Tentang kematian mengerikan seorang pegawai Departemen Misteri yang tidak dikenal di St. Mungo, aku, Harry, Ron dan Hermione tampaknya merupakan satu-satunya orang yang tahu atau peduli. Hanya ada satu topik percakapan di koridor-koridor sekarang: kesepuluh Pelahap Maut yang lolos, yang ceritanya akhirnya merembes ke seluruh sekolah dari beberapa orang yang membaca surat kabar. Rumor-rumor beterbangan bahwa beberapa dari narapidana itu telah terlihat di Hogsmeade, bahwa mereka sedang bersembunyi di Shrieking Shack dan bahwa mereka akan masuk ke dalam Hogwarts, seperti yang pernah dilakukan Sirius.

Bukan hanya suasana hati para murid yang telah berubah. Sekarang cukup umum menjumpai dua atau tiga guru sedang bercakap-cakap dengan bisikan rendah dan penting dikoridor-koridor, yang memutuskan percakapan mereka saat mereka melihat para murid sedang mendekat.

"Mereka jelas tidak bisa berbicara dengan bebas lagi di ruang guru," Kataku dengan suara rendah, ketika aku, Harry, Hermione dan Ron melewati Profesor McGonagall, Profesor Flitwick dan Profesor Sprout yang berkerumun bersama di luar ruang kelas Jimat dan Guna-Guna suatu hari. "Tidak dengan Umbridge di sana."

"Menurutmu mereka tahu sesuatu yang baru?" Kata Ron sambil memandang kebelakang lewat bahunya kepada ketiga guru itu.

"Kalau mereka tahu, kita tidak akan mendengarnya, bukan?" Kata Harry dengan marah. "Tidak setelah Dekrit ... nomor berapa kita sekarang?"

Karena pengumuman baru sudah muncul di papan pengumuman asrama pagi setelah berita pelarian Azkaban itu:

DENGAN PERINTAH PENYELIDIK TINGGI HOGWARTS

Para guru dengan ini dilarang memberikan murid-murid informasi apapun yang tidak
berhubungan dengan
pelajaran yang mereka ajarkan.
Hal di atas sesuai dengan Dekrit Pendidikan Nomor Dua Puluh Enam.

Tertanda: Dolores Jane Umbridge, Penyelidik Tinggi.

Dekrit terakhir ini telah menjadi subyek sejumlah besar lelucon di antara murid-murid.

Setiap pelajaran Ramalan dan Pemeliharaan Satwa Gaib sekarang dilaksanakan dengan kehadiran Umbridge dan papan jepitnya. Dia mengintai di dekat api di dalam ruangan menara yang berparfum hebat itu, menyela percakapan-percakapan Profesor Trelawney yang semakin histeris dengan pertanyaan-pertanyaan sulit mengenai Ornithomancy dan Heptomology, bersikeras agar dia meramalkan jawaban-jawaban para murid sebelum kami memberikannya dan menuntut agar dia memperlihatkan keahliannya pada bola kristal, daun-daun teh dan batu-batu rune secara bergantian. Aku mengira Profesor Trelawney mungkin segera gila akibat tekanan itu. Beberapa kali dia melewatiki dikoridor-koridor--yang dengan sendirinya kejadian tidak biasa karena dia biasanya tetap di ruangan menaranya--sedang bergumam dengan liar kepada dirinya sendiri, menggoyang-goyangkan pergelangan tangannya dan melemparkan pandangan-pandangan ketakutan dari balik bahunya, dan sementara itu mengeluarkan bau sherry masak yang kuat. Kalau akj tidak begitu kuatir tentang Hagrid, aku pasti akan merasa prihatin bagi Trelawney--tetapi kalau salah satu dari mereka akan dikeluarkan dari pekerjaan mereka, hanya ada satu pilihan bagiku mengenai siapa yang harus tinggal.

पढ़ना जारी रखें

आपको ये भी पसंदे आएँगी

156K 15.4K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
4.8K 553 12
Dimana akuh? Siapa kalian? Dan apa ini? Kenapa aku tak mengingat apapun, selain namaku? Gadis cantik yang satu satunya terperangkap di Glade. Tak ada...
3.8K 409 20
Sebuah perjanjian masa kecil dengan cinta pertama nya Severus Snape. "Berjanjilah padaku. Saat kita dewasa nanti, kau akan membesarkan bayi dari pant...
Slayed The Protagonist This is Choco द्वारा

किशोर उपन्यास

19.8K 2.5K 11
Reya merutuki dirinya sendiri yang memasuki novel yang berjudul 'Chosen By Me' yang sedang hangat hangatnya dalam perbincangan. Reya kira dia akan me...