Cassandra Aldrich [✓]

By gxrysmxth

120K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... More

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Piala Api; 20

1.5K 265 53
By gxrysmxth

•••••

Aku, dan Alegra berjalan ke lapangan Quidditch, yang sekarang sama sekali tak bisa dikenali. Pagar tanaman setinggi enam meter mengelilinginya. Ada lubang di depan kami, pintu masuk ke maze. Lorong-lorong di dalamnya tampak gelap dan membuat bulu roma berdiri. Lima menit kemudian, tempat duduk penonton mulai terisi. Udara dipenuhi suara-suara bergairah dan gemuruh langkah kaki ketika ratusan pelajar menuju ke tempat duduk mereka. Langit berwarna biru tua cerah sekarang, dan bintang-bintang mulai bermunculan. Dad, satu teman Auror Dad, Hagrid, Profesor Moody, Profesor McGonagall, dan Profesor Flitwick memasuki stadion dan mendekati Mr. Bagman. Mereka memakai bintang besar merah yang menyala pada topi mereka, semuanya, kecuali Hagrid, yang memakai bintangnya di bagian belakang rompi bulu tikus mondoknya.

Diggory menolehkan kepalanya padaku setelah dia memeluk ayahnya dan juga ibunya, dia membuat wajah seolah bertanya apa-kau-bisa-kemari-sebentar? Aku mengangguk dengan samar, berdiri dan melewati Alegra yang duduk disebelahku kemudian menghampiri Diggory, ayah dan ibunya juga memperhatikan kami. Diggory mendekat padaku, wajahnya berseri dan senyuman tipis menghiasi wajah yang tadinya tampak cemas itu, dia melingkarkan tangannya di pinggangku, memelukku, membuatku terdiam sejenak dan pada akhirnya aku membalas pelukan Diggory.

"Semoga berhasil, Diggory." Aku membisik ditengah pelukan itu, merasakan Diggory mengangguk dengan perlahan, aku mengeratkan pelukanku, menghirup dalam-dalam aroma parfum Diggory, dan setelah itu kami saling melepaskan.

"Sampai jumpa, Cassandra." Ujarnya sambil tersenyum lembut padaku.

Aku tentu saja balas tersenyum padanya, dia berjalan mendekati para juara yang lainnya, yang juga sudah melakukan pelukan-pelukan singkat dengan keluarganya, tak terkecuali Harry, walinya yang ternyata datang adalah Mrs. Weasley dan Bill, Harry menoleh padaku dan aku tersenyum singkat padanya.

Saat aku kembali menuju kursi penonton, suara Mr. Bagman yang diperbesar secara sihir terdengar, "Para ibu bapak, dan hadirin sekalian, tugas ketiga dan terakhir Turnamen Triwizard akan segera dimulai! Saya akan mengingatkan bagaimana posisi nilai saat ini! Seri di tempat pertama, masing-masing dengan jumlah angka delapan puluh lima, Mr. Cedric Diggory dan Mr. Harry Potter, keduanya dari sekolah sihir Hogwarts!" Sorak dan tepuk tangan yang membahana membuat burung-burung dari Hutan Terlarang beterbangan ke langit yang mulai gelap. "Di tempat kedua, dengan angka delapan puluh, Mr. Viktor Krum, dari Institut Durmstrang!" Tepuk tangan lagi. "Dan di tempat ketiga, Miss Fleur Delacour, dari Akademi Beauxbatons!"

Aku sudah kembali duduk disamping Alegra lagi, bangkuku dan Alegra paling depan kedua, membuat kami bisa melihat dengan jelas para juara, disampingku, Alegra menyeringai, "Sudah resmi, eh?"

"Tutup mulutmu, Al." Kataku datar.

"Jadi, setelah tiupan peluitku, Harry dan Cedric!" Kata Mr. Bagman. "Tiga, dua, satu!" Dia meniup pendek peluitnya sekali, dan Harry serta Diggory bergegas memasuki Maze.

Aku mendengar peluit kedua ditiup setelah beberapa menit Harry dan Diggory masuk, itu bagian Krum, dia langsung melesat memasuki Maze, dan yang tersisa diluar Maze sekarang hanya Delacour, dan peluit yang ketiga ditiup lagi oleh Mr. Bagman, Delacour langsung memasuki Maze setelah peluit itu ditiup. Sekarang, semua para juara sudah memasuki Maze.

"Kira-kira, rintangan apa saja yang ada didalam Maze itu?" Kataku pelan, berharap Alegra dapat mendengarnya diantara penonton yang sangat bising.

"Entahlah," Kata Alegra, dia mendengarnya ternyata, "Tapi aku rasa disana ada Boggart."

"Oh. Aku yakin Boggart tak akan jadi masalah besar bagi Harry dan Diggory." Kataku, mengingat bagaimana Harry dan Diggory telah berhasil melawan Naga pada tugas pertama.

"Kau bercanda?" Kata Alegra, terlihat bingung sekali, mata hijaunya menyipit ingin tahu, "Kau masih memanggil Cedric dengan nama keluarganya?"

"Yah--aku membuat kesepakatan dengannya," Kataku, mengendikkan bahu, menerawang pada saat aku dan Diggory berada di perpustakaan, "Aku akan memanggilnya dengan namanya jika dia sudah menyelesaikan Turnamen Triwizard."

"Cukup tentangku," Kataku lagi, mengalihkan pandanganku pada Alegra, "Bagaimana kau dengan Katie?"

Aku tetap duduk dibangku, dan membicarakan hubungan Alegra dengan Katie, sampai suara gemuruh orang-orang membuatku tak bisa mendengar perkataan Alegra, aku mengernyit, mengalihkan pandanganku pada pintu Maze, dirumput sana tergeletak dua orang, berbaju kuning dan juga merah, itu Harry dan Diggory! Ah, mulai sekarang, aku akan memanggilnya Cedric. Aku bergegas bangkit, dan mataku juga bisa melihat Harry yang terus memegangi Piala Turnamen Triwizard dan juga terus memegangi tubuh Cedric yang tak bergerak?

Aku bergegas berlari, perasaan khawatir pada Cedric memenuhi pikiranku setiap kali aku melangkah, diujung sana aku lihat Profesor Dumbledore juga langsung berlari mendekati Harry, Harry membuka matanya, dia membisikkan sesuatu pada Profesor Dumbledore, tapi aku tak dapat mendengarnya.

"Cedric!" Teriakku kalut, tapi tetap saja Cedric tak bergerak dari tempatnya, tanganku tertahan, aku berbalik dan mencoba melepaskan genggaman tangan Alegra, "Lepaskan aku, Al!"

Sayup-sayup aku mendengar perkataan yang diulang-ulang, meneriakkannya dan menjeritkannya, "Dia mati!"

"Dia mati!"

"Cedric Diggory! Mati!"

Aku terdiam, perasaan tak percaya mengalir dengan deras dipikiranku, tidak mungkin! Cedric tak mungkin mati! "Tidak!" Aku berteriak sangat keras, seakan saat itu juga aku tak akan bersuara lagi. Aku melepas paksa genggaman Alegra.

Berlari kembali menuju tubuh Cedric yang masih terlentang dirumput, diriku akhirnya sampai di depan tubuh Cedric, mata abu-abunya terbuka, kosong tanpa ekspresi, mataku yang kini mulai berair menatap pada mulut Cedric yang juga ikut sedikit terbuka, tampak terlihat keheranan sekali, aku mendudukkan diri dengan perlahan disamping Cedric, tanganku yang gemetar memegang tangan Cedric yang kini sudah dingin, menggosok-gosoknya perlahan, berharap Cedric akan kembali, "Cedric, aku memanggil namamu seperti kesepakatan kita, bisakah kau kembali? Cedric! Kumohon kembali! Cedric!"

"Cedric!" Aku tetap meneriakkan nama Cedric dengan keras, mengabaikan air mataku yang sudah turun daritadi, kemudian aku merasakan tubuhku tertarik pada pelukan seseorang, aroma ini milik Dad, aku merasakan dia memelukku, mengelus punggungku perlahan, dan mencium rambutku, "Menangislah, Cassandra." Katanya, dan saat itu juga aku membalas pelukan Dad, membasahi pakaian Dad dengan air mataku yang tak bisa berhenti mengalir, meraung-raung dalam dekapan hangat Dad, tapi tetap saja Dad mengelus punggungku dengan lembut.

Aku merasa lebih tenang sekarang, tubuhku membalik menghadap pada tubuh Cedric yang tak bergerak dari tempatnya, Harry sudah tak ada disini, hanya ada Mr. Diggory dan juga Mrs. Diggory yang menangis tersedu-sedu sambil memegangi tubuh Cedric.

Aku melihat lagi pada mata abu-abu Cedric yang masih terbuka, dan air mataku mengancam untuk kembali keluar, aku menjangkau wajah Cedric dengan tanganku yang masih gemetar, mengusap matanya dengan perlahan, membuat mata abu-abu yang sering menatapku itu tertutup, aku beralih pada tangan Cedric yang waktu tadi melingkar dipinggangku, masih dingin ketika aku menggenggamnya kembali, aku mendekatkan tangannya pada wajahku, mencium tangan itu singkat dan bergumam, "Sampai jumpa di alam lain, Cedric."

•••••

"Akhir tahun ajaran yang lain." Profesor Dumbledore berhenti sejenak, dan pandangannya jatuh ke meja Hufflepuff.

"Banyak sekali yang ingin kusampaikan kepada kalian semua malam ini," Kata Profesor Dumbledore, "Tetapi pertama-tama aku harus menyatakan kehilangan orang yang sangat baik, yang seharusnya duduk di sini, menikmati pesta ini bersama kita. Kuminta kalian semua berdiri, silakan, dan bersulang untuk Cedric Diggory."

Aku menahan nafas dan menundukkan kepala saat nama Cedric terdengar, perasaan-perasaan sedih mengalir begitu saja dalam benakku, aku menutup mukaku dengan kedua tangan saat aku merasakan air mataku mengancam keluar. Dan tepukan dipunggung oleh seseorang menyadarkanku, semua orang yang berdiri tengah menatapku, aku mengangguk pelan, kursi berderit ketika aku berdiri, mengangkat gelas, dan berseru bersama, dalam suara keras, rendah menggemuruh, "Cedric Diggory." Aku kembali menunduk memandang meja ketika kami semua sudah duduk lagi.

"Cedric adalah anak yang menunjukkan banyak kualitas yang merupakan karakteristik Hufflepuff," Profesor Dumbledore melanjutkan. "Dia teman yang baik, dan setia, pekerja keras, dia menghargai permainan yang jujur. Kematiannya telah mempengaruhi kalian semua, apakah kalian kenal baik dengannya atau tidak. Karena itu, kurasa kalian berhak untuk mengetahui bagaimana persisnya kematiannya terjadi." Aku mendongak menatap pada Profesor Dumbledore.

"Cedric Diggory dibunuh oleh Lord Voldemort." Bisikan-bisikan panik menyapu aula besar. Aku mengedarkan pandangan pada anak-anak, mereka memandang Profesor Dumbledore tak percaya, dengan ngeri. Profesor Dumbledore tampak sangat tenang sementara menunggu mereka diam.

"Kementerian sihir," Profesor Dumbledore melanjutkan, "Tidak setuju aku menyampaikan hal ini kepada kalian. Mungkin juga beberapa orang tua kalian terkejut sekali aku memberitahukan hal ini, entah karena mereka tidak percaya Lord Voldemort telah kembali atau karena  mereka beranggapan aku seharusnya merahasiakan ini, mengingat kalian masih terlalu muda. Meskipun demikian aku percaya, bahwa kebenaran lebih baik daripada kebohongan, dan bahwa segala usaha untuk berpura-pura bahwa Cedric meninggal karena kecelakaan, atau semacam kekeliruan yang dilakukan olehnya sendiri, merupakan penghinaan bagi kenangan akan dirinya." Terpana dan ketakutan, semua wajah di Aula Besar menghadap Dumbledore sekarang, atau hampir semua wajah.

"Ada satu orang lagi yang harus disebut dalam kaitannya dengan kematian Cedric," Profesor Dumbledore melanjutkan. "Yang kubicarakan ini tentu saja adalah Harry Potter." Seakan ada riak menyapu aula ketika kepala-kepala menoleh pada Harry, sebelum kembali memandang Profesor Dumbledore.

"Harry Potter berhasil lolos dari Lord Voldemort," Kata Profesor Dumbledore. "Dia mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk mengembalikan jenazah Cedric ke Hogwarts. Dia menunjukkan, dalam segala hal, keberanian yang hanya diperlihatkan sedikit penyihir dalam menghadapi Lord Voldemort, dan untuk ini, aku menghormatinya."

Profesor Dumbledore menoleh takzim kepada Harry dan mengangkat pialanya sekali lagi. Hampir semua hadirin mengikutinya. Kami semua menggumamkan namanya, seperti waktu menggumamkan nama Cedric, dan minum untuknya. Tapi dari celah-celah diantara anak-anak yang berdiri, aku melihat Malfoy, Crabbe dan Goyle, dan banyak anak-anak Slytherin lain bertahan menantang di tempat duduk mereka, piala mereka tak tersentuh. Profesor Dumbledore, yang tidak memiliki mata gaib, tidak melihatnya. Ketika semua sudah duduk di tempat masing-masing, Profesor Dumbledore melanjutkan, "Tujuan Turnamen adalah membina dan meningkatkan saling pengertian di dunia sihir. Mengingat apa yang telah terjadi kembalinya Lord Voldemort hubungan semacam ini lebih penting daripada sebelumnya."

Profesor Dumbledore memandang dari Madam Maxime dan Hagrid ke Delacour dan teman-teman Beauxbatonsnya, lalu menuju Krum dan murid-murid Durmstrang di meja Slytherin. Krum, aku melihat, tampak waspada, nyaris takut, seakan dia mengharap Profesor Dumbledore akan mengatakan sesuatu yang kasar.

"Semua tamu dalam aula ini," Kata Profesor Dumbledore, dan matanya bertahan memandang murid-murid Durmstrang, "Akan disambut dengan senang hati setiap saat, jika mereka ingin kembali. Kukatakan kepada kalian semua, sekali lagi, sehubungan dengan kembalinya Lord Voldemort, kita hanya bisa kuat kalau bersatu. Seperti kata pepatah, bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Kemampuan Lord Voldemort untuk menyebarkan pepecahan dan permusuhan sangat besar. Kita hanya bisa melawannya dengan memperlihatkan ikatan persahabatan dan saling percaya yang sama kuatnya. Perbedaan kebiasaan dan bahasa tak ada artinya jika tujuan kita sama dan hati kita terbuka."

"Aku menduga, dan aku sungguh berharap dugaanku ini keliru, bahwa kita semua menghadapi masa yang gelap dan sulit. Beberapa diantara kalian di dalam aula ini sudah mengalami penderitaan langsung ditangan Lord Voldemort. Banyak keluarga kalian yang sudah dicerai berai dan dihancurkannya. Seminggu yang lalu, seorang rekan kita diambil dari tengah-tengah kita." Profesor Dumbledore berhenti sejenak, mata birunya menatap padaku, "Ingatlah Cedric. Ingatlah, jika tiba waktunya kalian harus memilih antara mana yang benar dan yang salah, ingatlah apa yang terjadi pada seorang anak yang hebat, baik, dan pemberani, hanya karena dia berada di jalan yang dilalui Lord Voldemort. Ingatlah Cedric Diggory."

Continue Reading

You'll Also Like

2.6K 336 10
BOOK 4 OF FOR ASLAN NARNIA, PLEASE READ "FOR ASLAN" FIRST FOR READING THIS BOOK THANK YOU. Dia kembali, tetapi ini kali terakhir ia akan bertemu den...
590K 81.7K 48
(Name) Malfoy & Draco Malfoy, si kembar Malfoy yang terkenal dengan perbedaan mereka. Mereka berdua memang kembar, tapi mungkin tak akan sekompak ke...
7.5K 641 5
Bagaimana jika ada gadis lain sebelum adanya Teresa Gadis yang merubah glade dan mengubah sesuatu yang keras menjadi lembut Menjabat sebagai seorang...
277K 35.3K 83
⠀⠀ 𖠳 ꜝꜝ 𖢨 ៸ ANOTHER GINGER WEASLEY ꜝꜝ 𓂸 𝘣𝘰𝘰𝘬 𝘰𝘯𝘦 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘤𝘢𝘮𝘢𝘳𝘢𝘥𝘦𝘳𝘪𝘦 𝘢𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘦 𝘤𝘶𝘳𝘴𝘦𝘥 𝘤𝘩𝘪𝘭𝘥 ❛ kami memilik...