Cassandra Aldrich [✓]

By gxrysmxth

119K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... More

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Piala Api; 19

1.4K 270 47
By gxrysmxth

"Ada apa?" Kataku yang penasaran, lalu Hermione menyodorkan suratnya padaku, aku dan Harry yang memang duduk bersebelahan langsung membacanya, surat itu tidak ditulis tangan, melainkan disusun dari tempelan huruf-huruf yang tampaknya digunting dari Daily Prophet;

Cewek jelEk. haRRy PottEr layaK mendapaT gadis lebih baik. PUlang sana ke tempat mUggle.

"Semua seperti itu!" Kata Hermione putus asa, membuka suratnya satu persatu. "‘Harry Potter layak mendapat cewek yang jauh lebih baik daripada orang macam kau…’ ‘Kau pantas direbus bersama telur katak…’ Ouch!"

Hermione telah membuka amplop terakhir, dan cairan hijau kekuningan berbau bensin tertuang ke tangannya, yang langsung penuh ditumbuhi bisul-bisul besar berwarna kuning. "Nanah Bubotuber yang belum dicairkan!" Kata Ron, memungut amplop itu dengan amat hati-hati dan mengendusnya.

"Ouch!" Erang Hermione, air matanya berlinangan sementara dia berusaha mengelap nanah dari tangannya dengan serbet, tetapi jari-jarinya sekarang dipenuhi bisul ang menyakitkan sehingga kelihatannya dia memakai sarung tangan tebal berbenjol-benjol.

"Kau sebaiknya ke rumah sakit," Kataku ketika burung-burung hantu di sekeliling Hermione terbang pergi. "Kami akan memberitahu Profesor Sprout kau ke mana."

"Sudah kuperingatkan dia!" Kata Ron, ketika Hermione bergegas meninggalkan Aula Besar, menyangga tangannya. "Sudah kuperingatkan jangan membuat jengkel Rita Skeeter! Lihat yang ini--" Ron membaca salah satu surat yang ditinggalkan Hermione; "‘Aku membaca di Witch Weekly bagaimana kau mempermainkan Harry Potter dan anak itu sudah cukup banyak menderita dan aku akan mengirimimu kutukan dengan pos berikutnya begitu aku sudah mendapatkan amplop yang cukup besar.’ Ampun deh, sebaiknya dia hati-hati."

Hermione tidak muncul dalam pelajaran Herbologi. Ketika aku, Harry dan Ron meninggalkan rumah kaca untuk mengikuti pelajaran Pemeliharaan Satwa Gaib, kami melihat Malfoy, Crabbe dan Goyle menuruni undakan batu kastil. Parkinson dan Pugh berbisik-bisik dan cekikikan di belakang mereka bersama geng cewek-cewek Slytherinnya.

"Potter, kau putus dengan cewekmu, ya? Kenapa dia sedih banget waktu tadi?" Seru Parkinson, Harry mengabaikannya. Dia tak ingin Parkinson puas kalau tahu artikel di Witch Weekly itu mendatangkan banyak kesulitan.

Hagrid, yang telah memberitahu kami dalam pelajaran yang lalu bahwa kami sudah selesai mempelajari Unicorn, menunggu di depan pondoknya dengan kotak-kotak baru yang terbuka di dekat kakinya.

"Mereka ini Niffler," Kata Hagrid ketika semua anak sudah berkumpul. "Kebanyakan mereka ditemukan di tambang-tambang. Mereka senang benda-benda mengilap, nah, lihat."

Salah satu Niffler tiba-tiba melompat dan berusaha menggigit lepas arloji Parkinson dan pergelangan tangannya. Parkinson menjerit dan melompat ke belakang.

"Detektor harta kecil yang sangat berguna," Kata Hagrid senang. "Kita akan main-main dengan mereka hari ini. Lihat di sana itu?" Hagrid menunjuk petak luas. "Aku sudah pendam koin emas. Aku sudah siapkan hadiah buat siapa yang memilih Niffler yang gali paling banyak koin. Sekarang lepas semua perhiasan kalian dan pilih Niffler, dan siap-siap untuk lepas mereka."

Aku melepaskan arlojiku dan memasukannya ke kantung, aku berjalan mendekati peti dan mengambil satu Niffler, Niffler itu tampak bersemangat, terlihat dari cara dia mengendus-endus jubahku, Niffler itu lepas dari genggaman tanganku, berjalan di sepanjang tanganku menuju bahu, dan melompat menuju tanah, bersamaan dengan aku yang merasakan jika Liontinku telah ditarik paksa, "Oh tidak!"

Aku meraba leherku, benar saja! Liontinku sudah diambil, mataku langsung mencari pada Niffler itu, dia tengah berjalan menuju kerumunan anak-anak Slytherin, oh sial! Aku bergegas mengikutinya, dia berhenti tepat didepan kaki Parkinson, Parkinson memandangku dan membungkuk, mengambil Liontinku, dia melihat-lihat pada Liontin, "Kembalikan, itu milikku." Kataku sedatar mungkin.

Tapi Parkinson tak bereaksi, dia terus memegang Liontin itu dan menunjukan seringainya, "Kembalikan atau kau mau aku meninjumu seperti apa yang aku lakukan pada Malfoy?" Ucapku lantang, menunjuk Malfoy yang berada dibelakang dengan daguku.

"Baiklah-baiklah!" Kata Parkinson, dia langsung memberikan Liontin itu padaku dan mundur kebelakang, aku mengantungi Liontin itu dan menggendong si Niffler kecil yang nakal, aku bergegas membalikkan diri dan berjalan menuju para anak-anak Gryffindor.

Belum pernah kami segembira ini dalam pelajaran Pemeliharaan Satwa Gaib. Niffler-Niffler menyusup dan muncul dari dalam tanah seakan masuk ke air saja, masing-masing berlarian ke anak yang telah melepasnya dan meludahkan koin emas ke tangannya. Niffler Ron sangat gesit. Segera saja pangkuan Ron penuh koin.

"Bisakah ini kubeli untuk binatang peliharaan, Hagrid?" Kata Ron bersemangat sementara Nifflernya menukik lagi ke dalam tanah, menciprati jubahnya.

"Ibumu tak akan senang, Ron," Kata Hagrid, nyengir, lalu dia menambahkan "Mereka bikin rumah kacau balau."

Surat-surat benci terus berdatangan untuk Hermione selama minggu berikutnya, dan meskipun dia mengikuti nasihat Hagrid dan tak lagi membukanya, beberapa pembencinya mengirim Howler, yang meledak di meja Gryffindor dan meneriakkan penghinaan yang bisa didengar oleh seluruh Aula Besar. Bahkan anak-anak yang tidak membaca Witch Weekly sekarang tahu tentang cinta segitiga Harry-Krum-Hermione.

"Nanti juga padam sendiri," Kata Harry kepada Hermione, saat kami berempat berjalan menuju kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, "Kalau tidak kita acuhkan orang-orang akhirnya bosan sendiri dengan artikel yang ditulisnya tentangku dulu itu."

"Aku ingin tahu bagaimana dia bisa mencuri dengar percakapan pribadi, padahal dia sudah dilarang masuk ke kompleks sekolah!" Kata Hermione berang.

Suasana di kastil ketika memasuki bulan Juni menjadi bergairah dan tegang lagi. Semua anak menunggu-nunggu tugas ketiga, yang akan dilangsungkan seminggu sebelum akhir tahun ajaran. Harry melatih berbagai sihir setiap ada kesempatan. Dia tampak merasa lebih percaya diri menghadapi tugas ini dibanding dua tugas sebelumnya. Kendatipun tugas ini pasti sulit dan berbahaya, Profesor Moody benar: Harry telah berhasil melewati makhluk-makhluk mengerikan dan berbagai rintangan sihir, dan kali ini dia telah diperingatkan sebelumnya, dia punya kesempatan mempersiapkan diri untuk menghadapinya.

Bosan selalu bertemu aku, Harry, Hermione dan Ron setiap kali memasuki kelas mana saja di seluruh sekolah, Profesor McGonagall memberi kami izin untuk menggunakan kelas Transfigurasi yang kosong pada saat makan siang. Harry segera saja sudah menguasai Sihir Perintang, mantra untuk memperlambat dan merintangi menyerang; Mantra Reduktor, yang memungkinkan dia menyingkirkan benda-benda padat darinya; dan mantra empat penjuru, penemuan Hermione yang sangat berguna, yang bisa membuat tongkat sihirnya menunjuk kearah utara, dengan demikian dia bisa mengecek apakah dia berjalan kearah yang benar di dalam maze--Harry memberitahu tugasnya waktu itu. Tetapi dia masih kesulitan melakukan mantra pelindung. Mantra ini bisa membentenginya dengan tembok tak kelihatan di sekelilingnya yang bisa menangkis kutukan-kutukan ringan. Hermione berhasil menghancurkan tembok itu dengan sihir kaki jeli yang tepat sasaran, dan Harry tertatih-tatih mengelilingi ruangan selama sepuluh menit sesudahnya, sampai Hermione menemukan sihir penangkalnya.

Sementara itu, jika aku dan Diggory bertemu dilorong, kami akan saling sapa, berakhir dengan aku atau Diggory yang mendekat pada satu sama lain dan membicarakan hal tentang apa saja selama yang kami bisa, dan ku akui itu sangat menyenangkan, aku suka saat melihat bagaimana cara Diggory mengeluarkan setiap kata dari mulutnya, tertawa dan menampilkan ekspresi kebingungan. Kami juga lumayan sering mengunjungi dapur, berakhir dengan kami yang saling menikmati makanan yang kami minta pada peri-rumah. Pernah waktu itu, diperpustakaan, saat aku membaca dan mendongak menatap pada Diggory, dia memandangiku terus, bahkan mungkin mata abu-abunya tak akan berkedip jika saja aku tak menyadarkannya.

Dan, ketegangan Harry tampak meningkat ketika tanggal dua puluh empat juni semakin dekat, tetapi tidak separah ketegangan yang ditampakkannya menjelang tugas pertama dan keduanya. Soalnya, dia yakin kali ini dia telah berusaha sekuat tenaga untuk menyiapkan diri menghadapi tugas ini. Lagipula, ini tugas terakhirnya, dan tak peduli seberapa baik atau buruknya nanti penampilannya, turnamen akhirnya akan usai, dan itu merupakan kelegaan besar. Acara sarapan di meja Gryffindor pada hari pelaksanaan tugas ketiga sungguh seru. Burung-burung hantu pos bermunculan, membawakan kartu semoga sukses untuk Harry dari Sirius. Hanya secarik perkamen, dilipat dan di bagian depannya ada cap cakar Lumpur, tetapi Harry terlihat menghargainya. Burung hantu pekik datang membawakan Daily Prophet Hermione seperti biasanya.

Sebagai juara Triwizard, Harry dibebaskan dari mengikuti ujian akhir tahun ajaran, dan sejauh ini dia duduk di belakang dalam setiap ujian, mencari-cari sihir baru untuk tugas ketiga.

"Aku akan membaca lagi, aku tak yakin aku bisa fokus pada Sejarah Sihir," Kataku kepada Harry dan Ron. Tetapi saat itu Profesor McGonagall mendatangi kami di meja Gryffindor.

"Potter, para juara berkumpul di ruang di sebelah aula setelah sarapan." Katanya

"Tetapi tugasnya baru malam ini!" Kata Harry, tak sengaja menumpahkan telur orak ariknya ke bagian depan jubahnya.

"Aku tahu, Potter," Kata Profesor McGonagall. "Keluarga para juara diundang untuk menonton tugas terakhir. Ini hanya kesempatan bagimu untuk menyambut mereka."

Profesor McGonagall pergi, dan Harry melongo memandangnya. "Dia tidak mengharap keluarga Dursley akan muncul,
kan?" Katanya bingung kepada aku dan Ron.

"Entahlah. Harry, aku sebaiknya bergegas, sudah hampir telat ke ujian Profesor Binns. Sampai nanti." Aku berdiri bangkit dan Ron mengikuti dari belakang, kami berdua menuju kelas Sejarah Sihir untuk melaksanakan ujian.

Ujian Sejarah Sihir telah selesai, dan aku mampu menjawab semuanya walau membuatku agak pusing, hingga Ron bertanya padaku dan Hermione, "Siapa saja nama goblin pemberontak?"

"Jangan bilang kau mengarangnya, Ron." Kataku, terus berjalan beriringan bersama Ron dan Hermione menuju Aula Besar untuk makan siang, Ron mengendikkan bahunya acuh, dia pasti mengarang nama para goblin pemberontak!

"Itu mudah," Kata Hermione, memandang pada Ron, "Namanya seperti, Bodrod si brewok dan juga Urg si jorok."

"Tunggu," Kataku, "Aku hanya menulis Urg si jorok, apa tak masalah?"

"Kurasa tak masalah." Kata Hermione, aku mengangguk akhirnya, memandang lurus lagi pada jalanan, dan aku melihat laki-laki berperawakan tinggi yang aku kenal, itu Dad! Mau ngapain dia disini?

"Kalian duluan saja," Kataku pada Ron dan Hermione, sementara aku bergegas menghampiri Dad yang sekarang memunggungiku, berbicara dengan seseorang, dan ternyata seseorang itu adalah Alegra, "Dad?"

Dad berbalik, dia tersenyum padaku, "Terkejut?"

"Ya," Kataku yang langsung membalas, "Apa yang kau lakukan disini, Dad? Oh, kau adalah Auror, disini untuk mengawasi Turnamen Triwizard?"

"Tepat," Katanya lagi, sementara aku mengangguk-ngangguk dengan paham, "Ingin menjelaskan tentang siapa yang menjadi pasangan pesta dansamu, Miss Aldrich?" Aku terkesiap, memandang pada Dad yang sekarang sedang bersedekap dada, aku memandang pada Alegra, jelas sekali dia ingin meminta maaf, yah--walau bagaimanapun, Alegra itu tak bisa berbohong dengan waktu yang lama.

"Err--kau tahu, aku sudah besar, Dad." Kataku pada akhirnya, membuat Dad melunakkan tatapannya padaku, hanya butuh satu dorongan lagi, dan Dad akan memaafkanku.

"Apa anda Mr. Aldrich?" Suara seseorang, aku berbalik dan mendapati Diggory! Aku menganga melihatnya, sementara Diggory tersenyum padaku, dia memposisikan diri dihadapan Dad, mengulurkan tangannya juga, "Saya Cedric Diggory, saya juga yang mengajak putri anda ke pesta dansa."

Aku menelan ludah dengan kasar, sementara Dad menyambut uluran tangan Diggory, untuk sesaat aku mengkhawatirkan hidup Diggory, "Salah satu juara?" Kata Dad, dia melepaskan jabatan tangannya, dia melihatku sejenak dan aku mengangguk.

"Dia juga yang membuatmu berada satu jam di dalam danau?" Tanya Dad lagi, seketika aku membeku, begitu juga dengan Diggory, aku memandang pada Alegra, mukanya menjadi pucat, sepertinya dia tak mengira jika memberitahu Dad akan menyebabkan kesalahpahaman seperti ini, aku mengangguk lagi.

"Baiklah," Katanya, melembut, "Tapi aku akan memperhatikan kalian terus." Dan dengan itu, Dad melesat pergi setelah menepuk bahu kanan Diggory, membuat aku dan Diggory saling bertatapan bingung.

"Itu membuktikan satu hal," Kata Alegra, dia mendekat dengan wajahnya yang masih agak pucat, "Dia merestui kalian."

"Apa!?" Aku dan Diggory berkata keras secara bersamaan, sementara Alegra melenggang pergi menuju Aula Besar dengan cengiran khasnya. Dan suasana canggung menyelimuti kami berdua.

"Disitu kau rupanya, Ced!" Seorang pria berkacamata menghampiri kami berdua, dia memandang padaku bingung setelah dia benar-benar berhenti dihadapan kami, "Kau bersama dengan siapa?"

"Aku Cassandra Aldrich, Sir." Kataku gelagapan, sementara muka laki-laki dihadapanku ini berubah menjadi raut terkejut, tapi dia cepat-cepat menetralkannya, dia juga mengulurkan tangannya padaku, "Oh, kenalkan, aku ayah Cedric, Amos Diggory." Aku menyambutnya dan setelah itu melepaskannya lagi.

"Jadi kau gadis yang di idam-idamkan Cedric?" Kata Mr. Diggory, dia menatapku intens dibalik kacamatanya, kemudian dia tersenyum, "Cedric selalu membicar--"

"Dad!" Kata Diggory cepat-cepat, "Sudah. Ayo makan, ke Aula Besar." Mr. Diggory tertawa pelan, dia menepuk pundak anaknya dan berlalu menuju Aula Besar.

Setelah itu Diggory berbalik, mata abu-abunya menatapku, kedua pipinya sudah berubah dengan jelas, menjadi kemerahan, dengan satu tarikan napas, dia berkata, "Ya, itu benar. Kau gadis idamanku."

Continue Reading

You'll Also Like

3.9K 409 20
Sebuah perjanjian masa kecil dengan cinta pertama nya Severus Snape. "Berjanjilah padaku. Saat kita dewasa nanti, kau akan membesarkan bayi dari pant...
118K 18.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
4.8K 553 12
Dimana akuh? Siapa kalian? Dan apa ini? Kenapa aku tak mengingat apapun, selain namaku? Gadis cantik yang satu satunya terperangkap di Glade. Tak ada...
15.5K 2.2K 20
"𝐎𝐮𝐫 𝐠𝐫𝐞𝐚𝐭 𝐦𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐝𝐨𝐞𝐬 𝐧𝐨𝐭 𝐭𝐚𝐤𝐞 𝐬𝐢𝐝𝐞𝐬, 𝐬𝐡𝐞 𝐩𝐫𝐨𝐭𝐞𝐜𝐭𝐬 𝐭𝐡𝐞 𝐛𝐚𝐥𝐚𝐧𝐜𝐞 𝐨𝐟 𝐥𝐢𝐟𝐞." Tärä, gadis biasa...