Cassandra Aldrich [✓]

By gxrysmxth

120K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... More

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Piala Api; 16

1.6K 276 36
By gxrysmxth

"Apakah kau tak akan mengajakku dansa sama sekali?" Padma Patil menanyai Ron.

"Tidak," Jawab Ron, masih memandang Hermione. "Bagus," Tukas Padma. Dia berdiri dan bergabung bersama Parvati dan anak Durmstrang.

"Apa yang telah kau lakukan?" Kataku, Ron memandangku sama seperti dia memandang pada Hermione, "Apa? Kau juga mau membentakku karena aku telah pergi bersama dengan musuh Harry?"

"Dimana Herm-ayon-nini?" Terdengar suara bertanya. Krum baru saja tiba membawa dua gelas Butterbeer.

"Mana kutahu," Jawab Ron ketus hampir berteriak, "Kehilangan dia, ya?" Krum tampak cemberut lagi.

"Ronald!" Kataku membentak Ron, Ron memandang padaku sebelum akhirnya membuang mukanya, aku menoleh menatap pada Krum yang masih cemberut.

"Krum," Kataku, Krum memandangku, "Hermione tadi berjalan kearah lantai dansa, kau bisa mencarinya disana." Krum mengangguk, dia berterimakasih sebelum akhirnya berjalan menuju lantai dansa.

Aku memandang Ron sengit sebelum akhirnya pergi menjauh dan kembali mendekat pada Diggory, Diggory memilih untuk diam, tidak menanyaiku tentang apa yang baru terjadi tadi, dan selanjutnya dia menanyaiku tentang hal-hal umum.

"Ingin keluar?" Tanya Diggory pelan, aku menggeleng, "Tidak, maaf."

"Tidak apa." Katanya lagi, Diggory lalu menuntunku menuju meja dan kami duduk berdua, menyaksikan bagaimana orang-orang berdansa, aku merasakan tangan Diggory memegang tanganku, dan aku membalas memegangnya.

Alegra keluar dari lantai dansa, wajahnya berseri-seri dan cewek yang memegang tangan Alegra tampak sekali jika dia bahagia, Alegra dan Katie mendekat padaku dan Diggory, mendudukan diri mereka sendiri dihadapanku dan Diggory.

"Menyenangkan?" Tanyaku pada Alegra, Alegra mengangguk antusias, "Sangat," Katanya, dan dia menoleh pada Katie, "Ya, kan, Katie?

Katie mengangguk dengan malu, aku menyeringai, "Oh, jadi, apa kalian sudah resmi?" Katie terdiam dan terlihat malu, aku memandang pada Alegra, dia tersenyum menyeringai padaku juga.

"Aku akan menanyakan hal yang sama, apa kau dan Cedric sudah resmi?" Kata Alegra, matanya memandang pada tanganku dan Diggory yang bertautan, dan tiba-tiba saja wajahku memanas entah untuk yang keberapa kalinya.

Alegra tertawa dihadapanku, "Seru saat melihat kau memerah, Cass."

"Berisik, Al!" Kataku membentak, aku makin menundukkan wajahku, dan sekarang terdengar kikikkan pelan Katie, dan tiba-tiba saja Diggory makin memegang tanganku erat, aku menoleh padanya, dia tersenyum padaku, senyuman yang sangat lembut.

Telingaku mendengar siulan keluar dari mulut Alegra, dia pasti ingin menggodaku lagi, aku memutar bola mataku malas, "Diggory, kita keluar saja."

"Ehh, baiklah." Sahut Diggory, dia bangkit bersamaan denganku, kami keluar dari Aula, berjalan ke Aula Depan. Pintu depan terbuka, dan cahaya peri-peri yang beterbangan di kebun mawar berkelap-kelip ketika kami menuruni undakan. Kami berdua dikelilingi semak-semak, jalan setapak ornamental yang berkelok-kelok, dan patung-patung batu besar. Aku bisa mendengar gemercik air, yang kedengaran seperti air mancur. Di sana sini tampak orang-orang duduk di bangku berukir. Aku dan Diggory berjalan menyusuri salah satu jalan setapak yang berkelok menembus semak-semak mawar, dan mataku melihat samar-samar dua orang yang sedang berciuman.

Aku berbalik secara tiba-tiba dan tak sengaja menabrak dada Diggory, sedetik kemudian aku langsung membekap mulut Diggory dengan tanganku, karena dia tadi ingin berbicara, aku mendorong Diggory kebelakang, masih dengan tanganku yang membekap mulut Diggory dan tentu saja Diggory melihatku dengan keheranan, "Shhh!" Aku mendesis pelan.

Setelah dirasa jauh dari tempat tadi, aku akhirnya menarik tanganku dari mulut Diggory, "Maaf soal tadi."

"Yah, untuk apa itu tadi?" Tanya Diggory keheranan, aku memandangnya dalam sebelum menjawab dengan gugup, "Aku err--tadi melihat kau tahu, err--dua orang yang sedang berciuman."

"O-oh." Diggory berkata dengan pelan, terlihat jika dia agak menyesal menanyaiku pertanyaan tadi, kami berdua melanjutkan perjalanan kami dan tentu saja kami memutar arah, perasaan canggung menyelimuti kami berdua sampai tiba-tiba aku merasakan kedua tangan Diggory menutupi mataku, Diggory menarikku kebelakang, sepertinya didepan ada juga orang yang sedang sibuk, aku terus berjalan mundur kemudian punggungku menabrak dada Diggory, Diggory juga telah melepaskan kedua tangannya dari menutupi mataku, yang aku lihat pertama kali adalah langit-langit hitam yang bersih, dengan hamparan bintang yang berkilau-kilau.

"Indah." Gumamku pelan, mataku tak berpaling dari langit.

"Sepertimu." Ujar Diggory pelan, kedua tangannya menelusup melingkari perutku, dia memelukku dari belakang, menempatkan kepalanya pada bahuku dan aku bisa merasakan nafas hangatnya. Kurasakan wajahku memanas lagi.

•••••

Semua orang bangun siang sehari sesudah natal. Ruang rekreasi Gryffindor jauh lebih sepi dibanding hari-hari terakhir ini, banyak kuap menyela obrolan yang malas-malasan. Ron dan Hermione rupanya sudah mencapai kesepakatan tak tertulis untuk mendiskusikan pertengkaran mereka. Mereka saling bersikap cukup ramah terhadap yang lain, walaupun formal, sehingga aneh jadinya. Lalu Ron dan Harry memberitahu aku dan Hermione tentang percakapan Hagrid dan Madam Maxime yang tak sengaja mereka dengar, bahwa Hagrid adalah setengah raksasa, aku dan Hermione cukup kaget mendengarnya.

Salju masih tebal di halaman, dan jendela-jendela rumah kaca tertutup salju begitu tebal sehingga kami tak bisa melihat ke luar dalam pelajaran Herbologi. Tak seorang pun menantikan Pemeliharaan Satwa Gaib dalam cuaca seperti ini, meskipun seperti kata Ron, Skrewt mungkin akan menghangatkan mereka, atau entah dengan cara mengejar mereka, atau meletus begitu keras sehingga pondok Hagrid terbakar. Tetapi ketika kami tiba di pondok Hagrid, kami ditunggu penyihir wanita tua dengan rambut beruban yang dipotong sangat pendek dan dagu sangat mencuat yang berdiri di depan pintunya.

"Ayo cepat, bel sudah berbunyi lima menit yang lalu." Dia berteriak kepada kami yang bersusah payah mendekatinya melewati salju.

"Maaf, tapi, siapa anda?" Tanyaku memandangnya. "Dan dimana Hagrid?"

"Namaku Profesor Grubbly-Plank," Katanya singkat. "Aku guru pengganti Pemeliharaan Satwa Gaib Kalian."

"Di mana Hagrid?" Harry mengulang keras.

"Dia sakit," Kata Profesor Grubbly-Plank pendek. Tawa pelan tak menyenangkan mencapai telingaku, aku menoleh. Malfoy dan anak-anak Slytherin lainnya telah bergabung. Mereka semua tampak senang dan tak seorang pun heran melihat Profesor Grubbly-Plank.

"Ke sini," Kata Profesor Grubbly-Plank, dan dia melangkah kearah padang rumput tempat kuda-kuda Beauxbatons gemetar kedinginan. Aku, Harry, Ron dan Hermione mengikutinya, seraya menoleh beberapa kali, memandang pondok Hagrid. Semua gordennya tertutup. Apakah Hagrid di dalam sana, sendirian dan sakit?

"Sakit apa Hagrid?" Tanya Harry, bergegas mengejar Profesor Grubbly-Plank.

"Tak usah peduli," Jawabnya, seakan dia menganggap Harry mencampuri urusan orang lain.

"Tapi saya peduli," Kata Harry panas. "Kenapa dia?"

Professor Grubbly-Plank bersikap seakan tidak mendengar Harry, dia membawa kami melewati lapangan rumput tempat kuda-kuda Beauxbatons berdiri berkerumun melawan hawa dingin, menuju sebatang pohon di tepi hutan. Di pohon itu seekor Unicorn besar dan indah ditambatkan. Sebagian besar anak perempuan ber-"ooooh!" melihat Unicorn itu.

"Oh, indah sekali!" Bisik Lavender "Bagaimana dia mendapatkannya? Unicorn kan sulit sekali ditangkap!"

Si Unicorn sangat putih cemerlang sehingga membuat salju di sekelilingnya tampak abu-abu. Dengan gugup dia mengais-ngais tanah dengan kakinya yang keemasan dan mendongakkan kepalanya yang bertanduk.

"Anak laki-laki mundur!" Seru Profesor Grubbly-Plank, merentangkan sebelah tangannya yang menghantam keras dada Harry. "Unicorn lebih suka sentuhan wanita. Anak perempuan di depan, dan dekati dia hati-hati, ayo, santai saja."

"Menurutmu kenapa dia? Apakah Skrewt?" Kataku pada Harry dan Ron, aku tak ikut maju seperti Hermione dan anak perempuan lainnya.

"Oh, dia tidak diserang, Aldrich, kalau itu yang kau kira," Kata Malfoy pelan. "Tidak, dia cuma terlalu malu memperlihatkan wajah jeleknya yang besar."

"Apa maksudmu?" Kata Harry tajam. Malfoy merogoh kantung jubahnya dan menarik keluar halaman surat kabar yang terlipat.

"Ini dia," Katanya. "Berat juga memberitahu kalian."

Dia menyeringai ketika aku menyambar koran itu, membuka lipatannya, dan membacanya. Harry, Ron, Seamus, Dean dan Neville ikut membaca dari balik bahuku. Di atas artikel itu ada foto Hagrid yang tampak salah tingkah.

KESALAHAN BESAR DUMBLEDORE

Albus Dumbledore, Kepala Sekolah Hogwarts yang eksentrik, tak pernah takut memilih guru yang kontroversial, begitu laporan Rita Skeeter, koresponden khusus kami. Bulan September tahun ini dia mempekerjakan Alastor Mad-Eye Moody, mantan auror terkenal yang gemar menyihir, untuk mengajar Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, keputusan yang membuat banyak alis terangkat di Kementerian Sihir, mengingat kebiasaan Moody yang sudah dikenal luas untuk menyerang siapa saja yang mendadak bergerak di dekatnya. Kendatipun demikian, Mad-Eye Moody tampak bertanggung jawab dan baik hati jika dibandingkan dengan makhluk setengah manusia yang dipekerjakan Dumbledore untuk mengajar Pemeliharaan Satwa Gaib.

Rubeus Hagrid, yang mengaku dikeluarkan dari Hogwarts dalam tahun ketiganya, telah menikmati kedudukan sebagai pengawas binatang liar di sekolah sejak saat itu, pekerjaan yang diberikan kepadanya oleh Dumbledore. Tetapi tahun lalu, Hagrid menggunakan pengaruh misteriusnya kepada Kepala Sekolah untuk mendapatkan jabatan tambahan sebagai guru Pemeliharaan Satwa Gaib, mengalahkan banyak kandidat yang jauh lebih bermutu.

Bertubuh luar biasa besar dan bertampang mengerikan, Hagrid telah menggunakan kekuasaan barunya untuk membuat takut murid-muridnya dengan serangkaian makhluk mengerikan. Sementara Dumbledore tutup mata, Hagrid membuat beberapa pelajar terluka dalam pelajaran-pelajarannya yang diakui
oleh banyak anak sebagai sangat mengerikan.

"Saya diserang Hippogriff, dan teman saya Vincent Crabbe digigit Cacing Flobber sampai luka parah," Kata Draco Malfoy, murid kelas empat. "Kami semua membenci Hagrid, tetapi terlalu ketakutan untuk mengatakannya."

Kendatipun demikian, Hagrid tak berniat menghentikan kampanye intimidasinya. Dalam percakapannya dengan Daily Prophet bulan lalu, dia mengaku membiakkan makhluk yang dinamainya Skrewt Ujung-Meletup, hasil silang yang sangat berbahaya antara Manticore dan Kepiting Api. Manticore adalah Makhluk berkepala manusia bertanduk, bertubuh Singa, dan berekor Kalajengking. Penciptaan jenis baru Satwa Gaib sebetulnya kegiatan yang biasanya dikontrol ketat oleh pengaturan dan pengawasan makhluk gaib. Meskipun demikian, Hagrid menganggap dirinya di atas pembatasan picik semacam itu.

"Aku cuma mau sedikit kesenangan." Katanya, sebelum buru-buru mengubah topik pembicaraan. Seakan ini belum cukup, Daily Prophet baru saja mengungkap bukti bahwa hagrid bukan, seperti yang selama ini dia tutup-tutupi, penyihir berdarah murni. Dia bahkan bukan manusia sepenuhnya. Ibunya, kami bisa membuka secara eksklusif, tak lain dan tak bukan si Raksasa Fridwulfa, yang keberadaannya saat ini tidak diketahui.

Haus darah dan brutal, para raksasa membuat diri mereka nyaris punah dengan berperang antar mereka sendiri selama seabad terakhir ini. Sisanya yang tinggal sedikit bergabung dengan Dia-Yang-Namanya-Tak-Boleh-Disebut, dan bertanggung jawab atas beberapa pembunuhan Muggle terburuk yang terjadi selama kekuasaannya yang penuh teror.

Sementara banyak dari raksasa yang mengabdi Dia-Yang-Namanya-Tak-Boleh-Disebut dibunuh oleh Auror yang bekerja melawan pihak hitam, Fridwulfa tidak termasuk diantaranya. Mungkin saja dia kabur ke komunitas para raksasa di pegunungan-pegunungan di Negara asing. Jika keantikannya selama memberi pelajaran pemeliharaan satwa gaib bisa dijadikan petunjuk, putra Fridwulfa tampaknya mewarisi wataknya yang brutal.

Sudah suratan takdir, Hagrid dikabarkan bersahabat erat dengan anak yang menyebabkan kejatuhan Kau-Tahu-Siapa dari kekuasaannya. Persahabatan ini, dengan demikian, mendorong ibunya sendiri, seperti juga para pendukung Kau-Tahu-Siapa yang lain, untuk bersembunyi. Mungkin Harry Potter tidak menyadari kenyataan tak menyenangkan tentang teman besarnya ini, tetapi Albus Dumbledore jelas punya kewajiban untuk memastikan bahwa Harry Potter, bersama teman-temannya, diperingatkan akan bahayanya berhubungan dengan setengah raksasa.

Aku selesai membaca dan mendongak menatap Harry yang terkejut dan Ron yang mulutnya ternganga.

"Apa maksudmu, ‘kami semua membenci Hagrid’?" Harry bertanya tajam kepada Malfoy. "Omong kosong apa ini--" Harry menunjuk Crabbe "--Digigit Cacing Flobber sampai luka parah? Cacing itu bahkan tak punya gigi." Crabbe tertawa terkikik, terlihat puas sekali.

"Yah, kurasa artikel ini akan mengakhiri karier mengajar si bodoh itu," Kata Malfoy, matanya berkilat. "Setengah raksasa, dan kupikir dia menelan sebotol Skele-Gro waktu dia masih muda, tak akan ada ibu dan ayah yang senang mendengar ini. Mereka pasti cemas dia akan memakan anak mereka."

"Beraninya kau." Kataku, aku dengan kasar melemparkan koran itu pada Harry, tanganku terkepal erat dan amarahku pada Malfoy sudah sangat diujung batas, aku mencoba untuk tidak meninjunya, tapi mengingat bagaimana dia mengatai Hagrid bodoh membuatku meninju wajahnya dengan sangat keras sampai dia terjatuh.

"Cassandra!" Kata Seamus dan Dean, terdengar sekali mereka kagum dan juga takut, aku mengabaikannya, masih menatap marah pada Malfoy yang sekarang dibantu berdiri oleh teman-teman Slytherinnya.

"Jangan mengatai Hagrid lagi!" Kataku keras, dan semua anak perempuan yang sedang mengelus Unicorn berbalik melihat padaku, "Aku akan membalasnya--"

"Balas saja, Malfoy! Aku menunggu!" Teriakku, aku hendak maju, tetapi tangan Ron memegang bahuku sehingga aku tertahan ditempat.

Profesor Grubbly-Plank mendekat, "Ada apa?"

"Aldrich meninju Draco!" Kata Theodore Nott yang berada disebelah Malfoy, terdengar pekikan dari anak perempuan, Parkinson dan Pugh mendekati Malfoy, menanyakan keadaannya.

"Potong sepuluh poin dari Gryffindor!" Kata Profesor Grubbly-Plank tegas, aku memandanganya, dia terlihat sedikit marah, dan aku hanya mengendikkan bahu pelan.

Pelajaran Pemeliharaan Satwa Gaib akhirnya selesai, aku, Harry, Ron dan Hermione berjalan menuju Aula Besar, Harry masih memegangi Daily Prophet dengan gemetar marah, sedangkan Hermione diam tak mengatakan apa-apa. Kami sampai di meja Gryffindor, aku duduk dengan perasaan marah yang sudah mereda dan mulai menyendok kaserol daging.

"Tadi kau kenapa memukul Malfoy?" Kata Hermione ragu-ragu, dan Harry langsung menunjukkan Daily Prophet dibawah hidung Hermione, Hermione melongo ketika membacanya, sama seperti Ron membacanya pertama kali.

"Kita harus menjenguknya," Kata Harry. "Malam ini, sesudah ramalan. Bilang padanya kita ingin dia mengajar lagi, kau ingin dia mengajar lagi, kan?" Harry menanyai Hermione.

"Aku, yah, aku tak akan berpura-pura tidak senang mendapat pelajaran Pemeliharaan Satwa Gaib yang layak sekali-sekali, tetapi aku menginginkan Hagrid mengajar lagi, tentu saja!" Hermione menambahkan cepat-cepat, gemetar di bawah pandangan marah Harry.

Maka malam itu seusai makan malam, kami bertiga meninggalkan kastil sekali lagi dan menyeberangi halaman yang membeku ke pondok Hagrid. Kami mengetuk dan gonggong Fang yang membahana menjawab.

"Hagrid, ini kami." Harry berteriak, menggedor pintu. "Buka pintu!"

Hagrid tidak menjawab. Kami mendengar Fang menggaruk-garuk pintu, mendengking, tetapi pintu tetap tidak terbuka. Kami masih menggedor selama sepuluh menit lagi. Ron bahkan menggedor salah satu jendela, tetapi tak ada tanggapan.

"Kenapa dia menghindari kita?" Kataku ketika kami akhirnya menyerah dan berjalan kembali ke sekolah. "Apa dia pikir kita keberatan dia setengah raksasa?"

Tetapi rupanya Hagrid sendiri yang keberatan. Sepanjang minggu kami tidak melihatanya. Dia tak muncul di meja guru pada waktu makan, kami tidak melihatnya melakukan tugas-tugas mengawasi binatang liar di halaman sekolah, dan Profesor Grubbly-Plank terus mengajar Pemeliharaan Satwa Gaib. Juga kabar tentang aku yang memukul Malfoy sudah menjadi perbincangan hangat seminggu ini.

Ada kunjungan ke Hogsmeade pada pertengahan Januari. Hermione heran sekali Harry mau ikut pergi. "Kupikir kau mau menggunakan kesempatan ruang rekreasi yang tenang," Katanya, "Memecahkan teka-teki telur itu."

"Oh, aku, aku rasa aku sudah cukup tahu pemecahannya sekarang." Kata Harry.

"Betulkah?" Kata Hermione, tampak terkesan. "Hebat sekali."

Aku lihat Harry memasang mata tajam-tajam mencari Hagrid sepanjang jalan becek High Street dan menyarankan kami mengunjungi Three Broomsticks setelah memastikan Hagrid tak ada dalam salah satu toko. Rumah makan itu seramai biasanya, tetapi sekali pandang ke meja-meja, aku tahu Hagrid tak ada. Dengan semangat merosot, aku ke meja layan bersama Harry, Ron dan Hermione, memesan empat Butterbeer pada Madam Rosmerta.

Skeeter baru saja masuk. Dia memakai jubah kuning pisang hari ini. Kukunya yang panjang dicat shocking pink, dan dia ditemani fotografernya yang berperut gendut. Skeeter membeli minuman, dan bersama si fotografer menyeruak menuju meja di dekat kami, aku, Harry, Ron dan Hermione mendelik ketika dia mendekat. Dia bicara cepat dan tampak sangat puas.

Continue Reading

You'll Also Like

YES, DADDY! By

Fanfiction

314K 2K 10
Tentang Ola dan Daddy Leon. Tentang hubungan mereka yang di luar batas wajar
2.6K 336 10
BOOK 4 OF FOR ASLAN NARNIA, PLEASE READ "FOR ASLAN" FIRST FOR READING THIS BOOK THANK YOU. Dia kembali, tetapi ini kali terakhir ia akan bertemu den...
45.8K 4.2K 51
"Hei, aku mencintaimu." Tiga kata, penuh makna. Muncul dari mulut lelaki dingin bak es di kutub utara itu begitu saja. Siapa lagi kalau bukan Levi Ac...
30.3K 3.3K 26
[FANFICT] Harry Potter dan Enola Holmes character lainnya milik J.K Rowling dan Nancy Springer kecuali Character tambahan dan OC ■ ENOLA ■