Cassandra Aldrich [✓]

gxrysmxth tarafından

119K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... Daha Fazla

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 13
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Piala Api; 14

1.5K 289 21
gxrysmxth tarafından

<3

•••••

"Cassandra," Panggil seseorang dari belakang, Alegra, dengan rambutnya yang masih oren, wajahnya tampak sedikit kesal, dia membuka mulutnya, "Aku harus berbicara denganmu."

Hermione yang mendengar itu lantas menggeser posisinya, Alegra mengangguk dan berterimakasih pada Hermione, dia mendudukan diri disebelahku, setelah helaan nafas panjang, dia berucap, "Kau harus pergi ke pesta dansa bersamaku."

"Apa?" Kataku, memandang pada Alegra dengan bingung, aku menaruh terlebih dahulu pisau dan garpu, lalu menatap pada Alegra, dan aku juga baru sadar kalo Ron tersedak dan Harry juga Hermione memandang pada Alegra.

"Jadi," Kata Alegra, "Err--paman Carlisle mengirimkan surat padaku, dia memohon agar kau pergi bersama denganku, tidak dengan laki-laki lain."

Aku terdiam mencerna penjelasan dari Alegra, dan perasaan marah seketika menguar dari dadaku, tidak bisa begitu! Aku berhak pergi dengan siapa saja!

"Dan kau mengikuti permintaannya?" Kataku, mencoba untuk menyamarkan rasa marah, Alegra mengangguk, "Astaga Al, kau boleh menolak permintaan Dad."

"Begini saja," Kataku saat suatu ide bagus muncul dari kepalaku, "Kau tulis surat pada Dad, bilang jika aku berdansa denganmu, tapi nanti kita akan berdansa dengan pilihan kita masing-masing, oke?"

"Tapi--"

"Al, aku tahu kau pasti ingin pergi dengan seseorang pilihanmu, 'kan?" Tanyaku pelan, dan Alegra mengangguk, matanya menatap kearah belakangku, lebih tepatnya pada Katie Bell yang sedang bercanda dengan teman-temanya.

"Ayo tulis sekarang," Aku mengajak, dan segera aku meraba tasku dan mengambil parkamen serta pena bulu juga tinta, Alegra sementara itu, dia sedang membereskan meja makan, aku lalu memberikan parkamen dan pena bulu, Alegra menerimanya dan mulai menulis suratnya.

"Tulisanmu jelek, Al." Komentarku saat Alegra hampir selesai menulis suratnya, Alegra mendengus pelan, "Jangan berkomentar, Cass."

"Selesai." Kata Alegra pelan, aku mengangguk dan kami berdua berdiri bangkit, Harry, Ron dan Hermione menatap kami, "Burung hantunya dimana?"

"Aku mendapatkan surat itu saat malam," Kata Alegra, memegang rambutnya sendiri dan mengacaknya pelan, "Jadi dia pasti sedang beristirahat di kandang burung hantu."

"Bagus, ayo kita kesana." Aku melangkah duluan meninggalkan Aula Besar, diikuti oleh Alegra dibelakangku, aku menaikkan syalku sampai menutupi mulutku saat kami berada diluar, aku dan Alegra telah sampai dikandang burung hantu, tiba-tiba, burung hantu berwarna cokelat dengan mata kuning langsung bertengger dibahu Alegra, beruhu-uhu keras.

"Kemarikan." Kataku, mengulurkan tanganku pada Alegra, meminta parkamen surat, Alegra memberikannya dan dengan cepat aku menggulungnya lalu mengikatnya dikaki burung hantu tersebut, setelah aku yakin aku mengikatnya dengan benar, aku menyuruh Algera untuk menerbangkannya.

Kami berdua menyaksikan bagaimana burung itu terbang, Alegra berucap, "Ayo."

"Hai," Suara Diggory! Aku segera berbalik, dan benar saja, ada Diggory disana dengan syal kuning-hitamnya, dia tersenyum, dan entah kenapa aku merasakan jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Aku," Mata Diggory menatap pada Alegra tapi dia langsung menatapku lagi, "Ingin berbicara denganmu."

"Oke." Kataku pelan tapi pasti terdengar oleh Alegra dan Diggory.

"Dan aku akan memperhatikan disini." Kata Alegra, aku mendelik kearahnya, Alegra bersedekap dada dan dia tersenyum menyeringai.

Alegra mengendikkan bahunya acuh, sementara matanya sudah terpaku pada Diggory, "Tidak apa," Kata Diggory, "Ini err--hanya akan sebentar."

"Cassandra," Ujar Diggory, kedua matanya beralih padaku, "Apa kau mau ke pesta dansa bersamaku?"

Hah? Apa? Diggory tadi mengajakku ke pesta dansa? Yang benar? Dan kenapa juga jantungku semakin bergerak dengan cepat? Apa jantungku mempunyai masalah? Baru kali ini aku mengalaminya! Dan juga perasaan hangat yang timbul dipipiku?

"Jadi?" Suara Diggory membuatku tersadar, aku mencoba menjawab, tapi suaraku tak kunjung keluar.

"Tinggal lihat reaksinya," Kata Alegra, mencoba menahan kikikannya, "Pipi memerah, lalu tak bisa menjawab, itu adalah--"

"Ya." Kataku jelas.

Dan kemudian, tanpa aba-aba, aku langsung menuruni tangga yang licin dengan jantung yang semakin berdetak dengan cepat dan rasa panas dipipi yang sekarang menjalar ke telinga, dan aku juga bisa mendengar samar-samar tawa Alegra yang kencang dibelakang.

•••••

Esoknya, aku memasuki ruang rekreasi, setelah tadi dari perpustakaan, memandang berkeliling, dan heran sekali melihat Ron duduk dengan muka pucat pasi di sudut yang jauh. Ginny duduk bersamanya, berbicara kepadanya dengan suara pelan menghibur.

"Ada apa, Ron?" Suara Harry dibelakang membuatku terlonjak kaget, "Harry! Kau mengagetkanku!"

"Oh, maaf." Kata Harry pelan, aku mengangguk dan aku menyadari kalau Harry hari ini bermuka masam, aku dan Harry lalu bergabung dengan Ron dan Ginny, Ron mendongak, wajahnya ngeri.

"Kenapa kulakukan?" Tanya Ron liar. "Aku tak tahu apa yang membuatku melakukannya!"

"Apa?" Tanyaku dan Harry berbarengan.

"Dia, err--baru saja meminta Fleur Delacour untuk ke pesta dansa bersamanya." Kata Ginny. Tampaknya Ginny berusaha menahan tawa, tetapi dia terus membelai lengan Ron dengan penuh simpati.

"Kau apa?" Celetuk Harry.

"Aku tak tahu apa yang membuatku begitu!" Ron meratap lagi. "Ngapain sih aku? Ada banyak orang, di sekitar kami! Aku sudah gila, semua mengawasi! Aku sedang melewatinya di Aula Depan, dia sedang bicara kepada Diggory, dan tiba-tiba saja aku seperti mendapat ide! Dan kuajak dia!" Ron meratap dan menutup wajah dengan tangannya. Dia terus bicara, meskipun kata-katanya nyaris tak jelas.

"Dia memandangku seakan aku ini cacing laut atau apa. Bahkan tidak menjawab. Dan kemudian, entahlah, tiba-tiba saja aku tersadar dan kabur." Kata Ron, lagi, dan aku mulai kasihan padanya.

"Dia keturunan Veela," Kata Harry. "Kau betul, neneknya Veela. Bukan salahmu, aku berani taruhan kau kebetulan lewat ketika dia sedang memancarkan daya pikatnya untuk Diggory dan kau kecipratan sedikit."

"Ini gila," Kata Ron. "Tinggal kita yang belum punya pasangan, yah, kecuali Neville. Hei coba tebak siapa yang diajaknya? Hermione!"

"Apa?" Kata Harry, perhatiannya teralih sepenuhnya oleh berita mengejutkan ini.

"Yeah, aku tahu!" Kata Ron, mukanya sudah mulai berwana lagi ketika dia mulai tertawa. "Neville bilang padaku sesudah pelajaran Ramuan! Katanya Hermione sejak dulu baik, membantunya dalam pelajaran dan tugas-tugasnya, tetapi Hermione bilang pada Neville dia akan pergi dengan orang lain. Ha! Asal ngomong saja! Dia cuma tak mau pergi dengan Neville, maksudku, siapa sih yang mau?"

"Jangan begitu, Ron!" Kataku keras.

Tepat saat itu Hermione memanjat masuk lewat lubang lukisan. "Kenapa kalian berdua tidak makan malam?" Katanya, mendatangi kami.

"Karena mereka berdua baru saja ditolak oleh cewek-cewek yang mereka ajak ke pesta dansa." Kata Ginny. Harry dan Ron langsung diam.

"Terima kasih banyak, Ginny." Kata Ron galak.

"Semua yang cakep sudah diambil orang, Ron?" Kata Hermione angkuh. "Eloise Midgen mulai tampak cantik sekarang, kan? Yah, aku yakin kalian akan menemukan seseorang di suatu tempat yang mau pergi bersama kalian."

Tetapi Ron melongo memandang Hermione lalu padaku dan pada Hermione lagi, seakan tiba-tiba saja dia baru sadar.

"Hermione, Cassandra, kalian berdua cewek!" Kata Ron keras.

"Oh, kau baru tahu sih," Balas Hermione masam.

"Yah, kau bisa pergi dengan salah satu dari kami!" Sambar Ron.

"Tidak, aku tak bisa," Tukasku, dan Ron mengernyit memandangku bingung, aku hanya mengendikkan bahuku acuh.

"Aku juga tak bisa." Timpal Hermione.

"Oh, ayolah," Kata Ron tak sabar, "Kami butuh pasangan, kami akan kelihatan bodoh kalau tak punya pasangan, yang lain semua punya."

"Aku tak bisa pergi bersama kalian," Kata Hermione, wajahnya sekarang merona merah, "Karena aku akan pergi dengan orang lain."

"Tidak, kau belum punya pasangan," Kata Ron. "Kau bilang begitu hanya untuk menolak Neville!"

"Oh, begitu, ya?" Ujar Hermione, dan matanya berkilat berbahaya. "Hanya karena perlu tiga tahun bagimu untuk menyadari bahwa aku cewek, Ron, tidak berarti bahwa tak ada orang lain yang menyadarinya, dan aku sudah pergi dengan orang lain!"

Dan dia bergegas ke kamar anak-anak perempuan. "Dia bohong!" Kata Ron tegas, memandangnya pergi.

"Tidak." Kata Ginny tenang.

"Dengan siapa kalau begitu?" Tanya Ron tajam.

"Aku tak mau bilang, itu urusannya." Kata Ginny.

"Baik," Kata Ron, yang tampak terpukul sekali, "Urusan ini makin konyol saja. Ginny, kau bisa pergi dengan Harry, biar aku--"

"Aku tak bisa," Kata Ginny, dan wajahnya merona merah juga. "Aku akan pergi dengan Neville. Dia memintaku setelah Hermione menolak, dan kupikir, yah--kalau tidak aku tak bisa pergi, aku belum kelas empat." Ginny tampak merana sekali. "Kurasa aku mau makan dulu," Katanya, dan dia bangkit lalu berjalan ke lubang lukisan, kepalanya menunduk. Ron terbelalak menatap Harry.

"Kenapa sih mereka semua?" Tanyanya, dan mata Harry dan juga Ron memandang kearahku, terlihat sekali jika Ron berharap kalau aku tidak punya pasangan, aku mengendikkan bahu.

"Maaf, aku tak bisa," Kataku, raut wajah Ron langsung berubah, "Diggory telah mengajakku dan aku menjawab ya."

Hening beberapa lama, dan Harry berkata, "Tunggu di sini," Dia bangkit, berjalan menuju Parvati yang baru masuk ruang rekreasi bersama dengan Lavender.

"Parvati? Maukah kau ke pesta dansa bersamaku?" Parvati langsung terkikik. Harry menunggu sampai kikiknya mereda.

"Ya, baiklah," Kata Parvati akhirnya, wajahnya merah padam.

"Terima kasih," Kata Harry, tampak sekali jika dia lega, "Lavender, maukah kau pergi dengan Ron?"

"Dia pergi dengan Seamus," Kata Parvati, dan keduanya terkikik lebih keras daripada tadi.

Harry menghela nafas. "Bisakah kau menyarankan orang lain yang bersedia pergi dengan Ron?"

"Bagaimana kalau Hermione Granger?" Kata Parvati.

"Dia sudah pergi dengan orang lain." Parvati tampak kaget. "Oh, siapa?" Tanyanya penasaran. Harry mengangkat bahu. "Entahlah,"

"Jadi, bagaimana dengan Ron?"

"Yah," Kata Parvati lambat-lambat. "Kurasa saudara kembarku mungkin mau, Padma, kau tahu, di Ravenclaw. Akan kutanya dia kalau kau mau."

"Yeah, tolong tanya dia," Kata Harry. "Kabari aku nanti, ya?" Dan Harry berjalan kembali kepadaku dan Ron.

•••••

Kendati ada begitu banyak PR yang diberikan kepada anak kelas empat untuk dikerjakan selama liburan, aku sama sekali tak bernafsu mengerjakannya ketika semester berakhir, dan aku menikmati seminggu sebelum natal semaksimal mungkin bersama anak-anak lain. Menara Gryffindor tidak bertambah sepi dibanding sebelum libur. Malah rasanya lebih sempit, sebab para penghuninya lebih gaduh daripada biasanya. Fred dan George sukses besar dengan Krim Kenari mereka, dan selama dua hari pertama liburan, di mana anak-anak mendadak berubah berbulu. Tetapi sesudah itu, semua anak Gryffindor sangat berhati-hati kalau ditawari makanan oleh anak lain, siapa tahu di dalamnya ada Krim Kenarinya. Fred berbagi rahasia kepadaku bahwa dia dan George sekarang sedang mengembangkan sesuatu yang lain. Aku mencatat dalam benakku untuk tidak menerima apupun, sekeping keripik pun tidak, dari Fred dan George di masa mendatang.

Salju turun lebat menyelimuti kastil dan halamannya sekarang. Kereta Beauxbatons yang berwarna biru pucat tampak seperti labu besar dingin bersalju di sebelah rumah kue jahe berlapis es yang tak lain adalah pondok Hagrid, sementara lubang-lubang kapal-kapal Durmstrang berlapis es, tiang-tiang kapalnya putih salju. Para peri rumah di dapur menyajikan kaldu kental hangat yang lezat dan pudding-puding enak, dan hanya Delacour yang bisa menemukan sesuatu yang bisa dikeluhkan.

Burung hantu Ron beruhu-uhu rebut di biras tangga berhias untaian tetesan air, gulungan perkamen terikat di kakinya. Orang-orang yang melewatinya menunjuk-nunjuk dan tertawa, dan serombongan anak perempuan kelas tiga berhenti dan berkata, "Oh, lihat burung hantu mungil itu! Lucu banget ya?"

"Burung bodoh!" Desis Ron, bergegas naik dan mengambil Pigwidgeon. "Bawa surat ke alamat yang dikirim! Jangan malah berlama-lama memamerkannya!" Pigwidgeon beruhu riang, kepalanya muncul dari dalam genggaman Ron. Semua anak perempuan kelas tiga itu tampak kaget.

"Minggir!" Ron membentak mereka, melambaikan tinju yang menggenggam Pigwidgeon. Pigwidgeon beruhu semakin ceria ketika dia meluncur ke udara. "Ini, ambil ini, Harry." Ron menambahkan dengan berbisik ketika anak-anak kelas tiga itu menyingkir, tampak tersinggung. Ron menarik jawaban Sirius dari kaki Pigwidgeon. Harry mengantonginya, dan mereka bergegas ke menara Gryffindor untuk membacanya. Semua anak di ruang rekreasi terlalu sibuk menikmati suasana liburan, sehingga mereka tidak memperhatikan apa yang dilakukan anak lain. Aku, Ron, Harry dan Hermione duduk terpisah dari yang lain di dekat jendela gelap yang perlahan diselimuti salju dan Harry membaca;

Dear Harry,

Selamat telah berhasil melewati si Ekor Berduri. Siapapun yang memasukkan namamu ke dalam piala mestinya tak begitu senang sekarang! Aku waktu itu hendak menyarankan Kutukan Conjunctivitus, karena mata naga adalah bagian tubuhnya yang paling lemah,

"Itu yang dilakukan Krum!" Bisik Hermione.

tetapi caramu lebih baik. Aku terkesan sekali. Tetapi jangan berpuas diri dulu, Harry. Kau baru menyelesaikan satu tugas. Siapapun yang mengikutkanmu dalam turnamen ini masih punya banyak kesempatan lain kalau mereka mau mencelakaimu. Buka matamu lebar-lebar, terutama kalau orang yang kita bicarakan ada di dekatmu, dan berkonsentrasilah untuk menghindari kesulitan.

Teruslah menyuratiku, aku masih ingin mendengar apapun yang tidak biasa.

Sirius

"Dia kedengaran persis seperti Profesor Moody," Kataku pelan, dan Harry menyimpan surat itu balik jubahnya.

"Tetapi dia benar, Harry," Kata Hermione. "Kau masih harus menyelesaikan dua tugas lagi. Harusnya kau sudah mulai memeriksa telur lagi, dan mulai mereka-reka apa artinya--"

"Hermione, dia masih punya waktu lama!" Tukas Ron. "Mau main catur, Harry?"

•••••

Harry dan Ron bergabung denganku juga Hermione di ruang rekreasi dan kami turun untuk sarapan bersama-sama. Kami melewatkan sebagian besar pagi hari di menara Gryffindor. Semua anak menikmati hadiah mereka di sana. Kemudian kembali ke aula besar untuk makan siang yang lezat, termasuk paling tidak seratus ekor kalkun dan pudding natal, dan seonggok tinggi biscuit sihir Cribbage.

Sore harinya kami turun ke halaman. Salju membentang licin tak tersentuh, kecuali kanal-kanal dalam yang dibuat anak-anak Durmstrang dan Beauxbatons dalam perjalanan mereka ke kastil. Aku dan Hermione memilih menonton Harry dan kakak beradik Weasley berperang bola salju daripada ikut bermain dan pada pukul lima aku juga Hermione berkata bahwa kami akan kembali ke atas untuk bersiap-siap ke pesta.

Aku dan Hermione sampai diruang rekreasi, kami berdua langsung membersihkan diri, Hermione juga meminta bantuanku untuk meriasnya, aku langsung menyanggupinya, aku akan memakaikannya mantra perias yang waktu itu Mum ajarkan padaku, Hermione sudah siap dengan gaun ringan berwarna biru indah, tapi dia belum selesai dengan wajah dan rambutnya, aku meminta Hermione menutup mata, dan aku menggumamkan mantra perias dan langsung saja rambutnya yang tadinya mengembang berantakan jadi rapi mengilap dan dipilin menjadi sanggul anggun dibelakang kepalanya.

"Hermione," Kataku pelan, melihat pada Hermione dari atas kebawah, "Kau fantastis!"

"Terimakasih," Kata Hermione malu, dia memandang pada arloji yang tergeletak dimeja, pukul enam, dia memekik pelan, "Pasanganku sudah menunggu!"

"Oke-oke," Kataku terkikik, "Aku akan mengantarmu keluar, pasanganmu menunggu didepan asrama, 'kan?"

Hermione mengangguk malu, dan aku memandu Hermione menuju keluar asrama, disana sudah ada laki-laki berbadan tegap yang membelakangi kami, dia pasti anak Durmstrang, laki-laki itu berbalik, dan aku menyadari kalau itu adalah Krum!

"Hai," Kata Krum, "Kau cantik."

Hermione mengucapkan terimakasih dengan pelan, hampir sepeti berbisik, aku bisa lihat pipinya merona merah, dia memandang padaku terlebih dahulu sebelum akhirnya tangannya menggandeng tangan kekar Krum, Krum melihat kearahku, kali ini dia tersenyum tipis, kemudian dia mulai berjalan meninggalkan asrama bersama dengan Hermione

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

69.3K 6.3K 49
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
30.6K 4.2K 19
⌗ ❪ 𝗻𝗲𝘁𝗲𝘆𝗮𝗺 𝘅 𝗼𝗰 𝘅 𝗹𝗼'𝗮𝗸 ❫ ꒱ 🐚 ↳ 𝘄𝗿𝗶𝘁𝘁𝗲𝗻 𝗶𝗻 𝗶𝗻𝗱𝗼𝗻𝗲𝘀𝗶𝗮𝗻 ❞ ━ 𝗜𝗡 𝗪𝗛𝗜𝗖𝗛, "𝘁𝗵𝗲 𝘄𝗮�...
29.6K 3K 27
WARNING! (Mengandung spoiler berat) Our kin was cursed father! by eternal love! Seorang gadis remaja yang sangat mengagumi karya J.R.R Tolkien, berke...
4.8K 553 12
Dimana akuh? Siapa kalian? Dan apa ini? Kenapa aku tak mengingat apapun, selain namaku? Gadis cantik yang satu satunya terperangkap di Glade. Tak ada...