Cassandra Aldrich [✓]

By gxrysmxth

119K 18.8K 1.1K

[Harry Potter Fanfiction] Tahun-tahun Cassandra Aldrich saat di Hogwarts bersama dengan ketiga sahabatnya; Ha... More

Tawanan Azkaban; 1
Tawanan Azkaban; 2
Tawanan Azkaban; 3
Tawanan Azkaban; 4
Tawanan Azkaban; 5
Tawanan Azkaban; 6
Tawanan Azkaban; 7
Tawanan Azkaban; 8
Tawanan Azkaban; 9
Tawanan Azkaban; 10
Tawanan Azkaban; 11
Tawanan Azkaban; 12
Tawanan Azkaban; 13
Tawanan Azkaban; 14
Tawanan Azkaban; 15
Tawanan Azkaban; 16
Tawanan Azkaban; 17
Tawanan Azkaban; 18 [✓]
Piala Api; 1
Piala Api; 2
Piala Api; 3
Piala Api; 4
Piala Api; 5
Piala Api; 6
Piala Api; 7
Piala Api; 8
Piala Api; 9
Piala Api; 10
Piala Api; 11
Piala Api; 12
Piala Api; 14
Piala Api; 15
Piala Api; 16
Piala Api; 17
Piala Api; 18
Piala Api; 19
Piala Api; 20
Piala Api; 21 [✓]
Orde Phoenix; 1
Orde Phoenix; 2
Orde Phoenix; 3
Orde Phoenix; 4
Orde Phoenix; 5
Orde Phoenix; 6
Orde Phoenix; 7
Orde Phoenix; 8
Orde Phoenix; 9
Orde Phoenix; 10
Orde Phoenix; 11
Orde Phoenix; 12
Orde Phoenix; 13
Orde Phoenix; 14
Orde Phoenix; 15
Orde Phoenix; 16
Orde Phoenix; 17
Orde Phoenix; 18 [✓]
Pangeran Berdarah Campuran; 1
Pangeran Berdarah Campuran; 2
Pangeran Berdarah Campuran; 3
Pangeran Berdarah Campuran; 4
Pangeran Berdarah Campuran; 5
Pangeran Berdarah Campuran; 6
Pangeran Berdarah Campuran; 7
Pangeran Berdarah Campuran; 8 [✓]
Cassandra Aldrich II

Piala Api; 13

1.6K 283 15
By gxrysmxth

"Ini amat berat," Kata Lee, mengangkat telur emas yang diletakkan Harry di atas meja, dan menimbangnya. "Buka dong, Harry, ayo! Coba kita lihat apa isinya!"

"Dia harus memecahkan petunjuk itu sendiri," Kata Hermione tegas. "Ada dalam peraturan turnamen."

"Aku juga diharuskan berupaya sendiri bagaimana bisa melewati naga itu." Gumam Harry, sehingga hanya aku yang bisa mendengarnya, dan aku nyengir agak merasa bersalah.

"Yeah, ayo, Harry, buka!" Beberapa anak ikut membujuk. Lee menyerahkan telur emas kepada Harry, dan Harry mencongkel lekukan yang melingkari telur dengan kukunya dan membukanya.

Telur itu berongga dan sama sekali kosong, tetapi begitu Harry membukanya, suara yang sangat mengerikan, lolongan keras melengking, memenuhi ruangan. Bunyi yang paling mirip dengan lolongan ini adalah orkes hantu yang memainkan alat musik gergaji dalam pesta ulang tahun kematian Nick-si-Kepala-Nyaris-Putus.

"Tutup." Raung Fred, menutupi telinganya.

"Apa itu?" Kata Seamus, menatap telur ketika Harry menutupinya lagi. "Kedengarannya seperti Banshee. Mungkin berikutnya kau harus melewati Banshee, Harry."

"Itu mirip suara orang yang disiksa!" Kata Neville, yang sudah pucat pasi dan menumpahkan sosis di lantai. "Kau harus melawan Kutukan Cruciatus!"

"Jangan ngaco, Neville, itu illegal," Kata George. "Mereka tidak akan menggunakan Kutukan Cruciatus pada para juara. Menurutku suaranya mirip Percy menyanyi, mungkin kau harus menyerangnya waktu dia mandi, Harry."

"Mau kue selai, Cassandra?" Fred menawarkan. Aku memandang ragu-ragu piring yang disodorkan Fred. Fred nyengir.

"Tidak apa-apa," Katanya. "Tidak kuapa-apakan. Aku hanya menambahkan racun--" Neville, yang baru saja menggigit kue itu, tersedak dan memuntahkannya. Fred terbahak. "Cuma bergurau, Neville."

Awal bulan Desember membawa angin dan hujan bersalju ke Hogwarts. Meskipun kastil selalu berangin di musim dingin, aku bersyukur kastil punya perapian dan bertembok tebal, setiap kali aku melewati kapal Durmstrang di danau. Kapal itu terempas-empas diterpa angin, layarnya yang hitam menggelembung dilatarbelakangi langit yang gelap. Aku menduga caravan Beauxbatons pastilah amat dingin juga. Hagrid, aku perhatikan, rajin memberi minum kuda-kuda Madam Maxime dengan minuman kegemaran mereka, wiski gandum. Uap yang menguar dari palungannya di sudut lapangan cukup untuk membuat seluruh murid kelas Pemeliharaan Satwa Gaib pusing. Ini membuat keadaan tambah runyam, karena kamo masih merawat Skrewt yang mengerikan dan perlu pikiran cerdik untuk melakukannya.

"Aku tak yakin apakah mereka tidur di musim dingin atau tidak," Hagrid memberitahu pada kami yang gemetar kedinginan di kebun labu kuning yang berangin dalam pelajaran berikutnya. "Kupikir kita coba saja lihat apakah mereka mau tidur, kita taruh saja mereka dalam kotak-kotak ini."

Sekarang tinggal sepuluh Skrewt. Rupanya keinginan mereka untuk saling bunuh belum terpuaskan. Masing-masing panjangnya kini mencapai dua meter. Kulit mereka yang tebal abu-abu, kaki mereka yang merayap kuat, ujung-ujung tubuh mereka yang bisa meledak, sengat dan sungut pengisap mereka, menyatu membuat mereka menjadi makhluk paling menjijikkan yang pernah dilihat olehku. Seluruh kelas memandang dengan putus asa.

Aku benar-benar menikmati dua jam pelajaran Ramalan sore itu. Kami masih membuat peta bintang dan Ramalan, tetapi setelah Harry dan Ron kembali bersahabat, keseluruhan pelajaran jadi sangat lucu lagi. Professor Trelawney, yang sangat puas dengan keduanya ketika mereka meramalkan kematian mereka yang mengerikan, segera menjadi jengkel ketika mereka berdua berkali-kali terkikik mendengar penjelasannya tentang berbagai cara Pluto mengacaukan kehidupan sehari-hari.

"Kurasa," Kata Profesor Trelawney dalam bisikan mistis yang tidak menyembunyikan kejengkelannya, "Beberapa diantara
kita mungkin tak akan sesembrono ini kalau mereka melihat apa yang kulihat saat memandang ke dalam bola kristalku semalam. Saat aku duduk di sini, asyik menyulam, dorongan untuk melihat bola kristal menguasaiku. Aku bangkit, duduk di depannya, dan memandang kedalaman kristalnya, dan apa menurut kalian yang balas memandangku?"

"Kelelawar tua jelek memakai kacamata super besar?" Gumam Ron dalam bisikan. Aku dan Harry susah payah menahan tawa.

"Kematian, anak-anak." Katanya, Parvati dan Lavender menekap mulut mereka, tampak ngeri.

"Ya," Kata Profesor Trelawney, mengangguk-angguk mengesankan, "Kematian datang semakin dekat, melayang melingkar seperti burung nasar, makin rendah, makin rendah di atas kastil," Dia jelas-jelas menatap Harry, yang menguap lebar-lebar tanpa ditutup-tutupi.

"Akan sedikit lebih impresif kalau dia tidak mengatakannya kira-kira delapan puluh kali sebelumnya," Kata Harry ketika akhirnya kami menghirup udara segar di tangga di bawah ruangan Profesor Trelawney. "Tapi kalau aku mati setiap kali dia meramalkannya, aku akan jadi keajaiban dunia medis."

"Kau akan jadi semacam hantu berkonsentrasi tinggi." Kataku terkekeh, ketika kami berpapasan dengan Baron Berdarah yang menuju arah berlawanan, matanya yang lebar menatap bengis.

Tetapi Hermione tidak ikut makan malam, juga tak ada di perpustakaan ketika kami mencarinya di sana sesudahnya. Satu-satunya yang ada di perpustakaan adalah Krum. Ron mondar-mandir di balik rak-rak buku selama beberapa waktu, mengawasi Krum, berdebat dalam bisikan dengan aku dan Harry soal apakah dia sebaiknya meminta tanda tangannya, tetapi kemudian Ron menyadari bahwa enam atau tujuh cewek bersembunyi di balik rak berikutnya, mendebatkan hal yang persis sama, dan dia kehilangan antusiasmenya.

"Heran, kemana dia?" Ujar Ron selagi dia, aku dan Harry kembali ke Menara Gryffindor, Harry menjawab, "Entah, Balderdash."

•••••

"Pesta dansa Natal telah mendekat, bagian dari tradisi Turnamen Triwizard dan kesempatan kita untuk bergaul lebih akrab dengan tamu-tamu asing kita. Nah. Pesta dansa ini hanya untuk anak-anak kelas empat keatas, meskipun kalian boleh mengajak murid yang lebih muda kalau mau." Kata Profesor McGonagall, matanya mengawasi kami, Lavender terkikik nyaring. Parvati menyodok keras rusuknya, wajahnya bersusah payah menahan kegeliannya sendiri. Mereka berdua menoleh memandang Harry. Profesor McGonagall mengabaikan mereka.

"Jubah pesta akan dipakai,"  Profesor McGonagall meneruskan, "Dan pesta dansa akan dimulai pukul delapan malam pada hari Natal, berakhir tengah malam di Aula Besar. Nah, sekarang." Professor McGonagall sengaja menatap seluruh kelas.

"Pesta dansa ini tentu saja kesempatan bagi kita semua untuk, err--bersantai," Katanya, dengan nada tak suka. Lavender terkikik lebih keras lagi, dengan tangan menekap mulutnya untuk meredam suaranya. Aku bisa melihat apa yang lucu kali ini: Profesor McGonagall tak pernah santai.

"Tetapi itu tidak berarti," Profesor McGonagall meneruskan, "Ada pengenduran standar tingkah laku yang kami harapkan dari murid-murid Hogwarts. Aku akan kecewa sekali kalau ada anak Gryffindor yang mempermalukan sekolah dengan cara apapun."

Bel berdering, disusul bunyi aktivitas yang biasa kami, segera membereskan tas kamk dan menyandangkannya ke bahu. Profesor McGonagall berseru mengatasi semua suara itu, "Potter, aku mau bicara sebentar."

Seminggu yang lalu, Harry mengatakan padaku bahwa mencari pasangan dansa soal enteng dibanding menghadapi naga Ekor Berduri Hungaria. Tetapi sekarang setelah dia melakukan pertarungan dengan naga, dan menghadap prospek mengajak anak perempuan ke pesta dansa, dia ternyata lebih memilih menghadapi naga sekali lagi.

Aku belum pernah menghadapi begitu banyak anak mendaftar untuk tinggal di Hogwarts selama liburan natal. Sebelum ini anak-anak yang tinggal sedikit sekali. Namun tahun ini tampaknya semua anak kelas empat, dan kelas-kelas di atasnya, tinggal dan bagiku mereka semua tampak terobsesi oleh pesta dansa, atau paling tidak semua anak perempuan, dan mengherankan sekali, mendadak di Hogwarts serasa ada begitu banyak anak perempuan. Aku tak pernah memperhatikan ini sebelumnya. Dan juga aku heran kenapa anak-anak perempuan ini terkikik dan berbisik-bisik di koridor, menjerit tertawa ketika anak-anak laki-laki melewati mereka, membanding-bandingkan catatan apa yang akan mereka pakai pada hari natal malam.

Minggu terakhir semester menjadi ramai sekali. Desas-desus tentang pesta dansa natal berseliweran, meskipun aku  tidak mempercayai setengah diantaranya. Misalnya saja, bahwa Profesor Dumbledore telah membeli delapan ratus tong minuman mead panas dari Madam Rosmerta. Meskipun demikian, rupanya benar bahwa dia telah memesan The Weird Sister, grup musik yang terkenal.

Beberapa guru, seperti Profesor Flitwick yang mungil, menyerah, tak lagi mengajar kami, muridnya banyak-banyak selagi pikiran kamk jelas melantur ke tempat lain. Dia membiarkan kami bermain-main dalam jam pelajarannya di hari rabu, dan melewatkan sebagian waktunya untuk bicara dengan aku dan Harry soal Mantra Panggil sempurna yang digunakannya dalam menghadapi tugas pertama Turnamen Triwizard. Guru-guru lain tidak semurah hati itu. Tak ada yang bisa membelokkan Profesor Binns, misalnya, dari catatannya tentang pemberontakan goblin, karena Profesor Binns tak membiarkan kematiannya sendiri menjadi panghalang dirinya meneruskan mengajar, kami duga hal kecil seperti natal tidak akan mengganggunya. Sungguh mengherankan bagaimana dia bisa membuat bahkan kerusuhan berdarah dan mengerikan para goblin kedengarannya sama membosankannya dengan laporan pantat kuali Percy. Profesor McGonagall dan Profesor Moody juga menuntut kami belajar sampai detik terakhir jam pelajaran. Dan Profesor Snape, tentu saja, jelas enggan mengizinkan kami bermain-main di kelas, sama enggannya seperti kalau dia disuruh mengadopsi Harry. Memandang kami semua dengan galak, dia mengumumkan bahwa dia akan menguji kami soal penangkal pada jam pelajaran terakhir semester itu.

"Jahat sekali dia," Kata Ron getir malam itu di ruang rekreasi Gryffindor. "Memberi tes pada hari terakhir. Merusak sisa semester dengan beban belajar yang begitu banyak."

"Mhm, kau tidak bersusah payah belajar, kan?" Komentar Hermione, memandangnya dari atas catatan Ramuannya. Ron sedang asyik membuat istana kartu dengan kartu Exploding Snap-nya, yang jauh lebih menarik daripada kartu Muggle biasa, karena ada kemungkinan istananya bisa meledak kapan saja.

"Ini kan natal, Hermione," Kata Harry bermalas-malasan. Dia sedang membaca ulang Terbang bersama Cannons untuk kesepuluh kalinya di kursi berlengan dekat perapian, disebelahku. Hermione memandangnya dengan galak juga. "Kupikir kau akan melakukan sesuatu yang konstruktif, Harry, bahkan kalau kau tak ingin belajar ramuan penangkal racun!"

"Apa misalnya?" Kata Harry sambil memandang Joey Jenkins dari tim Cannons memukul Bludger kearah Chaser Ballycastle Bats.

"Telur itu!" Desis Hermione.

"Sudahlah, Hermione, aku masih punya waktu sampai tanggal dua puluh empat Februari." Kata Harry.

Dia menyimpan telur emas itu di atas dalam kopernya dan belum pernah membukanya lagi sejak pesta merayakan keberhasilannya melaksanakan tugas pertama. Masih ada waktu dua setengah bulan sebelum dia perlu tahu apa artinya lolongan melengking itu.

"Tetapi siapa tahu perlu berminggu-minggu untuk memahami artinya." Kataku, memandang pada Harry, "Kau akan tampak bodoh kalau yang lain tahu apa tugas berikutnya dan kau tidak."

"Jangan ganggu dia, dia berhak bersantai sebentar." Kata Ron sambil meletakkan dua kartu terakhirnya di atas istananya dan seluruh istana meledak, menghanguskan alisnya.

"Bagus, Ron, alis hangus cocok untuk jubah pestamu." Fred dan George yang berkomentar. Mereka duduk di meja bersama aku, Harry, Ron dan Hermione, sementara Ron memeriksa seberapa parah kerusakan alisnya.

"Ron, boleh tidak kami pinjam Pigwidgeon?" Tanya George.

"Tidak, dia sedang mengantar surat," Jawab Ron. "Kenapa?"

"Karena George mau mengajaknya ke pesta dansa." Kata Fred sinis.

"Karena kami mau mengirim surat, bodoh." Ujar George.

"Kalian ini menulis terus ke siapa sih?" Tanya Ron.

"Jangan ikut campur, Ron, kalau tidak kubakar hidungmu sekalian." Ancam Fred, melambaikan tongkat sihirnya. "Jadi, kalian sudah punya pasangan untuk pesta dansa?"

"Belum." Jawab Ron.

"Kalau begitu harus buru-buru, kalau tidak yang cantik-cantik sudah kuambil semua," Kata Fred menyeringai

"Kau sendiri pergi dengan siapa?" Tanyaku seraya mengangkat alisku satu.

"Angelina." Kata Fred segera, tanpa malu-malu.

"Apa?" Tanya Ron kaget. "Kau sudah memintanya?"

"Pertanyaan bagus," Kata Fred. Dia menoleh dan berteriak ke seberang ruang rekreasi. "Oi! Angelina!"

Angelina, yang sedang mengobrol dengan Alicia di dekat perapian, memandangnya. "Apa?" Dia membalas berteriak.

"Mau ke pesta dansa bersamaku?" Angelina menatap Fred dengan pandangan menilai. "Baiklah," Katanya, dan dia kembali menoleh ke Alicia dan meneruskan mengobrol, dengan wajah sedikit nyengir.

"Begitu," Kata Fred kepada Harry dan Ron, "Gampang."

Aku menguap dan langsung menutup mulutku, rasanya akhir-akhir ini aku jadi gampang mengantuk, George memandang kearahku, "Kau sudah mendapatkan pasangan, Cassandra?"

"Hmm?" Aku bergumam, "Belum."

"Aku kira kau sudah mendapatkan pasangan saat pertama kali pesta dansa diumumkan." Kata Fred sambil memandangku.

Aku menggeleng pelan, "Uhh--aku tak sepopuler itu, 'kan?"

Staf Hogwarts, yang ingin memberi kesan baik kepada tamu-tamu dari Beauxbatons dan Durmstrang, rupanya bertekad untuk menunjukkan kastil dalam keadaan seindah-indahnya di hari natal. Ketika dekorasi telah terpasang, aku sadar itu dekorasi paling memesona yang pernah dilihat selama aku di sekolah ini. Untaian tetes air beku dipasang pada birai tangga pualam. Dua belas pohon Natal yang biasa dipasang di Aula Besar dipenuhi hiasan serba aneka, dari holly berry yang menyala, sampai burung hantu emas hidup yang beruhu-uhu, dan semua baju zirah sudah disihir untuk menyanyikan lagu-lagu natal setiap kali ada anak yang melewatinya. Seru juga mendengar hai mari berhimpun dinyanyikan oleh helm kosong yang cuma hafal separo liriknya. Berkali-kali, Mr. Filch si penjaga sekolah harus mengeluarkan Peeves dari baju-baju zirah, tempat dia bersembunyi, mengisi kekosongan kata-kata dalam lagu itu dengan lirik ciptaannya sendiri, yang semuanya sangat kurang ajar.

Pagi itu, aku duduk bersama Harry, Ron dan Hermione di Aula Besar, memakan sarapan kami, Harry dan juga Ron mukanya terlihat kusut sekali, sepertinya mereka berdua sedang memikirkan siapa yang akan mereka ajak, berbeda dengan Hermione, dia tampak biasa-biasa saja.

••••

Besok aku triple update, jadi tunggu ya<3

Continue Reading

You'll Also Like

9.3K 1.1K 31
Gadis itu selalu terluka, seberapa keras gadis itu mencoba untuk melindungi teman temannya, pasti ada saja yang menghalangi jalannya. Gadis itu lalu...
121K 18.6K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
11.3K 822 12
The story about Tony family and avengers.
20.1K 2.5K 11
Reya merutuki dirinya sendiri yang memasuki novel yang berjudul 'Chosen By Me' yang sedang hangat hangatnya dalam perbincangan. Reya kira dia akan me...