18. The Kingdom

By TintaHitamTanpaArah

177K 15.2K 152

Just imagine, bertahun lama orang asyik hina dan salahkan diri dia di atas kesalahan yang ayahnya telah laku... More

Episode 1
Episode 2
Episode 3
Episode 4
Episode 5
Episode 6
Episode 7
Episode 8
Episode 9
Episode 10
Episode 11
Episode 12
Episode 13
Episode 14
Episode 15
Episode 16
Episode 17
Episode 18
Episode 19
Episode 20
Episode 21
Episode 22
Episode 23
Episode 24
Episode 25
Episode 26
Episode 27
Episode 28
Episode 29
Episode 30
Episode 31
Episode 32
Episode 33
Episode 34
Episode 35
Episode 36
Episode 37
Episode 38
Episode 39.
Episode 40
Episode 41
Episode 42
Episode 43
Episode 44
Episode 45
Episode 46
Episode 47
Episode 48
Episode 49
Episode 50
Episode 51
Episode 52
Episode 53
Episode 54
Episode 55
Episode 56
Episode 57
Episode 58
Episode 59
Episode 60
Episode 61
Episode 62
Episode 63
Episode 64
Episode 65
Episode 66
Episode 67
Episode 68
Episode 69
Episode 71
Episode 72
Episode 73
Episode 74
Episode 75
Episode 76
Episode 77
Episode 78
Episode 79
Episode 80
Episode 81
Episode 82
Episode 83
Episode 84
Episode 85
Episode 86
Episode 87
Episode 88
Episode 89
Episode 90
Episode 91
Episode 92
Episode 93
Episode 94
Episode 95
Episode 96
Episode 97

Episode 70

1.6K 151 1
By TintaHitamTanpaArah

Rehat di antara kelas tu, para pelajar luangkan masa untuk beriadah dekat laman berumput belakang akademi.

Laman tu sangat luas, terdapat banyak pokok renek dan sebuah tasik dekat situ. Redup dan terlindung dari cahaya matahari.

Ramai-ramai pelajar yang ada di situ, ada yang duduk bersila sambil keluarkan kuasa magis mereka, ada yang gunakan tanah untuk berlatih menggunakan teras elemen tanah, ada yang kawal angin supaya awan tetap memayungi mereka dekat atas, dan ada juga yang hanya duduk tidak berbuat apa-apa.

Di bawah pokol rendang, duduknya Diane di situ.

Kaki berkasut kulit highcut warna hitam dipadankan dengan seluar skinny hitam dan kemeja putih itu hayun kanan dan kiri senang hati sewaktu pemiliknya duduk melunjur di atas rumput memerhati orang yang ada di sekeliling dengan senyuman di bibir.

Angin yang bertiup itu menerbangkan rambutnya yang berwarna merun red velvet terbang ke belakang sebelum jari jemari tu naik menguak anak rambut ke belakang telinga.

Tidak jauh dari tempat dia duduk, Sarah yang biasanya kelihatan murung dan tertekan telah berubah  menjadi ceria semula seperti tidak pernah berlaku apa-apa dalam hidupnya. Malah lebih bersemangat dari sebelumnya.

Melihatkan perubahan itu, mengundang senyuman di bibir Diane. Namun tak lama, senyuman itu jatuh menjadi murung. Tiba-tiba dia berasa bersalah.

Kalau bukan di sebabkan dia, pasti Sarah tidak akan kehilangan Daniel.

Dan Daniel tidak akan mati kalau botol berisi racun tu dia tak letak atas meja.

Kalau  la dia tidak ambil minuman itu dari Frost pasti semua kejadian buruk ni takkan berlaku.

Berasa kesal dan bengang dengan apa yang dirasai, Diane pun melepaskan hela panjang kerana letih. Entah bila nak habis semua ni.

Tidak semena, ada yang bersuara dari sebelahnya.

"Sudah-sudahlah mengenang benda yang dah lepas. Bukannya kau boleh patah balik masa dan betulkan semua tu...,"tegur Kaiser yang baring di sebelahnya, muka di tutup dengan buku untuk elakkan silau.

Diane palingkan kepala ke kirinya. tunduk memandang orang yang baring berbantalkan lengan itu. Ihh...sibuk je. Orang nak tangkap feeling pun tak boleh.

"Apa maksud kau...tiba-tiba je. Aku ada cakap apa-apa ke?"tanya dia.

Kaiser mengalihkan buku itu dari muka sebelum baring mengiring dengan kepala di topang dengan tangan. Dia pandang Diane dengan muka tidak ada perasaan.

"Sorry not sorry, but I can read your mind actually..."maklumnya.

Mata Diane terbeliak. "Excuse you?" Dia pandang terkejut ke Kaiser. Rahangnya jatuh tergamam.

What the hell!

"Kau boleh baca fikiran aku?"Diane tercengang. "Jadi selama ni kau-"tak terkata dia dibuatnya. Mulutnya tutup bukak seperti ikan sebab terlalu bingung nak cakap apa.

Kaiser ketap garis nipis di bibir sambil buat muka menengokkan reaksi Diane.Drama queen betul.Bukannya hal besar pun. "Apa-apa je lah...so sekarang aku nak kau jangan fikir banyak sangat....okay!"Kaiser kembali baring terlentang. Buku tadi di bawa ke wajahnya semula. Dia tak peduli apa reaksi Diane. Apa dia tahu Diane dah dengar apa dia kata dan Diane perlu berhenti berfikir dengan banyak sebab semua ni peningkan kepala dia.

Diane pandang tak percaya dengan sikap selamba badak Kaiser.

Berani betul lelaki ni! Siapa izinkan untuk ceroboh privasi minda dia! Eh-eh sesedap cukup rasa betul!Buku dekat muka Kaiser di angkatnya.

"Hei! Jangan nak buat tak endah ya.Siapa izinkan kau untuk baca fikiran aku hah! Apa lagi yang kau tak beritahu aku! Cakap cepat!"marahnya dengan hidung kempis nak hilang sabar.

Kaiser hanya memejamkan mata, berbuat tidak dengar akan pertanyaan Diane. Bukannya dia saja-saja dengar apa yang Diane fikirkan.  Dah nama pun secret knight...tak ada yang dia boleh lakukan mengenainya. Terima je la.

Sikap acuh tidak acuh Kaiser mengundang marah Diane. Hal itu hanya membuatkan gadis itu berang lalu memukul dada itu dengan buku yang dipegang.

BUK!Terbuka luas terus mata Kaiser kerana sebu dek pukulan itu.

Sambil mengerengkot memegang dada, Kaiser terbatuk."Uhuk!"Sakit bhai!

Diane berdengus puas hati. Rasakan!

Bengang punya pasal Kaiser pun bangun dari situ lalu bersila menghadap Diane dengan marah. "Woi! Kau kenapa! Sakit tau tak!" Kaiser menjerkah dengan kening berkerut sewaktu memandang Diane dengan kening mencerlung. Suka hati betul!

"Hmph!"Diane silangkan tangan ke dada sewaktu palingkan kepala ke kanan. "Habis tu aku cakap dengan kau, kau buat tak tahu je siapa suruh." kata Diane dengan muka bercemberut masam. Ingat dia tak pandai marah ke!

"Dah kau tu banyak soalnya siapa suruh." sentap Kaiser dengan jengkel.

Diane palingkan muka semula ke Kaiser dengan kening berkerut.Tanya aje pun. Bukannya kena keluarkan duit ke apa. Lantak situ, nak tanya jugak! "Jadi selama ni sepanjang aku bersama dengan kau, kau boleh tahu apa yang aku fikirkan?"tanyanya lagi.

Sambil pandang Diane dengan kening mencerun Kaiser mengusap dada,cuba nak hilangkan rasa sakit. Dia berkira-kira nak jawab ke tidak. Nanti kalau tak jawab dia yang dimarah. Kalau di jawab nanti di tanya lagi soalan lain. Grr! Mak nenek la Diane ni!

"Tak selalu."gerutunya. "Kadang-kadang jer. Kalau aku nak, aku dengar. Kalau aku tak nak memang aku tak peduli langsung pasal kau." jawab Kaiser dengan nada tak berminat.

Diane buat muka, terkejut dan jengkel pada masa yang sama. Dia mengigit bibir menahan sabar. Ihh...sukanya la kan. Boleh  pulak switch on switch off baca fikiran dia. Ingat dia ni lampu ke!

"Jadi sebab tu ke kau boleh tahu aku dalam bahaya ke tak?Sebab tu la kau selalu ada masa aku dalam masalah?Sebab kau boleh dengar aku?"tanya Diane tanpa henti lepas tu.

Kaiser lepaskan hela nafas panjang. Tengok, kan dah beritahu. Mak nenek ni mesti akan tanya dia soalan lagi punya.  Dia buat muka letih masa pandang Diane. Kecik besar je dia perhatikan. Banyak sungguh soalannya. Ingat dia ni bank jawapan apa. Tanya itu, tanya ini.

"Ya. Sebab tu. Sekarang kau tutup mulut atau aku yang tolong kau tutup mulut tu. Serabut la dengar!"

Diane mencebik bibir menyampah sambil perhatikan Kaiser yang masih mengusap dada. "Sakit sangat ke?"Diane mengesot rapat ke Kaiser sejurus itu.

Nak dia jerit depan muka tu ke baru faham bahasa! Ya tuhan! Kenapa la Diane ni tak boleh berhenti dari bertanya. " Nampak aku tengah happy ke gosok dada ni?" sindir Kaiser sewaktu jeling.

Diane angkat tangan lalu mengusap tempat yang dia pukul dengan buku tadi. "Sorry..." ucapnya dengan perlahan.

Kaiser kemudiannya turunkan tangan lepas Diane sentuh dada dia. Tanpa berkata apa-apa, dia hanya membiarkan tangan Diane yang mengusapnya pula.

Semakin dia benci pada Diane entah kenapa semakin suka pulak dia bila orang ini dekat dengannya. "Wei..." panggilnya.

Diane angkat matanya dari dada Kaiser ke mata lelaki tu. "Apa?"sahutnya.

"Aku bencikan kau tau tak.."lafaz Kaiser masa tatap muka Diane.

Diane balas ucapan tu dengan jelingan menyampah. Dia tolak dada Kaiser yang sedang di usap itu dengan perlahan.

Hish! Tak guna punya perangai! Menjengkelkan!

"Macam la kau sorang...aku pun..."balas Diane.

Kaiser tersentak lepas Diane berhenti dari mengusap dada dia."Eh...siapa suruh berhenti! Sakit lagi ni hah..." arah dia dengan garang.

"Tadi kata tak suka...buat apa aku teruskan lagi." balas Diane.

Kaiser tarik tangan Diane lalu di bawa ke dadanya semula. "Tak ada-tak ada...kau hutang aku banyak...kau patut balas semua  kebaikan aku dengan melayan aku baik-baik.."

Diane buat muka 'what the heck' lepas dengar. Buang tebiat apa Kaiser ni.  Sekejap cakap macam tu sekejap cakap macam ni! Tak serupa bikin betul. "Kepala otak kau!" Diane terus tepis tangan Kaiser lalu tolak lelaki tu sampai terbaring ke belakang. "Memang tak la!"bidasnya serta merta.

"Hei!"marah Kaiser masa bangun dari terbaringnya.

Continue Reading

You'll Also Like

45.4K 10.6K 25
K A R Y A|| k e s e b e l a s [ this story just like, "yang kuban kuban jelah" ha like that ] Kisah percintaan hantu lagi best dari manusia 🗿 Eh tib...
2.3K 100 21
Kemunculan Haniha Feliasia di Kerajaan Dahliakediawan telah membangkitkan semangat jahat yang telah lama terkubur di ruangan bawah tanah istana Perma...
25.9K 2.3K 8
FudinguFamiliaChallenge Tema: Cinta Kecantikkannya digilai oleh sang jejaka, Kecantikkannya dicemburui oleh sang perawan, Namun, rupa tidak menggamb...
53.3K 4.4K 54
Book 2 of fantasy series. [Book 1: Phoenix: The Legend Power] [Book 2: Dragon: The Next Heir] Setelah keamanan menguasai Wonderland, dunia perlahan-l...